💎 :: semua hal berlalu

161 34 0
                                    

Bulir bening lolos begitu saja dari kelopak mata Heeyul, tangan mencengkram surat terakhir yang ia pegang.

Pandangan matanya kini beralih menatap sekeliling kamar yang Junkyu tempati, semuanya kini terlihat kosong, barang-barang seakan-akan ada yang membawanya keluar dari rumah ini tanpa sisa dan memberikan kesan bahwa semuanya lenyap.

Refleks Heeyul berlari keluar halaman rumahnya untuk melihat mobil mewah yang pernah Junkyu beli, dimana saat itu Heeyul mengagumi interior mobilnya yang sangat indah. Sedangkan Junkyu yang berada di belakangnya hanya bisa memperhatikan sambil tersenyum. Tapi mobil tersebut tidak ada, tempat yang biasanya di pakai untuk mobil mewah itu terparkir kini menjadi kosong.

"Tidak mungkin" gumam Heeyul sambil menggelengkan kepalanya, siapapun tolong jelaskan bahwa semua ini hanya mimpi, tolong bangunkan Heeyul dalam mimpi buruknya kali ini. Dia masih ingin tertidur pulas di dekapan Junkyu sambil memeluknya erat dengan kedua tangannya.

Heeyul kembali berlari menuju halte bus untuk mencari bukti selanjutnya, gadis itu menaiki kendaraan umum menuju rumah Nahe, sesekali tangannya menghapus air matanya yang terus menerus keluar.

Jika semuanya memang benar, tolong beri tahu di mana letak pintu dimensi yang Junkyu lewati. Apakah semuanya bisa di lupakan hanya dengan berhitung seperti yang Junkyu tulis dalam surat?

Apa semudah itu, Kim Junkyu?

Apa melupakan kenangan yang sudah di rakit Heeyul dengan senyuman milik Junkyu menurutnya sangat mudah? Itu sulit, mungkin berjalan ke arah mustahil.

Setelah sampai di halte dekat rumah Nahe tinggal, Heeyul kembali berlari memasuki perumahan tempat tinggal Nahe, tangannya bergerak untuk memencet bel rumah Nahe dengan tidak sabaran.

"Nahe."

"Heeyul, kenapa datang ke sini tidak bilang dulu" gumamnya sambil tersenyum.

"Kamu kenal Junkyu?" Bukannya menjawab, Nahe terdiam cukup lama, ia mengerutkan keningnya dan menggelengkan kepalanya.

Bagaimana bisa?

Bagaimana Nahe tidak mengenal Junkyu? Sedangkan mereka bisa kenal karena Junkyu.

"Kamu yakin?" Nahe mengangguk-angguk kepala dengan wajah polosnya.

Terlihat dari raut wajah Nahe bahwa gadis itu tidak berbohong, tapi kenapa semua bisa seperti ini?

Gadis itu terlihat seakan-akan kehilangan setengah ingatannya karena terlihat dari gerak anggukkan kepalanya yang terlihat ragu-ragu.

"Nahe, kamu sungguh tidak mengenal Junkyu? Kim Junkyu? Temen futsal Jiyeong?" Sekeras apapun Heeyul bertanya kepada Nahe, gadis itu tidak akan mengingat apapun. Karena ingatannya sudah terhapus perlahan tentang pertemuan dengan Junkyu sehingga Nahe hanya mengingat pertemuannya dengan Nahe, begitupun dengan semua orang yang bertemu dengan Junkyu.

Nafas Heeyul tercekat ia langsung memilih untuk meninggalkan rumah Nahe begitu saja, hal itu membuat Nahe menatap punggung Heeyul dengan sendu. Bahkan gadis itu sempat meneriaki nama Heeyul berkali-kali.

Sekeras apapun Nahe mencoba mengingat, pada akhirnya dia tidak akan mengingat apapun karena hal ingat tersebut tidak akan pernah terjadi.

"Kim Junkyu kamu dimana?" Heeyul beralih menatap langit yang terlihat gelap hari ini dan perlahan buliran air turun sangat banyak hingga membasahi tubuhnya secara perlahan.

Hujan memeng bisa menyamarkan air mata, namun tidak dengan kesedihan yang terpancar.

Jika ini semua adalah sebuah novel, pemeran pertama cerita ini telah pergi sehingga membuat kesedihan yang tumbuh dari siapapun yang membacanya kelak. Tetapi pemeran utama tersebut terlihat jahat jika membiarkan gadisnya menderita karena mencarinya.

Ada kata yang Junkyu ucapkan saat itu, semuanya seakan melekat di kepalanya.

"Pelangi itu sebuah penyambutan seseorang datang dan hujan menandakan seseorang berpamitan pergi, seperti itu yang ku baca"

"Jadi, kau benar-benar pergi Junkyu?"

•••


Disisi lain, Junkyu yang baru saja keluar dari pintu dimensi. Kini tergeletak di atas rooftop gedung tempat tinggalnya. Tangan kanannya terulur untuk memegang kalung pemberian Heeyul dengan sangat erat.

Kedua bibirnya tertarik mengukir senyum di bibirnya, akhirnya Junkyu berhasil melewati semuanya. Kim Junkyu adalah orang ketiga yang berhasil membuka pintu dimensi setelah Ahn Jihanse dan Jeong Hoon Ja.

Inilah akhir cerita yang dibuat, tentang Kim Junkyu dan Byun Heeyul yang menjalankan masa-masa indahnya di dimensi yang berbeda dan berakhir sang pria pergi meninggalkan wanitanya.

"Byun Heeyul, aku mencintaimu, sekarang, besok dan selamanya" gumamnya sambil terkekeh, pandangannya tidak jelas, yang terakhir ia lihat adalah seorang pria yang berjalan mendekat ke arahnya sebelum semuanya benar-benar gelap.

"JUNKYU!"

EARLY : SHOW YOURSELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang