💎 :: Maksud tersendiri

172 38 0
                                    

Pagi harinya, Heeyul dan Junkyu memilih untuk membuat sarapan untuk mereka.

Kedua saling kompak untuk membantu satu sama lain, pria bermarga Kim itu selalu melaksanakan petunjuk yang Heeyul berikan padanya. Hingga pada akhirnya selesailah kegiatan masak mereka berdua.

"Kayaknya enak" gumam Junkyu sambil memandang soup rumput laut yang berada di depannya.

Tidak ingin berlama-lama, keduanya segera menyantap sop masing-masing. Namun detik selanjutnya suasana di buat hening karena keduanya terdiam sambil mengatupkan kedua mulutnya.

"MANIS BANGET!" Pekik keduanya secara bersamaan.

Dengan segera Heeyul berlari ke arah kamar mandi untuk membuang makanan yang berada di mulutnya, di ikuti oleh Junkyu yang berada di belakangnya.

Gadis itu beralih memijat pangkal hidungnya sambil berfikir, kenapa masakan yang di buatnya rasanya seperti ini.

Heeyul melirik Junkyu yang baru saja mengusap bibirnya dengan punggung tangannya karena baru saja memuntahkan makanannya.

"Kamu masukin apa?"

"Maaf yah Heeyul, aku tidak tau mana garam dan mana gula." Pria itu terkekeh dengan wajah tanpa dosa.

Jika seperti ini. Apakah keduanya bisa melanjutkan sarapannya lagi.

Ia tertawa dalam hati.

Mendengar pengakuan Junkyu, membuat Heeyul memaklumi pria itu. Wajar sekali bagi pria, bahkan Dean saja tidak tau yang mana bawang merah.

"Makan di luar saja" ajak Junkyu

Hal itu membuat Heeyul menganggukkan kepalanya. Gadis itu langsung berjalan menuju kamarnya untuk berganti baju, begitupun dengan yang Junkyu lakukan.

Heeyul tidak membutuhkan waktu lama untuk berganti baju, bahkan dia sudah selesai dari lima menit yang lalu.

Hal yang membuat dirinya terduduk di ruang tamu adalah menunggu Junkyu, pria itu lama sekali keluar dari kamarnya. Bahkan Heeyul sudah sempat meneriaki namanya, namun Junkyu tidak kunjung keluar. Tangannya beralih menyibak gorden rumahnya, matanya terpukau menatap sebuah mobil Lamborghini berwarna hitam yang terparkir di halaman rumahnya.

Siapa yang memarkirkan mobil mewah di halaman rumahannya? Apa sang pemilik mobil tidak mempunyai tempat untuk parkir?

"Hei," tepukan di punggung Heeyul membuat gadis itu mengalihkan pandangannya pada Junkyu.

Pria itu tersenyum sambil mengusap kepala Heeyul.

"Liatin apa?" Tanyanya, pria itu sedikit menggeserkan badannya untuk melihat apa yang di perhatikan Heeyul.

"Punya siapa?" Tanya Heeyul pada Junkyu, pria itu mengerutkan keningnya sambil menatap wajah Heeyul yang terlihat kebingungan.

Keduanya beranjak dari duduknya, lalu memilih untuk keluar dari rumah menuju halaman depan.

Lagi-lagi Heeyul di buat terpukau oleh desain yang di miliki mobil yang berada di depannya, semuanya terlihat mewah. Bahkan Heeyul baru pertama kali melihatnya.

Junkyu yang berada di belakang Heeyul mengukirkan senyumannya. Berada di sebelah Heeyul membuat Junkyu terus menerus tersenyum.

"Ayo kita pergi" ajakannya sambil merangkul bahu Heeyul.

Pria itu mengulurkan satu tangannya untuk membuka pintu mobil, hal itu membuat Heeyul membulatkan matanya karena kaget. Jadi pemilik mobil mewah adalah Junkyu, pantas saja.

