💎 :: kehilangan akal

190 38 0
                                    

Waktu sudah berganti menjadi malam hari, namun Heeyul masih setia terduduk di ruang tamu dengan aktivitasnya, gadis itu enggan menutup matanya. Padahal malam sudah semakin larut, hingga tiba-tiba telinganya mendengar suara dari arah kamar Junkyu.

"Kok belum tidur?" baru saja Heeyul ingin mengalihkan pandangannya untuk melihat. Suara pria itu sudah terlebih dulu menegurnya.

Bukannya menjawab, Heeyul malah melanjutkan kegiatannya. Gadis itu menggerakkan pensilnya di atas kertas, Heeyul sedang menggambar.

"Kamu suka gambar?" Tanya Junkyu, namun Heeyul hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Aku juga punya temen, dia suka gambar juga." Penjelasan Junkyu berhasil mengalihkan pandangan Heeyul dari objek pertamanya, wanita itu kini beralih menatap Junkyu yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelahnya.

"Aku bisa bertemu dia?" Tanya Heeyul, namun nada suara yang Heeyul buat lebih terdengar seperti sebuah permohonan di telinga Junkyu.

"Nanti kita akan bertemu, tapi tidak sekarang" gumam sambil menepuk-nepuk puncak kepala Heeyul dengan lembut.

Jika di perlakukan terus menerus seperti ini, pertahanan Heeyul akan roboh. Mengingat sifat Junkyu kepadanya selalu lembut, membuat Heeyul waspada.

Tangan besar Junkyu beralih mengusap rambut Heeyul dengan perlahan, hal itu membuat Heeyul terdiam dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya. Sangat tipis, sehingga Junkyu tidak menyadari hal tersebut.

"Ayo kita buat banyak kenangan," gumam Junkyu. Heeyul hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memejamkan mata, entah bagaimana. Setiap Junkyu memperlakukan hal manis padanya, membuat Heeyul selalu merasakan kenyamanan.

"Ayo kita sikat gigi." Junkyu beranjak dari kursinya, tangannya kanannya terulur di depan Heeyul.

"Aku bisa bangun sendiri, blee" ucapnya pada Junkyu sambil menjulurkan lidahnya.

"Kamu jelek kalau seperti itu," Junkyu mengucapkannya sambil terkekeh, tangan besarnya beralih mengacak rambut Heeyul dengan gemas. Hal itu membuat Heeyul mendengus kesal lalu memilih melangkahkan kakinya lebih dulu untuk masuk ke kamar mandi.

Lihatlah seberapa menggemaskan Heeyul, mungkin pertemuan pertama mereka adalah sebuah takdir. Tidak salah bukan jika Junkyu sudah menaruh rasa di awal pertemuan mereka, dia juga tidak menyangka hal itu, tapi Heeyul adalah gadis yang baik. Buktinya wanita itu tidak keberatan dengan dirinya yang menumpang di rumahnya.

Mungkin hal selanjutnya yang akan di lakukan oleh Junkyu adalah membahagiakan Heeyul.

Senyum miris langsung terukir diwajahnya, Sebuah potongan memori muncul di kepala Junkyu. Hal itu berhasil membuat Junkyu menghela nafas berat, namun apapun yang ada di otaknya sekarang, pria itu tidak akan memperdulikan.

Kaki jenjangnya melangkah cepat memasuki kamar mandi yang pintunya terbuka lebar, matanya tertuju pada Heeyul yang kini sedang berdiri di depan kaca sambil menggosok giginya.

Sebuah tepukan di pipi Heeyul membuat gadis itu mengalihkan pandangannya pada Junkyu.

Tangan Junkyu beralih merapikan uraian rambut Heeyul, setelah merapikan rambut Heeyul, Junkyu langsung menguncinya menjadi satu.

"Kamu ngapain masuk?"

"Mau gosok gigi juga." Junkyu beralih mengambil sikat gigi miliknya serta pasta gigi yang di genggaman Heeyul.

"Kan bisa gantian." Setelah selesai dengan rutinitas pertama, Heeyul langsung beralih pada rutinitasnya yang kedua, yaitu mencuci muka dengan sabun khusus.

"Kalau bisa berdua, kenapa harus saling tunggu"

Heeyul tidak berniat menjawabnya, gadis itu sibuk menggerakkan alat canggih pembersih wajah miliknya.

Keduanya saling terdiam dan memilih untuk segera menyelesaikan kegiatannya masing-masing.

"Aku duluan," ucapan Heeyul membuat Junkyu memegang pergelangan tangan Heeyul.

Yang awalnya Heeyul ingin membuka pintu kamarnya, gerakannya jadi tercegah akibat perbuatan Junkyu.

Heeyul membalikan tubuhnya untuk menatap pria itu, namun saat Heeyul berhasil membalikkan tubuhnya. Sebuah benda kenyal berhasil mendarat di bibirnya dengan sangat lembut, hal itu berlangsung lama, bahkan Heeyul sampai-sampai di buat memejamkan mata dengan tangan yang meremas baju yang Junkyu kenakan.

Setelah beberapa menit, barulah Junkyu melepaskan ciumannya.

"Selamat malam, mimpi indah. Byun Heeyul" ucapannya. Pria itu melangkah masuk ke arah kamarnya, sedang Heeyul masih mematung.

Suara Junkyu sangat lembut di telinganya.

Heeyul menggelengkan kepalanya saat mengingat hal yang baru saja Junkyu lakukan, kedua tangannya beralih menepuk-nepuk kedua pipinya untuk menyadarkannya.

Kakinya melangkah cepat masuk ke dalam kamarnya, gadis itu langsung menjatuhkan tubuhnya pada kasur lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Gila, Heeyul gila" serunya sambil menendang-nendang selimut yang di pakaiannya.

Sesekali Heeyul mengerutuki dirinya sendiri.

Asal Junkyu tau. Kondisi wajah Heeyul sudah terlihat seperti kepiting rebus akibat kejadian tadi.

"Astaga, bibir Heeyul sudah tidak suci."

EARLY : SHOW YOURSELFWhere stories live. Discover now