💎 :: sisi lain keduanya

151 37 0
                                    

Keesokan harinya Heeyul di kagetkan dengan kedatangan Dean di rumahnya, pria itu tersenyum tanpa rasa bersalah pada Heeyul.

Padahal matahari baru saja menampakkan dirinya, namun pria itu sudah duduk manis di ruang tamu dengan senyum lebar.

Untung saja Heeyul tidak tidur sekamar dengan Junkyu seperti saat itu.

Mengingat Junkyu. Pria itu belum keluar dari kamarnya setelah semalam mengeluh kakinya sakit akibat tidak pemanasan saat ingin bermain bola.

Bodoh? Memang.

"Sarapan bareng----dia dimana?" Tanya Dean, tangannya merapikan makanan yang sengaja di bawa.

Dean menatap sekeliling rumah Heeyul untuk mencari keberadaan Junkyu.

"Dia? Siapa?" Heeyul bingung dengan ucapan Dean.

"Yang waktu itu" gumamnya.

Heeyul menghentikan tangannya, ia sampai lupa kalau mereka berdua pernah bertemu, satu-satunya orang yang mengetahui Heeyul tinggal satu atap dengan Junkyu hanyalah Dean.

"Dikamarnya"

"Panggil dia, kita sarapan bersama"

Kaki kecil Heeyul melangkah menuju kamar Junkyu, perlahan tangannya membuka pintu kamar Junkyu secara perlahan-lahan karena takut menganggu.

Heeyul melihat Junkyu yang masih tertidur pulas di atas kasurnya. Mungkin dia kelelahan akibat bermain bola sampai larut malam.

Kedua sudut bibir Heeyul tertarik saat melihat posisi tidur Junkyu yang meringkuk seperti bayi koala.

Junkyu terlihat tenang dalam tidurnya, bahkan ia tidak tega membangunkannya. Tetapi mau tidak mau Heeyul harus membangunkan Junkyu karena pria itu harus segera mengisi perutnya yang kosong sejak semalam.

"Kim Junkyu, bangun." Tepukan demi tepukan kecil Heeyul layangkan di pipi Junkyu, sesekali Heeyul mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Junkyu dengan lembut.

Tetapi pandangannya teralihkan untuk memandang sekeliling kamar Junkyu yang terlihat sangat berantakan. Jika di lihat-lihat kamar Junkyu sudah terlihat seperti studio musik dengan beberapa buku yang berserakan di lantai, jangan lupakan dengan tumpukan kertas yang berisi lirik lagu buatan Junkyu sendiri.

Pandangannya kembali tertuju memperhatikan Junkyu yang masih enggan untuk membuka matanya.

"Kim Junkyu, bangun. Ayo sarapan" ajaknya seraya menepuk-nepuk pipi Junkyu dengan lembut.

Seiring tepukan di pipi Junkyu membuat perlahan Junkyu membuka matanya secara perlahan, wajahnya mengukirkan senyum pada Heeyul yang hanya bisa ia tanggapi dengan kekehan pelan sambil menggelengkan kepalanya, dia bingung dengan tingkah Junkyu setiap harinya.

"Males" keluhnya, tangannya terjulur untuk menggenggam wajah Heeyul dan berakhir mencubit pipi Heeyul, lalu beralih mengecup punggung tangan Heeyul berkali-kali sambil sesekali bergumam tidak jelas.

"Kamu baru tidur?" Tanya Heeyul pada Junkyu.

Belakangan ini Junkyu lebih sering tidur pagi karena memilih menghabiskan waktu luangnya dengan bermain game atau membuat lagu, begitupun dengan pagi ini.

Heeyul tidak sengaja menatap layar komputer milik Junkyu yang masih menyala hingga saat ini.

"Junkyu, aku tidak melarang kamu untuk bermain game. Tapi jangan hanya karena game, kamu sampai tidur pagi dan berakhir sakit" perkataan Heeyul membuat Junkyu mau tidak mau mengubah posisi.

"Kalau aku terus-menerus seperti itu gimana?"

"Aku akan marahin kamu!"

"Iya, tidak akan lagi," tangan besar Junkyu beralih mengusap rambut Heeyul dengan sayang.

EARLY : SHOW YOURSELFWhere stories live. Discover now