Chapter 11

680 82 9
                                    

Berjalan dengan langkah kaki yang tergesa-gesa, off memasuki ruang kelas dan menghampiri Arm yang tengah bermain game diponselnya dengan kaki yang ia letakkan di atas meja.

"Arm!"

Bruk!

"Aww! Yak jumpol!" Arm berdiri dari lantai dan mengelus-elus bokongnya yang sakit ulah off.

"apa kau sudah melihat chimmon?" tanya off yang terlihat frustasi, arm hanya memandang bingung ke arah off, ada apa dengan off pikirnya keadaannya saat ini terlihat begitu frustasi.

"ada apa denganmu, off? Kenapa kau mencari chimmon?"

"hahhh...apa kau tau Arm, sejak kemarin sore gun tidak bisa di hubungi bahkan chimmon juga. Aku tidak tahu apa alasannya, dia kemarin mengatakan bahwa kemarin malam dia dan keluarga besarnya akan mengadakan acara makan malam bersama, tapi sejak saat itu gun tidak bisa ku hubungi" keluh off, kemudian dia memerhatikan ponselnya yang hidup dengan menampilkan walpaper ponselnya yang bergambar gun tengah fokus dengan ice creamnya.

Arm tahu sekali saat ini sahabatnya tengah khawatir, belum pernah selama hampir 6 tahun mereka berteman ia mlihat off sekhawatir ini, Arm hanya bisa menepuk nepuk punggung off untuk menenangkan, meskipun tidak berefek sama sekali.

"tenanglah off"

"bagaimana bisa tenang Arm, gun tidak bisa dihubungi dari kemarin bahkan chimmon juga, dan lihatlah sekarang mereka berdua tidak masuk" ujar off frustasi.

"hahhhh....aku tidak tau off harus menolongmu seperti apa" ujar Arm putus asa karna tak tau cara untuk membantu mengurangi kekhawatiran sahabatnya.

"Hahhhhh....." helaan nafas panjang keluar dari mulut off, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Sungguh, saat ini off benar benar khawatir, firasatnya benar benar tidak enak sejak kemarin malam.

*•*•*•*

Didepan sebuah ruangan instalasi, terlihat ada beberapa orang dalam keadaan kacau. Sesuatu sudah terjadi kemarin malam, seorang yang mereka khawatirkan enggan membuka matanya sejak kejadian di area parkir kemarin malam.

Mata sembab tergambarkan di raut wajah seorang wanita paruh baya Yang masih nampak cantik mempesona, sejak mendengar kabar jika putra bungsunya tak sadarkan diri hatinya benar benar gundah, sejak saat itulah ia tak henti-hentinya menitihkan air mata.

"bunda, bunda makan roti ini dulu bun. Bunda tadi belum sarapan" bujuk newwie, bundanya pagi tadi belum sarapan, bundanya benar_ benar khawatir.

"tidak, bunda tidak ingin makan newwie..bunda belum tenang jika adikmu belum membuka matanya...hikss....hiksss" ujar Ny. Pumsawat yang kembali menangis.

"hahhh.....berikan pada ayah newwie" pinta tuan punsawat, newwie memberikan sebungkus roti dan segelas teh hangat ke pada ayahnya, dan kembali duduk di tempatnya semula.

Langkah kaki yang terlihat tergesa-gesa terdengar di lorong rumah sakit, menuju tempat newwie beserta keluarga yang tengah menunggu gun yang tak sadarkan diri.

"P'newwie, hah...hah....hah....apa gun sudah sadar?" tanya chimmon dengan nafas terengah-engah menghampiri newwie.

"bagaimana keadaan gun?" sela Tuan Ruangwiwat yang baru saja datang bersama istrinya yang saat ini menghampiri Ny. Punsawat.

"Hahh....sejak kemarin sore gun belum juga membuka matanya. Tay bilang kondisinya benar-benar lemah, dia harus segera mendapatkan donor ginjal. Ginjal sebelah kanannya benar- benar harus di angkat dan ginjal sebelah kirinya sudah mulai tidak berfungsi lagi." ujar newwie lemas, sungguh pahit kenyataan yang dialami keluarganya.

Please Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang