(🕊)O2

4.1K 781 166
                                    

4 September 2O2O

―♡―

Ditempat parkir motor mata Chia ga sengaja melihat Bara lagi jalan sama cewek, Chia ngeliat Bara ketawa ketiwi sama cewek itu. Tangan Chia mengambil ponsel dan langsung menelefon Bara sambil memantau dari kejauhan.

Panggilan pertama ditolak, tapi Chia tetap nelfon Bara sampai di angkat. Chia melihat cowok itu mendesah kesal.

Bara menjauh dari wanita itu dan mengangkat telepon Chia, "Kenapa?"

Chia yang melihat dari kejauhan hanya menghela nafas, "Tadi bunda nyuruh lo pulang." Bara merespon dengan deheman keras lalu menutup panggilan dengan sepihak

Bara mendekati wanita itu dan merangkulnya. Mereka pun pergi dari sana.

Chia terus melihat punggung keduanya yang mulai menjauh. Rasanya Chia mau menghilang aja supaya Bara perhatian sama dia.

Sebenarnya Chia cape banget tapi dia lebih mendam.

Chia kembali berjalan mendekati motornya, ia membuka jok motor dan mengambil helmnya.

Tanpa berlama-lama Chia langsung pergi dari sana dan segera pulang, jam sudah menunjukkan pukul setengah 9.

Ditengah tengah jalan pikirannya kembali memikirkan kelakuan Bara dibelakangnya dan tanpa disengaja ia menangis.

Ia sangat bodoh, menangisi seorang laki-laki sebrengsek Bara. Dan lebih bodohnya lagi Chia tetap ingin mempertahankan hubungan ini.

―♡―

"Bara pulang!"

Sang bunda yang sudah menunggu kepulangan Bara pun langsung menyambut Bara. Bundanya mempersilahkan Bara untuk duduk, Bara yang heran akan perlakuan sang bunda pun bertanya-tanya.

"Tumben bunda baik? Ada apa nih?"

Bundanya menyeringai lalu mengeluarkan 5 buku tugas Bara dan menghempaskan kelima buku itu tepat didepan mata Bara.

"Apa-apaan ini?! Kamu nyuruh Chia buat kerjain tugas kamu"

"Kalem bun. Bara memang nyuruh Chia kerjain tugas Bara, tapi Bara ga maksa dia nya aja yang mau kerjain dengan senang hati."Jawab enteng Bara

Bunda nya mendekat dan menjewer telinga Bara, "Mana mungkin Chia mau kerjain tugas kamu dengan senang hati! Pasti kamu ancam kan, ayo jujur! Siniin kartu kredit kamu."

Bara dari tadi tak henti meringis dan memohon ampun, "Buat apaan sih bun?"

"Mulai besok kamu gaboleh bawa kartu kredit lagi, uang jajan kamu bakal bunda kurangin setengahnya."

Bundanya melepas jeweran setelah menerima kartu kredit itu. Sang bunda meninggalkan Bara diruang tengah sendiri, laki-laki itu terus menggosok telinganya.

Bara mengambil ponselnya dan mengirim pesan suara ke Chia.

Sekarang Bara benar-benar marah dengan Chia, ia berpikiran pasti Chia yang melapor ke Bundanya.

―♡―

Bara menarik tangan Chia dan membawanya ke markas, tempat dimana Bara dan teman-teman nya ngumpul.

Bara menutup pintunya dengan keras membuat keempat temannya menoleh, Chia yang dari tadi diam pun meringis dan melihat pergelangan tangannya yang mulai memerah.

Bara menampar Chia dihadapan empat orang disana, tangisan Chia pecah. Bara mendekat dan menghimpit Chia diantar kedua tangannya.

Bara mendekatkan wajahnya, "Lo ngelapor ke bunda ya?" tanya nya. Seketika bulu kuduk Chia berdiri lalu ia menggeleng pelan.

Bara menarik dagu Chia, "Masih gamau jujur?" Chia menyeka air matanya dan langsung mendorong Bara.

"Gue beneran ga ngelapor Bar! Kemarin kan lo sendiri yang nyuruh gue anterin buku tugas lo ke bunda lo"

"Gara-gara lo kartu kredit gue ditarik, uang jajan gue dipotong!"

"Gara-gara gue lo bilang? Haha gue ga abis pikir Bar, lo udah Manfaat in gue udah gitu selingkuh dibelakang gue. Lo tau perasaan gue? Sakit Bar!"

Bara bungkam dan hendak mendekati Chia. Salah satu teman Bara, yaitu Devan mendekat dan memisahkan keduanya.

Setelah Bara pergi dari ruangan itu, tangisan Chia kembali terdengar. Didalam hati ia terus mengutuk dirinya sendiri.

―♡―

―♡―

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



jangan lupa iland
nanti malam, oyeee~!

[✓] 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐑𝐀𝐏𝐀 𝐏𝐀𝐍𝐓𝐀𝐒Where stories live. Discover now