💎 :: Sesuatu yang tidak terlupakan

153 34 0
                                    

JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE❤️

______

Keesokan harinya Junkyu di buat kuwalaha dengan semua dekorasi yang di belinya, pria itu terlalu bersemangat sehingga membeli banyak dekorasi untuk memberikan Heeyul kejutan karena hari ini adalah hari kelahiran Byun Heeyul, tetap gadis Byun itu masih terlelap akibat tidur terlalu larut malam karena ia mengkhawatirkan Junkyu yang secara tiba-tiba mimisan, padahal Junkyu sendiri merasa baik-baik saja.

Berhubung Heeyul masih tertidur, Junkyu memilih untuk mendekorasi semuanya. Dia juga sudah membelikan sebuah kue yang sudah di simpan dalam lemari pendingin.

Junkyu nekat melakukan sendiri karena pria itu ingin merayakan ulang tahun berdua bersama Heeyul dan memberikan kesan yang tidak akan terlupakan nantinya untuk keduanya.

Tanpa Junkyu  sadari hari sudah berganti menjadi sore hari, Junkyu tidak menyangka jika melakukan semua ini sangat melelahkan dan mengeluarkan banyak tenaga.

Walaupun rasanya sangat lelah, namun dia tidak ingin beristirahat sama sekali hingga semuanya berada di tahap selesai.

Junkyu menghela nafas, kakinya beralih melangkah ke arah lemari pendingin untuk menggapai kue yang sudah di belinya tadi, dia juga tidak lupa untuk menyalahkan lilin. Setelah semuanya selesai, Junkyu beralih memasuki kamar Heeyul bertepatan saat dirinya ingin membuka pintu, pintu kamar Heeyul sudah terbuka lebih dulu dari dalam dan memperlihatkan Heeyul dengan senyum di wajahnya.

Junkyu beralih menggeserkan badannya yang menghalangi penglihatan Heeyul.

Hal pertama yang Heeyul liat adalah rumahnya yang terhias cantik dan jangan lupa sebuah kue yang terletak di meja makan dengan lilin yang meyala di atasnya.

Heeyul menutup mulutnya, dia tidak percaya bahwa Junkyu akan melakukan hal ini. Pandangan beralih pada Junkyu yang berdiri di sebelahnya.

Dengan gerakan cepat gadis itu langsung berlari memeluk Junkyu dengan erat. Junkyu mengulas senyumnya, tangannya terulur untuk mengusap kepala belakang Heeyul dengan sayang.

"Happy Birthday, Heeyul. Aku sayang kamu" bisiknya tepat di telinga Heeyul yang membuat tangisan Heeyul pecah begitu saja.

Gula, ini gila. Bahkan Heeyul sendiri tidak ingat hari ini adalah hari kelahirannya.

"Jangan nangis, sayang" pria bermarga Kim itu beralih mendaratkan bibirnya di kening Heeyul sambil memejamkan matanya.

Setelah beberapa menit, barulah Junkyu melepaskan ciumannya di kening Heeyul. Ibu jarinya beralih menghilangkan jejak air mata yang berada di pipi Heeyul.

"Ayo tiup lilin." Junkyu beralih menggenggam tangan Heeyul dan mengajak gadisnya untuk lebih mendekat ke arah meja ruang makan.

"Make a wish" pintahnya sambil memegang bahu Heeyul.

"Tiup lilinnya bareng yah, Kim Junkyu" rengek Heeyul dan Junkyu langsung menganggukkan kepalanya.

Heeyul mulai memejamkan matanya, bibirnya bergerak untuk menyebutkan kalimat demi kalimat yang tidak bisa Junkyu dengar. Namum hal itu berhasil membuat Junkyu tersenyum sambil memandangi wajah serius Heeyul.

"Ayo kita tiup lilin bareng."

"1"

"2"

"3"

Keduanya saling memandang setelah lilin berhasil padam, Heeyul tersenyum lebar sambil memandang Junkyu. Ternyata bahagia sangatlah mudah.

"Makasih, Kim Junkyu."

"Apapun untuk kamu." Junkyu beralih menggapai tangan Heeyul, di usaplah punggung tangan Heeyul secara perlahan dan sesekali pria itu menaruhnya telapak tangan Heeyul di pipinya.

"Ada hal yang harus selalu kamu ingat." Junkyu mulai membuka suaranya, namun matanya enggan untuk menatap wajah Heeyul.

