(🕊)O5

3.4K 677 89
                                    

11 September 2O2O

―♡―


"Udah dong Chi nangis nyaaa."

Tangisan Chia perlahan mereda, Chia membenarkan posisinya menjadi tegap. Shasa mengusap punggung Chia, "Gue paham perasaan lo Chi, mending putus aja. Gue gasuka lo nangis gara-gara dia."

Chia meneguk air putih yang diambilkan Leta untuknya. "Gue gabisa putusin dia Sha, gue sayang sama dia." Shasa memegang kedua bahu Chia dan menatap lekat matanya.

"Kenapa lo tulus banget sih? Gue tetap dukung keputusan lo Chi, kalau mau curhat ke gue aja."Chia tersenyum dan mengangguk pelan.

Leta yang baru datang membawakan nampan berisikan 3 piring, Leta memasakkan mie instan.

Mereka lagi ngumpul dirumah Leta yang letaknya tak jauh dari sekolah. Jam sudah menunjukkan 4 sore tapi mereka masih setia duduk dikasur milik Leta.

Setelah makan Chia pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya lalu berpamitan pulang.

"Lo mau pulang?"

Chia menggendong tasnya lalu mengangguk, "Bareng aja sama gue." Shasa juga ikut menggendong tasnya.

"Yaudah tiati dijalan ya." Kata Leta. Leta pun menuntun mereka untuk keluar.

―♡―

"Lo ngerasa ada yang beda sama Leta ga si?"

Chia yang baru saja turun dari motor Shasa pun mengerutkan kedua alis nya, ia benar-benar tak paham dengan maksud sahabat nya itu.

Shasa yang paham kalau Chia tak tau apa-apa hanya menghela nafas. "Keknya lo gatau apa-apa deh, yaudah sana masuk." Chia tambah heran dan menatap curiga Shasa, Chia yakin bahwa Shasa sedang menyembunyikan sesuatu.

Tapi Chia memilih masuk rumah dan tidak mau memikirkan banyak hal, yang ada dia tambah pusing karena banyak pikiran.

Didepan pintu rumah terdapat paperbag dan berisikan beberapa buku, Chia mengambil secarik surat dan membacanya dengan hati-hati.


Chia sayang~! Bantuin gue lagi ya? Kerjain tugas gue, hehe makasih sayaaang~!

Bara.

Chia tersenyum miris, ia menghela nafas. Shasa yang belum pergi dari sana pun masuk dan menemui Chia yang tengah berdiri didepan pintu.

"Ada apa? Kok nangis?"

Mata Shasa melihat paperbag ditangan Chia, dengan cepat Shasa mengambil paperbag itu dari tangan Chia. Shasa mengamati beberapa buku itu beberapa saat kemudian tangannya mengepal.

Shasa meletakkan tentengan itu dilantai dan langsung memeluk Chia, "Gue bakal bantuin lo."

Chia menatap sahabatnya itu, "Tapi kan lo ada tugas jugaa, mending kerjain tugas lo aja gausah bantuin gue."

Shasa tak suka dengan jawaban Chia dan menyuruh Chia untuk masuk.

"Inget ya Chi, gue sahabat lo gue ga akan segan kasih Bara pelajaran. Karena lo gamau Bara kenapa-napa jadi gue tahan."

"Gue tetap bantuin lo, nanti malam gue datang." Timpalnya

Mau gamau Chia setuju dan langsung masuk, dia tau kalau Shasa itu sedikit keras dengannya apalagi berurusan dengan Bara. Shasa sangat membenci Bara, dia tau sifat buruk Bara dan Shasa sendiri sudah mengingatkan hal ini kepada Chia namun Chia tetap mencintai orang itu.

―♡―

Malam harinya Shasa benar-benar datang, dia membawa makanan dan minuman kesukaan Chia juga.

Di Bandung Chia tinggal sendirian dirumahnya dulu, kedua orang tuanya tinggal di Jakarta dan sibuk bekerja.

Sedangkan Shasa sebenarnya adalah teman dekat Chia sejak SMP. Semenjak tau Chia tinggal sendiri Shasa semakin melindungi Chia. Menurutnya, Chia ini termasuk gadis yang sedikit bodoh. Chia terlalu baik dan cinta buta terhadap Bara, Chia pasti selalu menuruti kata-kata Bara dan itu membuat Shasa semakin khawatir.

―♡―

―♡―

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓] 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐑𝐀𝐏𝐀 𝐏𝐀𝐍𝐓𝐀𝐒Where stories live. Discover now