13 : Keeper of Secrets

140 32 322
                                    

Happy Reading
.
.

Pukul 17 lewat 38 menit KST.

Sudah ada sejam lebih aku melukisi tembok yang ada di hadapan ku ini, mengaplikasikan berbagi macam warna cat untuk membuat sebuah objek maupun obyek.

Lukisan di hadapan ku ini baru selesai kira-kira 70  persen. Lama? yah, tentu saja. Itu karena tembok ini lumayan besar. Ah tidak, ini memang besar. Kemungkinan, lukisan ini akan di lanjutkan besok jika saja tidak selesai sampai jam 6 nanti.

Oh ya, aku tidak sendiri, Minju juga ikut melukis di tembok yang sama dengan ku. Begitu pula dengan anggota lain yang masing-masing punya partner untuk melukisi tembok lainnya.


Saat beraktivitas, tiba-tiba saja perut ku mules. Dengan memegangi perut ku seraya sedikit membungkuk, aku menoleh ke arah Minju.

“Nju, aku pergi ke wc dulu ya” ujar ku memberitahu gadis cantik itu.

Saat Minju menoleh ke arah ku, matanya tampak sedikit melebar, “eh, kamu kenapa?”

Aku menggeleng pelan, “enggak papa Nju, cuma mules doang”

Mendengar jawaban ku, wajah Minju tampak sedikit legah (?) “oh, gitu ya, aku pikir kamu ada riwayat magh, terus kambuh makanya sampai pegangin perut gitu"

Aku tertawa kecil mendengar pemikiran gadis cantik itu, “enggak kok, aku nggak ada riwayat magh. Lagian kalau aku emang punya terus kambuh, ngapain ke wc?

“eh, iya juga ya,” gadis itu terkekeh, “yaudah, mau aku temanin ke wc nya?” tawar Minju kemudian. Namun dengan cepat aku menggeleng.

“enggak usah, kayaknya aku bakal lama deh”

Minju tersenyum lembut sebelum kembali menjawab, “ya nggak papa, aku nggak keberatan juga. Udah jam segini loh, kayaknya di dalem sekolah udah nggak ada orang, emang kamu nggak takut? wc terdekat dari sini juga lumayan jauh” ujar Minju panjang lebar seraya mengidikkan bahu di bagian akhir.

Ah, dia yang mengatakannya, tapi sepertinya dia sendiri yang takut. Aku hanya tertawa kecil mendengarnya, karena aku tidak terlalu takut dengan hal-hal seperti itu.

“nggak kok, nggak. Yaudah deh, nggak jadi-jadi aku ke wc kalau ngomong terus, bye Nju” setelah mengatakan itu, tanpa mendengar jawaban dari Minju lagi, aku langsung meninggalkan gadis itu.

Melangkahkan kaki ku dengan tempo sedikit cepat, aku mulai meninggalkan taman, berjalan ke arah belakang sekolah, menuju wc terdekat.

Tanpa memperdulikan sekitar yang sudah aku lewati, aku hanya terus menghadap ke depan. Fokus dengan tujuan ku saat ini.

Di tengah perjalanan, perut berbunyi renyah, seperti sudah siap untuk mengeluarkan isinya. Aku pun mempercepat langkah kaki ku.

Begitu sampai di tujuan, aku mengeram kesal. Karena ternyata wc belakang sekolah itu sedang dalam masa perbaikan. Terlihat dari pemberitahuan kecil yang tertulis di kertas yang tertempel di tembok sebelum masuk wc.

Tanpa pikir panjang lagi, aku pergi meninggalkan wc itu. Menuju wc yang lainnya.










💚🦊💚










Saat ini lelaki yang tengah menunda aktivitasnya itu, sedang mengedarkan pandangannya ke seluruh taman. Mencari seorang gadis yang tiba-tiba saja hilang dari tempatnya berdiri tadi.

Padahal beberapa saat lalu, ia masih melihat gadis –yang sering kali membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat itu berada di samping temannya seraya memegang kuas dan sedang sibuk melukis.

My savior & protector : Huang RenjunWhere stories live. Discover now