"Apa?"

"Aku mencintaimu, sekarang, besok dan seterusnya." Gumam Junkyu dan berakhir dengan kekehan di bibir pria itu.

Detik selanjutnya Junkyu beralih memasukan sebuah cincin di jari manis milik Heeyul.

"Hadiah ulangtahun kamu dari aku" Gumamnya sambil terkekeh, di pandanglah cincin yang kini melingkar di jari manis milik Heeyul sambil tersenyum. Dia tidak menyangka jika cincin yang disimpannya kini memiliki pemilik yang tepat.

"Ini berlebihan." seru Heeyul, namun dengan segera Junkyu menggelengkan kepalanya.

"Ini tidak adil, masa kamu saja yang kasih, aku nggak."

"Kan kamu yang ulang tahun, sayang"

"Aku juga mau kasih," Heeyul beralih melepas kalung yang di pakainya, lalu memberikan kalung tersebut kepada Junkyu.

"Kalung ini berharga untukkuku, ini pemberian mama yang selalu aku jaga dengan baik. Kalau kamu malu memakai kalung itu, simpan aja baik-baik, Kim Junkyu" jelasnya pada Junkyu, pria itu langsung mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menatap kalung pemberian Heeyul yang kini berada di genggamannya.

Junkyu beralih menarik Heeyul kedalam pelukannya, hal itu membuat Heeyul secara otomatis menyandarkan kepalanya di dada Junkyu. Tangan Junkyu bergerak untuk mengusap punggung Heeyul, sesekali pria itu mengecup puncak kepala Heeyul yang membuat Heeyul terkekeh sehingga gadis itu mengeratkan pelukannya pada Junkyu.

Sebuah canda dan tawa tercipta di antara mereka berdua sehingga keduanya tidak sadar bahwa kini waktu telah berganti menjadi malam hari.


•••


Jam dinding telah menunjukkan pukul 10 malam, Heeyul melangkah kakinya untuk masuk ke kamar Junkyu dengan tangan kanannya yang membawa bantal. Niatnya malam ini Heeyul ingin tidur bersama Junkyu di kamar pria itu.

Saat Heeyul membuka pintu kamar Junkyu, hal pertama yang Heeyul dapat adalah Junkyu yang sedang duduk di atas kasur sambil bersandar pada headboard kasur dengan tangan yang memegang sebuah pena.

"Heeyul"

Heeyul mengulas senyumnya saat Junkyu sadar dengan kehadiran, kakinya bergerak cepat naik ke kasur Junkyu dan langsung menyandarkan kepalanya pada dada pria itu.

Tangan kanan Junkyu yang tadinya memegang pena kini beralih mengusap surai Heeyul, sedangkan pena yang ia pegang sudah di taruh di nakas.

"Tumben rapi"

Heeyul tertegun saat melihat kamar Junkyu yang biasanya berantakan kini terlihat sangat rapih, barang-barang yang biasanya berserakan kini di letakan pada tempatnya dengan rapih membuat Heeyul tersenyum senang.

"Masa mau berantakan terus kamarnya, lagian lebih enak di liat seperti ini" jawab Junkyu.

Heeyul hanya mengangguk-angguk kepalanya saja, lagian yang Junkyu ucapkan ada benarnya.

Seiring usapan Junkyu di kepala Heeyul membuat gadis itu perlahan-lahan memejamkan matanya, hal itu membuat Junkyu mengamati wajah tenang Heeyul sambil mengulas senyumannya di bibir, namun detik selanjutnya air mata Junkyu ikut terjatuh beriringan dengan senyuman di bibir seorang Kim Junkyu.

Junkyu sangat senang dapat bertemu wanita sebaik Heeyul, wanita yang selalu ceria. Junkyu juga berhasil membuat Heeyul selalu tersenyum dan mulai meninggalkan kebiasaan buruknya yaitu lebih suka menyendiri di banding beradaptasi pada orang lain.

"Heeyul dalam kedua insan yang bertemu, singgah atau berkunjung, pasti salah satu dari mereka ada yang memutuskan untuk pergi, entah dalam suatu dan tujuan seperti apa"

Karena sudah puas memandang wajah tenang Heeyul, Junkyu ikut memejamkan matanya menuju hari esoknya.

EARLY : SHOW YOURSELFWhere stories live. Discover now