10 : Threat

170 50 372
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


♡Happy Reading♡
.
.

5 hari telah berlalu sejak kejadian dikelas itu. Hmm, sakit hati? tentu saja itu masih ada sampai sekarang meskipun itu hanya sedikit. Well, I like his sincerely and without thinking to turn to another heart. But, he disappointed me. of course I am rather difficult to accept the situation.

Tapi aku tidak akan terlalu menunjukkan itu, aku hanya menunjukkan sisi diri ku yang biasanya, sosok Yuna yang sering kali aku dengar ‘Yuna yang ceria’. Menenggelamkan dalam-dalam rasa kecewa ku.

Lagipula aku yakin, suatu saat aku akan benar-benar bisa menerima ini dan melupakannya. Entah itu akan tenggelam sendiri karena waktu, ataupun karena ada yang mengantikannya.

Dan aku yakin itu sebentar lagi.

Orang-orang di sekitar ku juga sangat membantu dalam hal itu. Seperti kakak, teman-teman ku, dan anak-anak klub lukis, mereka selalu menjadi alasan ku tertawa lepas. Membuat ku lupa dengan rasa kecewa itu. Aku bersyukur memiliki mereka.

Baiklah, aku rasa cukup sampai sini membahas hal-hal seperti itu.

Sekarang, aku dan Ryujin tengah duduk santai dikantin sambil memakan bakso dengan tenang. Padahal biasanya kami selalu berbicara di sela makan. Mungkin ini karena debat bahasa inggris di jam pelajaran ke 5 tadi, membuat suara kami hilang separuh.

Untuk saat ini kantin lumayan sepi. Hanya ada beberapa perintilan siswa-siswi. Yah, itu karena jam pelajaran masih berlangsung. Masih ada 40 menit sebelum bel istirahat kedua berbunyi.

Kelas kami sedang jam kosong, makanya kami berdua kesini, untuk mengisi perut yang sudah gempa sedaritadi.

Aku dan Ryujin hanya diam selama beberapa menit., sampai akhirnya Ryujin mengangkat suara memecah keheningan yang ada .

“Yun”

“hm?” 

“gue tiba-tiba kepikiran lagi. Lo masih di teror ngak? sama si wb wb itu?”

Aku yang sedikit menunduk karena tengah memotong bakso, mengangkat kepala dan menatap oknum di hadapan ku itu. Diam untuk beberapa saat, berpikir terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Ryujin.

Yah, seperti yang di katakan Ryujin, belakangan ini aku sering mendapatkan ancaman dan terror. Tepatnya sejak 5 hari lalu. Ancaman dan terror-teror itu di salurkan pada ku lewat kalimat yang tertulis di sebuah sticky note.

Kalimat yang tertulis dalam sticky note itu berbeda-beda. Hanya saja semua kalimatnya tertuju pada satu hal yang sama, ia berkata jika ia akan mengusik kebahagiaan dan keselamatan ku. Risih? awalnya aku merasa begitu, tapi lama-kelamaan aku hanya mengacuhkannya.

Kadang, aku menemukan sticky note itu di laci meja ku, di loker ku, bahkan aku pernah menemukannya di dalam tas. Aku tidak tau segesit dan sepintar apa orang itu sampai-sampai memasukkannya ke dalam tas ku. Atau mungkin ia meletakkannya di sana dengan bantuan orang lain?

My savior & protector : Huang RenjunWhere stories live. Discover now