11 : Something about 'that'

172 43 288
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading
.
.

Setelah perjalanan hambar itu, akhirnya aku dan Renjun sampai di sekolah. Aku menyebutnya hambar bukan tanpa alasan, itu karena sama sekali tidak ada percakapan di antara kami. Entah karena aku yang masih malu untuk mengangkat suara, atau karena Renjun yang terlalu fokus pada jalanan.

Perjalanan yang seharusnya singkat pun, jadi terasa amat panjang. Karena aku tidak terbiasa menjalani mode silent saat bersama seseorang.

Setelah Renjun memarkirkan motornya, tanpa aba-aba pun aku langsung turun. Tapi gerakan Renjun selanjutnya membuat ku mengernyit bingung. Karena ia menyodorkan tangannya seperti meminta sesuatu.

"apa?"

"helm,"

"oh iya" sadar ku, lalu langsung melepaskan helm Renjun, kemudian memberikannya pada sang pemilik, "nih, makasih ya" lanjut ku.

Setelahnya, aku langsung merapikan rambut ku yang menjadi sedikit berantakan. Menyisirnya kebelakang dengan jari-jari kecil ku.

Ku lihat Renjun membuka jok motornya, lalu mengambil sesuatu yang terlipat rapi dari dalam sana. Awalnya aku tidak tau apa itu, sampai akhirnya Renjun menghancurkan lipatan kain itu dan melebarkannya, membuatnya terlihat jelas.

Ah, sebuah jaket.

Setelahnya Renjun kembali menutup jok motornya.

"sudah selesai 'kan Ren? yuk langsung ke taman samping, pasti yang lain udah pada nungguin" ajak ku.

"eh tunggu dulu" tahan Renjun saat aku sudah hendak melangkah pergi.

"kenapa?"

Tidak menjawab, Renjun malah melempar jaket yang di ambilnya tadi pada ku, dengan gerak refleks pun aku menangkapnya.

"kok di kasih ke aku?"

"pake, buat tutupin paha kamu" jawabnya.

Aku diam, masih loading.

"eh, ngak usah Ren, ntar jaket kamu kotor. Kita 'kan bakal ngelukis, kalau kena cat gimana?" tolak ku dengan alasan yang memang benar adanya.

Tidak tau aja dia aku bakal bringas kalau sudah pegang cat.

"ya tinggal di cuci" jawab Renjun cepat.

"iya sih bisa, tapi aku suka kelupaan kalau minjem jaket orang, ntar ngak balik-balik. Jaket Ryujin aja pernah sampai 2 bulan di rumah aku"

Mendengar perkataan ku, Renjun mengangkat bahunya acuh, "ngakpapa, aku masih punya jaket yang lain, ngak cuma itu"

"tapi-" ujar ku ragu.

Sebenarnya ada satu hal lain yang membuat ku menolak bentuk perhatian Renjun itu. Alasannya adalah kak Taeyong. Jika dia melihat ku membawa pulang jaket orang, dia pasti akan langsung menginterogasi dan menggodaku, heis. Membayangkannya saja sudah membuat ku menghembuskan nafas berat.

My savior & protector : Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang