💎 :: Mencoba untuk mendekat

196 45 0
                                    

Sore ini Heeyul dan Junkyu berjalan melewati di pinggir sungai. Junkyu mengambil kesempatan untuk menelusupkan jarinya ke dalam jemari Heeyul, hal membuat Heeyul tersentak kaget sehingga secara refleks  menarik tangannya dari genggaman Junkyu.

"Kan kita sudah sepakat untuk mencoba," keluh Junkyu pada Heeyul.

Mereka berdua memang sudah sepakat untuk mencoba menjalankan hubungan. Tentang perasaan adalah hal yang mudah karena perasaan akan timbul kapanpun, seiring berjalannya waktu.

Dengan sigap tangan Junkyu kembali menarik tangan Heeyul dan menyelipkan jari-jarinya pada jari mungil milik Heeyul, Heeyul terdiam sambil memandang kedua tangan mereka yang kini saling bertautan.

"Ayo kita pergi ke pusat perbelanjaan," ucapannya, lalu kembali melangkahkan kakinya yang sempat tertahan.

Selama perjalanan, hanya Junkyu yang terus menerus berbicara, sedangkan Heeyul? Gadis itu memilih untuk diam.

Sebenernya ia tidak biasa dengan semua ini, jadi Heeyul tidak tahu harus melakukan hal apa untuk kencan pertama mereka berdua.

"Aku hanya bawa ini," perkataan Junkyu membuat Heeyul menatap ke arah pria yang berada di sebelahnya.

Terlihat Junkyu sedang tersenyum sambil memandangi wajahnya, tangan kanannya memegang sebuah kartu yang Heeyul yakini itu adalah sebuah black card.

Heeyul menyembunyikan ekspresi kagetnya dengan sebuah anggukan saat melihat sebuah black card yang Junkyu pegang, padahal dalam hati Heeyul bertanya-tanya.

Dari mana pria itu mendapatkannya?

"Kau bisa sewa rumah dengan itu" ujar Heeyul pada Junkyu. Namun Junkyu menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia tidak akan melakukan hal tersebut karena tujuan adalah Heeyul.

"Kita harus tinggal bersama?"

"Tidak bisa!"

"Harus bisa"

Heeyul menghela nafas, baru kali ini ia menyerah untuk berlawan argumen dengan seseorang.

"Kamu mau beli apa?" Tanya Heeyul pada Junkyu karena mereka berdua sudah tiba di pusat perbelanjaan.

Mengingat jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah yang Heeyul tempati, membuat keduanya memilih pergi dengan berjalan kaki.

"Baju" jawab Junkyu, pria itu mengeratkan genggamannya pada tangan Heeyul, lalu menarik Heeyul ke salah satu toko baju.

Heeyul mengukirkan senyumnya saat melihat ekspresi wajah Junkyu, namun tanpa Heeyul sadari ada perasaan aneh yang menyerangnya secara tiba-tiba.

Perasaan nyaman.

Menurunnya perasaan itu sangat asing baginya karena ia sama sekali belum merasakannya.


•••



Setelah puas berbelanja, Junkyu mengajak Heeyul ke tempat bermain yang masih berada di dalam pusat belanja.

"Main ini?" Tanya Junkyu sambil menunjuk mesin basket yang terletak di sebelah mereka.

"Yang menang boleh minta satu permintaan dari yang kalah" lanjutnya.

Heeyul diam sejenak, lalu menganggukkan kepalanya menyetujui tantangan yang Junkyu berikan.

Keduanya langsung mengambil posisi di depan mesin basket tersebut.

Barang siapa yang memiliki score paling tinggi, itulah pemenangnya.

EARLY : SHOW YOURSELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang