💎 :: Perasaan yang dimiliki

158 31 0
                                    

Jemari tangan Heeyul bergerak untuk mengetuk-ngetuk meja, pikirannya udah kemana-mana. Belakangan ini Heeyul selalu merasa ada sesuatu yang ganjal.

Terkadang Heeyul selalu memikirkan perkataan Junkyu di setiap waktunya. Berkali-kali ia menatap ke arah Dean yang duduk tidak jauh darinya sambil menopang dagu, berfikir.

Sadar bahwa ada yang curi-curi pandangan ke arahnya, Dean mengalihkan pandangannya ke arah Heeyul.

"Kenapa?"

Heeyul menaikan satu alisnya, lalu ia menggelengkan kepalanya saat sadar Dean berbicara dengannya.

Keduanya sedang berada di les privat yang biasa keduanya ikut setiap minggu. Diluar sedang hujan deras dan teman-teman yang ikut dalam les ini hanya diam dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Kenapa di luar hujan?" Gumam Dean secara tiba-tiba, matanya menatap teduh hujan dari jendela, ada segaris luka yang terlihat di matanya.

Sejujurnya Dean benci dengan hujan. Menurut Dean. Hujan selalu mengingatkan hal buruk tentang dirinya dan kedua orangtuanya.

"Karena makhluk hidup butuh hujan."

"Tapi aku benci hujan!"

Heeyul menatap bingung pada Dean, dia tidak tahu apa yang sekarang Dean rasakan. Tapi dari manik mata Dean, pria itu menyembunyikan kesedihan dan rasa kesal yang tidak bisa disalurkan dan ada segaris luka disana.

"Alasannya?"

Dean menghela nafas. Entah kenapa rasanya berat mengalami semuanya, bahkan dia sendiri tidak kuat menghadapi semuanya.

Bertahun-tahun semuanya ia pendam sendiri.

"Di saat hujan turun, aku di lahirkan"

"Seharusnya kamu seneng saat hujan turun, bukan benci."

"Ada alasan lain."

Pria itu mengalihkan pandangannya pada Heeyul. Untung saja ssaem belum masuk kelas. Setidaknya ada waktu untuk cerita sebelum terlambat dan menjadi beban.

"Di saat hujan turun aku di lahirkan, orang tua aku tidak pernah mengharapkan kehadiran aku dan sebaliknya, aku juga tidak pernah minta untuk di lahirin jika akhirnya seperti ini. Orang yang aku sering sebut ibu, dia pernah berkata bahwa aku terpaksa lahir untuk menyelamatkan nyawa kakaku."

Sedih bukan jika seorang adik terpaksa lahir untuk keselamatan kakaknya, tragis sekali hidup Dean.

Bahkan Dean sendiri belum pernah merasakan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Heeyul terdiam, bukan karena dia tidak menanggapi ucapan Dean. Tapi Heeyul teringat dengan ucapan Junkyu saat pekan lalu.

Kenapa yang Junkyu ucapakan selalu benar?

Siapa kamu sebenernya, Kim Junkyu.

"Jangan seperti itu, Dean. Kita harus tetap bersyukur!" gumam Heeyul sambil menepuk punggung Dean secara perlahan. Dia hanya mencoba meredakan kesedihan dari Dean.

"Setidaknya Dean masih punya nenek yang sayang sama Dean, banyak kok yang mengharapkan kehadiran Dean." Heeyul mengucapkan sambil tersenyum.

Mana bisa ia melihat keadaan Dean yang seperti ini, setahu Heeyul. Dean adalah anak yang ceria, baik dan mudah memahami maksud seseorang, daya ingat juga sangat cepat.

"Aku tidak bisa menjadi seperti kakak ku. aku lelah dengan semua ini, aku di tuntut untuk menjadi sempurna."

"Sekarang kamu pasti tau alasan aku ikut les privat ini, bahkan di kamar milikku dipenuhi dengan buku yang aku sendiri tidak pernah sentuh sama sekali!"

"Dean" panggilnya dengan suara lembut, Heeyul tidak tau harus seperti apa lagi. Di lihat dari wajah Dean.

