4

3.3K 236 0
                                    

Suara azan subuh membangunkan Laras yang masih nyenyak dengan kelezatan tidurnya.

"Alhamdulilah."suara lirih Laras.

Laras berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu guna shalat subuh.Ia yang tak sadar bahwa sang ibu sudah berada di dapur sebelumnya namun ia tak menegur ataupun menyapanya.

"Ras..."sapa Bu Yuni.

"Astaghfirullah."seru Laras yang kaget.

"Loh kenapa kamu?"tanya Bu Yuni.

"Kirain ngga ada siapa-siapa, tau-tau ada suara ya Laras kaget bu."jelas Laras.

Setelah berwudhu,Laras pergi ke kamar mandi,mandi lebih cepat karena ia harus pagi-pagi ke hotel tempat acara pernikahan Yuli.

"Bapak kemana bu?"tanya Laras.

"Ke masjid tadi,tapi belom pulang-pulang."jawab Bu Yuni.

"Loh bisa jadi bapak kesasar tu bu." seru Laras panik.

"Ehh jangan ngomong gitu kamu,kalo iya gimana?"Bu Yuni ikut panik.

"Cari ayo ras..."ajak Bu Yuni yang sudah berlari ke depan.

Datang seorang laki-laki tua dengan badan besar dengan seorang bocah kecil bertubuh gembul.

"Assalamualaikum bu..."sapa Pak Iman.

"Loh bapak bisa pulang?"tanya Laras.

"Ya bisa lah,kalo bisa berangkat masa lupa jalan pulang."jelas Pak Iman.

"Kirain ibu bapak kesasar karena lama ngga disini."ucap Bu Yuni.

"Udah bu,pak masuk yoo,aku mau mandi."ajak Laras.

"Dek Sakti,makasih ya udah ditemanin."ucap Pak Iman sambil mengelus kepala Sakti.

"Iya mbah sama-sama."sahut Sakti dengan suara menggemaskan.

.

.

.

.

Setelah mandi,Laras sibuk berdandan walaupun dandan tipis namun terlihat fresh.

"Pashmina apa segi empat ya?"tanya Laras ke dirinya sendiri.

Dia pun memilih kerudung segi empat berbahan satin warna ungu muda.

•••

Ditempat lain Wahyu sedang menata kemeja batiknya, terlihat gagah dan sangat menawan.Di padukan dengan jam tangan hitam kesayangannya.

"Waduhh abang udah cakep aja nih, mau ngelamar siapa nii?"rayu Bu Sri.

"Ngelamar mantu ibu lah."sahut Wahyu.

"Siapa emang?"ejek Bu Sri yang tau anaknya tak mempunyai pacar.

"Pokoknya perempuan yang pas di hati ibu deh."ucap Wahyu sambil memegangi tangan ibunya.

"Ayo lah kamu dari menantu buat ibu, ibu kan sudah tua bang,mana bapak udah ngga ada lima tahun lalu."ucap Bu Sri.

"Iya iya ibu jangan sedih dong,ibu mau dicarikan mantu yang bagaimana."tanya Wahyu.

"Ya pinter masak."sahut Bu Sri.

"Ngga cantik ngga papa berarti."rayu Wahyu.

The Destiny of Allah [END]Where stories live. Discover now