#9 Bintang basket (2)

14 2 0
                                    

Di sudut gang kecil tampak langkahan kaki Jessie berseragam sekolah yang sempoyongan dengan tangan yang menahan kepalanya.
Dari kejauhan terlihat Joi yang sedang berlari ke arah Jessie. Dengan sigap dari arah belakang Joi mencoba menahan Jessie yang akan tumbang.

"Kamu kenapa Kialla?" Tanya Joi khawatir.
"A-aku hanya sedikit pusing..."
Jessie pun tiba-tiba tak sadarkan diri.

Tersadar Jessie sudah berada dikasur kamarnya. Jessie pun menoleh kesamping dilihatnya Joi yang masih berseragam sekolah tengah tertidur dengan posisi duduk dan kepala dikasur sambil memegang tangan Jessie.

"Joi.. bangun .. " lirihnya pelan membangunkan Joi.

Joi pun membuka mata nya perlahan.

"Kamu sudah sadar Kialla?" Tanya Joi riang.

Jessiepun mengangguk.

"Tante !! Kialla sudah bangun" teriak Joi memanggil ibunya Kialla.

Ibunya Kiallapun bergegas ke kamar Kialla dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur.

"Syukurlah kamu sudah bangun Kialla, ini makan bubur dulu" ucap ibu.

Jessie pun mengangguk lalu memakan bubur buatan ibu Kialla.

Dilain sisi, perlombaan basket sedang berlangsung di sekolahan elite tempat Jessie bersekolah.
Terlihat tim dari kelas Jessie tengah bertanding melawan tim kelas lain.
Tampak Rey yang bersemangat mencetak skor dalam pertandingan tersebut. Banyak siswi-siswi yang berseru menyemangati si Bintang Basket itu. Dibarisan penonton, ada salah satu siswi yang mencuri perhatian Kialla. Dia adalah Clara murid kelas lain yang seorang model dan terkenal serta sangat berpengaruh di sekolah nya. Kialla melihat Clara yang terus memandangi Rey dengan senyuman menawannya.

"Siapa dia?" Tanya Kialla kepada Hera dengan menoleh kearah Clara.

"Oh dia Clara, model di sekolah kita"

"Oh dia cantik..."

"Ya dia memang cantik, dia juga dipasangkan sama Rey oleh murid-murid disini mungkin karena mereka sama-sama terkenal"

"Terus Rey nya gimana?"

"Kamu tau kan kalau Rey itu si cowok dingin, sudah banyak siswi-siswi yang ditolak sama dia"

"Ooh gitu"

Kialla pun tersenyum setelah mendengar penjelasan Hera.

Ditengah pertandingan Rey yang sedang semangatnya bertanding tiba-tiba kesal setelah melihat Budi yang dengan santai nya tak menghiraukan pertandingan. Budi hanya diam tak melakukan apapun dan tampak tak peduli. Dari awal Rey sudah menduga bahwa Budi tidak bisa bermain basket dan menyesal telah menerima Budi masuk ke dalam tim nya.
Pertandingan pun berakhir. Akhirnya tim dari Kelas Jessie masuk ke babak final meskipun dengan perbandingan skor yang sangat tipis. Semua bersorak termasuk Kialla dan Hera mereka senang karena Rey dan timnya menang. Namun berbeda dengan Rey yang merasa tak puas dengan hasil skor karena perbandingan skor yang sangat tipis itu. Rey pun menatap kesal kearah Budi tetapi Budi tak menghiraukan nya
dan berlalu begitu saja.
Ketika Kialla dan Hera hendak menghampiri Rey dan Budi tiba-tiba Clara dan gengnya menyapa Rey. Kialla yang melihat itu merasa tak nyaman dengan kehadiran Clara. Dengan tak sadar Kialla mulai merasa cemburu melihat Clara mendekati Rey dengan manja.

"Hei Rey, selamat ya. Kau hebat !" Ujar Clara dengan wajah manisnya.

Rey tak menghiraukan nya lalu berlalu menghampiri Kialla. Rey tersenyum kearah Kialla.

"Kau lihatkan ?? Aku ini benar-benar Bintang Basket di sekolah ini" ujar Rey yang tersenyum dengan sombongnya membanggakan diri.

"Ya kau hebat"

Magic Diary : Who I am ?Where stories live. Discover now