#6 Terima kasih Budi !

51 14 0
                                    

Sore itu ditaman kota tepatnya terletak dipinggiran jalan raya Jessie dan Kialla sedang membicarakan permasalahan yang mereka hadapi.
Jessie yang masih merasa bersalah kepada Kialla lalu menangis. Ia merasa telah merebut kehidupan Kialla dan menjebak dia kedalam kehidupannya yang suram. Namun Kialla mencoba menenangkan Jessie.

"Aku sama sekali tak merasa dibebani, aku senang melihatmu baik-baik saja. Cuma satu pintaku, tolong jaga ibu baik-baik perhatikan kesehatannya" pinta Kialla kepada Jessie.

Jessie mengangguk menyanggupi. Kialla memeluk Jessie dan mengusap air mata nya.

"Meskipun dulu kita hanya orang asing tetapi setelah berada ditubuhmu kau bagian dalam hidupku sekarang, jadi kau harus bahagia dan jangan sia-siakan hidupmu" ucap Kialla lalu menepuk bahu Jessie seraya menyemangatinya.

"Dan kau juga sudah tau hidupku. Itu benar-benar menyesakan" ujar Jessie.

"Karena itu kau ingin mengakhirinya?" Tanya Kialla.

Jessie mengangguk,"aku juga tidak tau harus bagaimana dan pada akhirnya inilah jawaban Tuhan, aku merebut kehidupanmu lalu kau terjebak dalam kehidupanku yang suram" ujar Jessie yang murung.

Kialla hanya tersenyum.

"Tapi setelah menjadi dirimu dan masuk dalam kehidupanmu rasanya benar-benar hangat, aku mendapatkan semuanya. Cinta,kasih sayang, teman dan semua yang tak pernah kumiliki dulu. Lalu mengapa kau juga ingin mengakhirinya?" Tanya Jessie yang membuat Kialla terdiam.

"Ah itu.. kau harus bersyukur menjadi dirimu dan jangan menbandingkannya dengan apapun, apa kau tau?!" Omelan Kialla yang tiba-tiba mengeras seraya mengelak dari pertanyaan Jessie.

Jessie yang mendengar omelannya hanya memanyunkan bibirnya karena kata-kata Kialla yang seolah menyinggungnya.

Tak terasa haripun semakin gelap, perbincangan merekapun terhenti ketika Kialla melupakan sesuatu.

"Astaga.. !! Aku lupa ini adalah jam bus terakhir tiba" kata Kialla yang cemas.

"Ah ia kau harus kehalte bus sekarang" tutur Jessie yang khawatir.

"Daah" Kialla bergegas dan melambaikan tangan, tiba-tiba berhenti dan menoleh ke arah Jessie lalu berkata " Oh ia ayah dan ibumu baik-baik saja mereka bahkan selalu mencemaskanmu". Kialla pun berlalu.

Jessie yang mendengar itu hanya terdiam dan terpaku. Karena selama ini Jessie berpikir bahwa ayah dan ibunya tak pernah memperhatikannya.

Sesampainya dihalte bus Kialla melihat bus terakhir sudah melaju meninggalkannya. Ia berlari seolah mengejar bus yang melaju itu.

"Stop !! Tunggu aku!!" Teriak Kialla dengan nafas tak beraturan namun Bus semakin jauh dari pandangannya.

"Aduh bagaimana ini? Ayah dan ibu Jessie pasti cemas" ucap kialla yang gelisah.

Ia menggigit jari telunjuknya karena kebingungan. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang yang membuatnya kaget bukan kepalang.

"Astaga kaget !! Dasar ! Siapa kau?" Bentak Kialla lalu menoleh kebelakang.

"Dasar cecunguk ini mengagetkan saja" bentak Kialla dengan nada semakin tinggi.

Ternyata itu adalah Budi. Budi yang mendengar bentakan Kialla hanya diam dengan wajah yang kesal.

"Mulutmu memang harus benar-benar dicuci agar tak ada lagi umpatan yang keluar" ujar Budi yang masih kesal.

"Itu karena kau yang selalu muncul tiba-tiba" balas Kialla kesal.

"Kau.!! Kenapa kau ada disini? Bukannya aku sudah menyuruhmu untuk tidak mengikuti? Hah?" Tanya Kialla.

"Kenapa? Hah kau tanya kenapa? Kau pikir ini jam berapa ? Asal kau tahu dirumah,ayah dan ibunya Jessie sedang menunggumu dengan cemas" jawab Budi yang semakin kesal.

Magic Diary : Who I am ?Where stories live. Discover now