Canistopia - IV

2.2K 409 142
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Kaki-kaki berbulu itu terus berjalan menapaki tanah, melewati gerbang keemasan lalu menaiki undakan tangga menuju pintu utama yang kini sudah terbuka. Chris yang berdiri di sana mulai melipat kedua tangannya di dada kala Daves merubah dirinya untuk kembali berwujud seperti manusia biasa.

“Apa?” tanya Daves seraya merapikan pakaiannya.

“Dari mana? Melacak penglihatanmu lagi?”

Daves mendongak mengalihkan pandangannya dari pakaian. “Aku—”

“Merasakan sinyal bahaya lagi?” sela Chris.

“Aku tahu kau tidak akan percaya.”

Chris mendengus kesal. “Aku percaya, Daves! Tapi aku tidak ingin kau melacaknya sendirian! Ingat kejadian tahun lalu? Saat kau hampir jatuh dari tebing karena kau mendapatkan penglihatan sinyal bahaya itu? Kau melacaknya sendirian! Kau melakukannya lagi hari ini!”

“Aku hanya ingin memastikannya!” jawab Daves.

“Tidak perlu! Kau tahu kalau kami tidak pernah meragukanmu, Daves? Merasakan sinyal bahaya dari jarak jauh, merasakan kedatangan seseorang yang bahkan belum terlihat, mengetahui arah serangan bahkan dalam mata tertutup, dan dapat merasakan perbedaan suhu tubuh antara lawan dan kawan dengan akurat. Aku tahu semuanya.”

“Chris—”

“Daves! Berdasarkan kalimat-kalimat yang kusebutkan tadi, aku tahu bahwa melacak sinyal bahaya merujuk pada risiko, karena penglihatan adalah bakatmu. Aku bahkan tidak tahu bahwa ada bahaya yang sedang mengintai dikejauhan. Tapi apa kau harus menghampirinya sendirian? Kau mau membuat saudara-saudaramu ini khawatir?”

“Kau terus menyela ucapanku, Chris!” marah Daves.

Chris mengangguk. “Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku peduli.”

“Kejadian di tebing itu terbukti bukan? Bersyukurlah bahwa Sean masih hidup hingga sekarang!” kesal Daves membuat Chris terdiam. “Sudahlah, aku hanya sedang memikirkan soal ikut membantu membawa 'dia' ke Canistopia,” ucap Daves akhirnya.

Kening Chris mengernyit. “Kenapa?”

“Sinyal bahaya itu ... mengincarnya.”

“Kau yakin?”

“Kau meragukan pelacakanku? Sinyal bahaya itu—”

“Akan selalu benar. Aku tahu. Itulah kenapa kami merasa beruntung, Daves. Bakatmu melindungi kami semua. Kalau kau memang harus ke Paris, maka pergilah. Setidaknya ada Sean dan Matt.” Chris menepuk pundak Daves kemudian menoleh saat seseorang datang dari dalam.

“Sean? Ada apa?” tanya Daves saat melihat raut wajahnya yang tak biasa.

“Nicholas.”

“Siapa?” Chris mengernyit.

CanistopiaWhere stories live. Discover now