"Untuk di sayang orang tua, Dean tidak perlu menjadi orang lain, cukup menjadi diri sendiri"

"Tunjukkan pada mereka kalau Dean bisa mendapatkan semua itu dengan cara Dean sendiri. Dean paham kan maksud Heeyul?"

Terlihat Dean kini sedang memijit pelipisnya. Kemudian pria itu menarik nafas panjang dan berakhir mengukirkan senyum pada Heeyul.

"Tunjukkan pada mereka bahwa Dean bisa." Gadis itu beralih mengepalkan tangannya ke udara untuk memberikan semangat pada Dean.

Heeyul yakin Dean bisa mewujudkannya dengan caranya sendiri. Dean ikut menganggukkan kepalanya sambil mengepalkan tangannya seperti yang Heeyul lakukan.

Saat keduanya sedang tersenyum bersama, tiba-tiba saja ada murid bimbingan kelas lain yang datang dan memberi tahu bahwa ada yang menyari Heeyul.

Gadis itu sempat mengerutkan keningnya, tapi kakinya tetap melangkah cepat menuju luar ruangan.

Dari jarak jauh, Heeyul tau sudah tahu siapa yang sedang berdiri membelakanginya. Dari postur tubuh dan bahunya, jelas ia tahu siapa orang yang mencarinya.

"Ini." Junkyu membalikan badannya secara tiba-tiba, pria itu menyodorkan buku fisika milik Heeyul karena sadar ada pergerakan dibelakangnya.

Junkyu datang untuk memberikan buku tugas Heeyul yang tertinggal, dia tidak sengaja melihat di ruang tengah yang tergeletak begitu saja.

Heeyul menatap buku yang Junkyu pegang, lalu beralih menatap pria itu dari ujung kepala sampai ujung sepatu.

Baju yang Junkyu pakai basah, pria itu nekat datang saat hujan deras.

"Kenapa tidak pakai payung?" Tanyanya, tangannya menggapai buku fisika yang Junkyu ulurkan. Bukannya menjawab pertanyaan Heeyul, Junkyu malah ketawa-ketawa tidak jelas sambil menggaruk tengkuknya.

"Aku tidak tau letak payungnya dimana."

"Nanti kalau sakit gimana?"

Kalau boleh jujur, Heeyul sudah mulai merasa nyaman dengan Junkyu. Pria itu memperlakukan Heeyul dengan sangat baik.

"Aku tidak papa, terimakasih sudah perhatian" gumamnya sambil mengusap kepala Heeyul perlahan, dia senang.

Hal yang paling Heeyul suka dari Junkyu adalah senyum pria itu, rasanya setiap melihat senyuman Junkyu, ia selalu merasa tenang.

"Kim Junkyu, ayo. Kita bahagia bersama, mulai sekarang"

Dengan gerakan cepat Heeyul langsung masuk ke dalam pelukan Junkyu, Heeyul tidak peduli kalau nantinya bajunya ikutan basah. Tangan kecil Heeyul bergerak mengeratkan pelukannya. Junkyu yang di peluk tiba-tiba sempet terkejut, tapi tidak lama dia ikut tersenyum dengan tangannya yang ikut membalas pelukan Heeyul.

Rasa nyaman yang sesungguhnya dan semuanya ini terasa nyata, sebelumnya Junkyu belum pernah merasakan seperti ini.

Rasanya Junkyu mau menangis saja saking senengnya.

Tandanya Heeyul sudah menerima Junkyu dengan lapang dada, mulai sekarang Junkyu akan lebih berusaha untuk membuat Heeyul senang. Dia akan berusaha untuk menjadi pacar yang baik untuk Heeyul.

Karena Junkyu sayang sekali dengan Heeyul dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membahagiakan Heeyul.

Aku mencintaimu di saat pertama kali pertemuan kita, tidak peduli dengan latar belakang dan lika-liku kehidupan yang akan di lewati nanti. Jadi ayo kabulkan satu keinginan untuk bahagia bersama.

EARLY : SHOW YOURSELFWhere stories live. Discover now