💎 :: Terlalu senang

161 36 0
                                    

Jangan lupa komentar ❤️❤️

_____

Sedari tadi Heeyul terus menerus mengulas senyum di bibirnya, moodnya hari ini sedang baik. Bahkan selama kelas berlangsung Dean selalu bertanya tentang keadaan Heeyul yang menurutnya sangat aneh. Tapi Heeyul hanya membalas dengan gelengan kepalanya dengan senyum yang tidak luntur dari wajahnya.

Ternyata berpelukan dengan Junkyu dapat membuat nyaman, rasanya Heeyul ingin terus-menerus memeluk Junkyu.

Pelukannya memang sudah terlepas, tapi rasanya masih terasa erat.

Setelah menata rapih bahan-bahan di dapur, Heeyul mengalihkan pandangan ke sekitar untuk mencari keberadaan Junkyu.

"Junkyu."

Hening beberapa saat, matanya menatap kosong pada pintu kamar Junkyu yang masih tertutup rapat.

Tapi saat Heeyul menatap lamat-lamat pintu tersebut, tetapi tidak lama pintu kamar Junkyu terbuka.

Junkyu melangkahkan kakinya ke arah ruang tamu dengan satu tangannya yang memegang gitar, lalu mendudukkan dirinya. Perlahan tangannya memetik senar gitar menjadi sebuah irama.

Heeyul masih diam memperhatikan hanya bisa mengulas senyumnya, dia baru sadar dengan satu hal, apapun yang berhubungan dengan Kim Junkyu selalu berhasil membuat banyak kupu-kupu yang terbang diperutnya.

Heeyul memilih untuk mendekat ke arah Junkyu, lalu mendudukkan dirinya di sebelah Junkyu.

Awalnya Junkyu terkejut, karena dia kira Heeyul belum pulang dari tempat les. Namun tidak lama pria itu menunjukin senyumnya sambil mencuri satu kecupan di pipi Heeyul.

Menjengkelkan memang, tetapi Heeyul suka.

Karena malu, gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah lain, jantungnya berdetak tidak karuan, sedangkan pipinya merona.

Kim Junkyu menyebalkan.

"Cieee, malu" ledeknya

Heeyul menatap Junkyu yang kini sedang tersenyum ke arahnya.

"Aku juga bisa main gitar."

Tangan Heeyul beralih memposisikan letak gitar, tangan kanannya sudah bersiap untuk memetik senar gitarnya.

Jreng!

"Udah bisanya gitu doang," Heeyul kembali memberikan gitarnya tersebut pada Junkyu dengan wajah datarnya. Sedangkan Junkyu hanya bisa terkekeh melihat tingkah Heeyul, dia kira Heeyul bener- benar bisa bermain gitar.

Sejujurnya Heeyul pernah ikut kursus belajar main gitar selama sebulan. Melihat orang-orang bermain gitar memunculkan rasa ingin bisa pada diri Heeyul, tetapi Heeyul merasakan kebenarannya yang sesungguhnya, nyatanya bermain gitar itu sulit, dan berakhir Heeyul menyerah dan keluar dari kursus gitar tersebut dengan jari-jari tangannya yang penuh luka. Padahal Heeyul sudah bertekad besar saat itu, tapi apa boleh buat kalau akhirnya dia cuma bisa menghafal satu kunci.

"Jangan di ketawain!" Pekiknya sambil menyekap mulut Junkyu dengan tangan kanannya.

Heeyul orangnya tega-tega saja, padahal di balik semua itu ada perjuangannya.

"Maaf" mendengar ucapan Junkyu dengan perlahan Heeyul menjauhkan tangannya dari mulut Junkyu, kemudian beranjak dari duduknya.

Mata Heeyul tertuju pada mobil mewah yang terparkir di halaman depan rumahnya, apa tujuan Junkyu membeli mobil semewah itu kalau pada akhirnya di terlantarkan seperti sekarang.