"Demi apa Kim Junkyu?" Junkyu mengangguk-angguk kepalanya, kedua tangannya mendorong bahu Heeyul untuk segera masuk ke dalam mobil tersebut dan jangan lupakan satu tangan Junkyu yang melindungi kepala Heeyul agar tidak terbentur.

Setelah Heeyul masuk ke dalam mobil, Junkyu langsung mengambil alih untuk menyetir. Melihat Junkyu yang sudah berada di posisinya membuat Heeyul merasa ragu.

"Kamu bisa nyetir mobil?"

Junkyu menatap Heeyul sejenak "Bisa" pekiknya sambil menyalakan mesin mobil.

"Umur kamu berapa?"

Pertanyaan Heeyul membuat pergerakan Junkyu berhenti, padahal pria itu baru saja ingin menjalankan mobilnya.

"Aku gak akan menua di sini" gumamnya.

"Apa?"

"Bukan apa-apa, jangan di pikirin." Mendengar perkataan Junkyu membuat Heeyul terdiam sejenak, perkataan yang pernah Junkyu ucapakan saat pertama kali mereka bertemu terngiang-ngiang di kepalanya.

Junkyu mengalihkan pandangannya pada Heeyul yang kini menatap kosong ke arah depan, sebuah senyum miris terukir di bibir Junkyu.

"Pake seatbelt" pintahnya, namun Heeyul tidak menanggapinya. Dengan gerakan cepat Junkyu mencondongkan tubuhnya untuk membantu Heeyul memakai seatbelt, perbuatan Junkyu berhasil membuat Heeyul kaget karena jarak wajah di antara mereka sangat dekat, hal itu membuat hidung milik Heeyul bersentuhan dengan kulit pipi milik Junkyu.

Detik selanjutnya, Junkyu menatap kearah Heeyul sehingga hidung keduanya bersentuhan.

"Jantung aku sudah seperti ingin meledek," Junkyu membawa tangan Heeyul pada dadanya, matanya membulat sempurna saat merasakan jantung Junkyu yang berdetak sangat cepat.

"Apa sih!" Pekiknya sambil mendorong tubuh Junkyu.

"Akh..." Ringis Junkyu, Heeyul mendorong Junkyu terlalu kuat sehingga kepalanya terbentuk atap mobil.

"Ehh...maaf", terlihat jelas raut bersalah di wajah Heeyul. Tangan gadis itu terulur untuk mengelus kepala belakang Junkyu.

"Sakit" keluhnya sambil mempoutkan bibir layaknya seperti anak kecil.

"Maaf, Kim Junkyu. Aku reflek tadi" gumamnya dengan tangan yang masih setia mengelus kepala belakang Junkyu.

Melihat itu Junkyu mengulas senyumnya, pria itu beralih menarik tubuh Heeyul ke dalam dekapannya.

Tangannya mengusap kepala Heeyul dengan sayang, sedang Junkyu menaruh dagunya di atas kepala Heeyul dan sesekali mencium puncuk kepala Heeyul.

Jadi seperti ini rasanya di perhatikan oleh orang yang kita sayang. Junkyu memejamkan matanya, sedangkan tangannya mempererat pelukannya pada Heeyul.

Junkyu bersyukur bisa merasakan kebahagiaan yang benar-benar timbul dari dirinya sendiri.

"Biarkan aku lebih lama seperti ini," ucapnya dengan nada memohon.

"Kenapa tidak beli rumah saja?"

"Tidak ingin, lebih suka tinggal bersama Heeyul" ujarnya sambil mengeratkan pelukannya.

Heeyul hanya bisa terdiam, namun tangan terangkat untuk membalas pelukan Junkyu, gadis itu mengangguk-angguk kepalanya sebagai jawaban.

"Aku mau minta satu permintaan sama kamu," Heeyul mendongakkan kepalanya agar dapat melihat wajah Junkyu.

"Apa?"




"Tolong cintai aku dengan tulus dan tolong jadi diri kamu sendiri, apapun yang kamu alami di masa kini dan masa depan."

EARLY : SHOW YOURSELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang