#8 Bintang Basket

26 4 0
                                    

Didalam bus terlihat Kialla yang sedang hanyut dalam lamunannya. Ia melihat kearah jendela bus dengan memikirkan cara agar ia bisa kembali ke tubuhnya. Ia sangat merindukan masa-masa ia bersama ibunya dan Joi teman nya sejak kecil itu.
Budi yang disamping nya itu seakan tahu apa yang sedang dipikirkan Kialla. Budi hanya bisa menatap nya dengan iba.

"Ibu maafkan aku,,aku sangat merindukanmu,aku menyesal pernah membuatmu menangis karena ku" gumam Kialla dalam hati.

Dadanya pun mulai terasa sesak karena menahan airmata yang akan keluar. Ia lalu memukul pelan dadanya dan menarik nafas dalam-dalam.

Sesampainya dirumah Kialla terburu-buru masuk kedalam kamar nya. Ibu Jessie yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.
Ia segera mengganti pakaian nya dengan seragam sekolah.

"Aduh mampus aku !! Bisa-bisa telat nih kesekolah" kata Kialla yang sedang buru-buru.

Kialla pun turun kelantai bawah. Ia berlari dengan tergesa-gesa.

"Bu.. aku berangkat dulu ya !!" Kata Kialla dengan suara yang agak keras.

"Hei.. !! Tunggu ! Sarapan dulu Jess!" Seru ibunya Jessie.

"Udah telat bu!!" Teriak Kialla lalu berlari keluar.

"Dasar anak itu ! Udah gak pulang semalaman. Eh sekarang malah pergi gitu aja" gumam ibunya Jessie yang kesal.

Tibanya dihalte Kialla melihat Budi yang sedang menunggunya. Ia pun berhenti mengatur napas nya.
Bus pun tiba...

"Ayo naik !!" Ajak Budi kepada Kialla.

Kialla hanya mengangguk dengan napas yang masih tak beraturan.

Sesampainya di sekolah. Mereka yang turun dari bus itu melihat Hera yang sudah menunggu mereka berdua di gerbang sekolah.

"Hallo Jessie, hallo Budi tampan " ucap Hera yang riang dengan melambaikan tangannya.

Kialla yang melihat tingkah Hera itu hanya tersenyum geli. Hera yang akhir-akhir ini berubah sikapnya karena kedatangan Budi, tak pernah lagi menggannggu Kialla tetapi malah sebaliknya ia menjadi semakin dekat dengan Kialla yang diraga Jessie. Tetapi Kialla masih bersikap dingin kepadanya.

Didalam kelas tiba-tiba seorang guru menyatakan pengumuman tentang pengosongan jam pelajaran selama 3 hari. Karena sekolah akan mengadakan perlombaan olahraga basket antar kelas yang selalu diadakan setiap tahunnya. Pengosongan jam pelajaran selama 3 hari ini bertujuan agar para siswa siswi berpatisipasi dalam perlombaan tersebut.
Mendengar pengumuman tersebut para murid bersorak ria. Karena inilah yang selalu dinantikan mereka dalam tiap tahun nya.
Pengosongan pelajaran akan dimulai esok harinya. Lalu para murid pun berhamburan keluar kelas untuk melihat daftar nama-nama siswa siswi yang akan berpatisipasi dan yang akan mengikuti lomba dalam acara tersebut di papan pengumuman.

Kialla dan Budi pun ikut membaca daftar nama-nama tersebut.
Kialla dan Budi juga melihat nama Rey dari kelas 3.1 terpampang dipapan pengumuman. Rey terdaftar menjadi peserta dalam lomba tersebut. Karena Rey memang terkenal menjadi bintang basket di sekolah mereka.

"Rey? Si cecunguk itu?" Gumam Kialla yang tak percaya.

"Ya? Kau memanggilku?" Jawab Rey tersenyum yang tiba-tiba berada disamping Kialla.

Sontak Kialla pun kaget lalu menoleh kesamping nya.

"Dasar kau ini !!" Bentak Kialla kesal.

Rey hanya tersenyum.
Budi pun menatap sinis kearah Rey. Namun Rey tak menghiraukan nya.

"Aku suka melihat wajahmu ketika marah kau begitu imut" ungkap Rey kepada Kialla dengan senyum khasnya.

"Apa-apaan kau ini !!" Membuat pipi Kialla yang diraga Jessie ini memerah.

"Kenapa? Aku benar tulus mengatakan nya. Kau itu imut"

"Hentikan ! Aku tak peduli"

"Kau adalah tipe ku Jessie " ungkap Rey yang membuat Kialla semakin gugup.

"Tenang Kialla . Dia bilang begitu karena dia menyukai Jessie. Bukan dirimu oke" gumam Kialla dalam hati seraya menenangkan dirinya.

Budi yang mendengar itu memajukan kedua bibirnya lalu menarik lengan Kialla untuk pergi. Rey yang masih mengejar mereka dari belakang terus berbicara dengan mengatakan bahwa ia benar-benar menyukai Jessie.

"Jessie aku benar-benar menyukaimu. Aku jujur dengan perasaanku" kata Rey yang terus mengikuti mereka dari belakang.

Budi yang berjalan dengan memegang lengan Kialla itu lalu menghentikan langkah nya dan menoleh kebelakang dengan menatap tajam ke arah Rey.

"Untuk saat ini kau tak boleh menyukainya" ujar Budi yang tampak marah kearah Rey.

"Kenapa aku tak boleh menyukainya? Apa urusan denganmu? Hah? Dia yang menentukan bukan dirimu" jawab Rey yang menantang.

"Oh apa jangan-jangan kau juga diam-dian menyukai nya?" Lanjut Rey.

Budi terdiam sejenak.

"Karena kau bukan tipe nya asal kau tau itu" Ungkap Budi yang membuat alasan tak masuk akal bagi Rey.

"Bagaimana mungkin kau tau aku tipe nya atau bukan. Itu sama sekali bukan urusanmu. Sudah kuduga kau juga menyukainya kan?" Kata Rey penuh kesal.

Kialla yang menyaksikan perdebatan mereka berdua itu hanya diam dengan menatap mereka satu persatu.

"Ada apa lagi dengan cecunguk cecunguk ini, lagi-lagi mereka tak bisa akur seperti anjing dan kucing saja kalau bertemu" gumam Kialla dalam hati sambil mengumpat.

"Oke biar Jessie saja yang menentukan siapa yang akan dipilihnya kau atau aku"

"Oke !"

"Jessie ayo kau harus memilih sekarang ! Dia atau aku?" Tanya salah satu mereka yang membuat Kialla hilang mood nya.

Kialla hanya diam, ia menatap mereka berdua satu persatu lalu berlalu tanpa menghiraukan pertanyaan mereka.

Keesokanya...
Sekolah sudah mulai sibuk dengan acara perlombaan tersebut. Dilapangan sudah tampak ramai para siswa siswi yang akan ikut meriahkan acara tersebut.
Banyak dari mereka yang akan mendukung tim masing-masing.

Tiba-tiba tim basket dari kelas Jessie kehilangan satu orang pemain karena salah satu pemain mengalami kecelakaan kecil yang membuatnya tak bisa melanjutkan perlombaan.
Mereka pun ketar ketir kebingungan mencari pemain pengganti. Hera tiba-tiba menawarkan Budi untuk jadi pemain pengganti mereka. Budi yang berada disitu pun sontak kaget dengan pernyataan Hera. Namun Rey tiba-tiba menentang itu.

"Bagaimana mungkin kita memasukan pemain pengganti dengan sembarang orang yang kita saja tidak tahu dia bisa bermain basket atau tidak" ungkap Rey yang menyatakan keberatan atas pernyataan Hera.

Budi yang mendengar ungkapan Rey tiba-tiba tersinggung karena memang mereka berdua sedang tidak akur.

"Aku akan terima tawaran itu !" Ujar Budi yang sontak membuat orang-orang berada disitu kaget termasuk Rey dan Kialla. Namun berbeda dengan Hera yang tersenyum riang.

Magic Diary : Who I am ?Where stories live. Discover now