"Kim Junkyu" panggilnya, tidak ada jawaban dari pria Kim itu.

Namun sebuah tangan melingkar indah di pinggang Heeyul, siapa lagi pelakunya kalau bukan Junkyu. Soalnya hanya dia yang ada di rumah ini.

"Apa tujuan kamu beli mobil itu?"

Junkyu tidak langsung menjawab, pria itu menaruh kepalanya di bahu Heeyul sebelum bergumam.

"Biar terlihat keren." Tangan Heeyul beralih nepuk-nepuk tangan Junkyu yang melingkar di pinggangnya, memberikan isyarat agar Junkyu segera melepaskan pelukannya.

Setelah Junkyu melepaskan pelukannya, Heeyul beralih masuk ke dalam kamarnya.

Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya, namun siapa sangka Junkyu melakukan hal yang sama di sebelahnya. Pria itu mengikuti Heeyul.

"Kim Junkyu"

"Kenapa kamu suka manggil nama aku dengan lengkap?"

"Suka cara penyebutannya."

Junkyu mengubah posisinya, tangan kirinya dia gunakan untuk bantalan Heeyul, sedangkan tangan satu dia gunain untuk memeluk Heeyul.

Heeyul diam, ia bisa mendengar detak jantung Junkyu yang berdetak cepat.

"Heeyul, aku punya temen" gumamnya.

"Siapa?"

Junkyu mulai bercerita, pria itu bercerita bagaimana awal pertemuan dia bersama pria bernama Seonghan. Awalnya Junkyu sedang bermain bola di lapangan depan perumahan karena mereka bosan sendiri. Tapi tidak lama dari itu, Seonghan datang bersama temen-temennya dan mengajak Junkyu untuk main bersama. Di sana tidak hanya ada pria saja, tetapi ada wanita juga, walaupun bisa di hitung dengan jari.

Mulai dari situ Junkyu di ajak bergabung di tim bola milik Seonghan, katanya pria itu masih membutuhkan satu orang lagi untuk bertanding minggu depan. Junkyu dengan semangat menerimanya. Apalagi sepak bola adalah salah satu olahraga yang dia suka selain berenang.

"Kalau di salah satu wanita yang ada di sana ada yang suka sama Junkyu bagaimana?" Tanya Heeyul, tiba-tiba rasa khawatirnya datang begitu saja.

"Abaikan, aku punya kamu." Gumamnya sambil mempererat pelukannya pada pinggang Heeyul.

"Aku pulau pertama kamu kapal, tidak mungkin sebuah kapal akan selalu menetap di pulau yang sama, seiring waktu dia akan berlayar ke pulau lain dan berakhir meninggalkan pulau pertama."

"Tidak semuanya seperti itu..."

"Kapalnya berarti mogok, kalau tidak mau jalan" timpal Heeyul dan hal itu membuat Junkyu terkekeh.

"Sesuai kekuatan hati saja, aku tidak seperti itu."

Junkyu memposisikan dagunya di atas kepala Heeyul, tangan yang di pakai untuk memeluk pinggang Heeyul kini terulur untuk mengusap kepala Heeyul agar wanita itu cepat masuk ke alam mimpi.

"Aku tidak mau tidur!" Junkyu menganggukkan kepalanya, tapi tetap melakukan kegiatannya. Seiring usapan Junkyu di kepala Heeyul membuat secara perlahan gadisnya memejamkan mata dan berakhir benar-benar masuk ke alam mimpi gadis itu.

Mendengar nafas Heeyul yang mulai teratur, Junkyu menatap lamat wajah tenang Heeyul. Tangannya beralih menyibak anak rambut yang menutupi wajah Heeyul.

"Katanya tidak mau tidur" keluh Junkyu sambil terkekeh.

"Cantik," lanjutnya sambil mengecup kening Heeyul dengan sayang untuk beberapa saat sebelum Junkyu ikut masuk ke alam mimpinya.

EARLY : SHOW YOURSELFWhere stories live. Discover now