"Kalau Gue Boleh Memilih..."

75 14 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad.

Selamat membaca😊

°°°

Pukul 08.50

Matahari sudah meninggi, satu persatu dari sepuluh remaja itu berdatangan. Tidak perlu menunggu lama, akhirnya mereka sudah berkumpul sebelum pukul sembilan-seperti yang sudah disepakati-di teras rumah yang kemarin mereka gunakan untuk meletakkan barang-barang.

Dhani membuka pintu rumah tersebut, lalu menyuruh teman-temannya mengambil empat kotak kardus. Yang bekerja hanya anak laki-laki, sementara yang perempuan hanya memperhatikan saja.

Setelah itu, barang-barang tersebut di bawa ke halaman. Mereka pun berjalan mendekat ke arah keempat kardus yang sudah di keluarkan, lalu berdiri melingkari kardus tersebut.

"Sok atuh, dimulai do'anya, Ustadz Zulfikar," suruh Danish dengan nada jenaka. Yang disuruh pun mendengus keras.

"Harus banget gue gitu?" tanyanya heran.

Semua yang ada di sini malah mengangguk-anggukkan kepala, menyetujui perintah Danish. Lelaki itu berdecak pelan.

"Yang ikhlas, Zul. Biar berkah," ujar Indana menasehati.

"Iya, insyaAllah."

Lelaki itu mengadahkan tangannya. "Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad, sayyidil awwalina wal akhirina wabarik wasallim waradliyallahu ta'ala añkulli shohabati rasulillahi ajma'in." Laki-laki itu memulai do'a untuk keberkahan diri mereka, diri orang-orang yang akan mereka datangi, dan keberkahan barang-barang yang mereka berikan, sementara yang lain mengamininya dengan hidmat.

Setelah itu, mereka menangkupkan tangan di wajah, mengusapnya dengan hati lega.

"Eh, btw si Zul hari ini oke banget," puji Silva yang melihat penamlilan lelaki yang baru saja memimpin do'a. Lelaki itu mengenakan kaos polos berwarna abu-abu, dengan syal berwarna merah maroon di bahunya. Tidak terlihat banci, malah membuatnya terlihat macho.

"Bener nggak, guys?" tanyanya meminta persetujuan teman-temannya akan argumen yang ia ungkapkan.

Mereka mengangguk, kecuali Dhani dan Ghoni. Mereka berdua malah mendengus kesal.

"Baek-baek ada kebakaran 'ntar," celetuk Olan melirik ke arah Ghoni dengan wajah yang sedikit masam. Ghoni pun langsung merangkul bahu sang pacar, lalu mendekatkan bibir di telinga gadis itu.

"Jangan ganjen, Va," bisiknya membuat Silva menyengir.

"Nggak, Beb. Tetep keren kamu kok," ucap Silva membuat Romi dan Olan menutup mulut, berlagak seperti orang yang bersiap-siap akan muntah.

"Bucin," cibir Dhani.

"Semua orang akan bucin pada waktunya," bela Silva lalu menjulurkan bibirnya ke arah lelaki itu.

"Udah-udah, mendingan kita langsung aja. Nungguin kalian ngobrol bisa sampe ashar nanti," ujar Resti, lalu meraih salah satu kotak dan membawanya ke mobil Danish.

FarichaWhere stories live. Discover now