#19 Perpisahan

18 1 1
                                    

Flashback on

Jessie yang berusia 6 tahun memanggil ayahnya.

"Ayaaahhh!"

Ayahnya pun bergegas menghampirinya.

"Kenapa Jessie?" Tanya ayah.

"Aku kesal!"

"Kesal kenapa Jessie?"

"Teman-teman mengejekku karena aku dan Clara memiliki ibu yang sama, Huaaa hisk hisk" Kata Jessie yang mulai menangis.

Dari balik pintu, ibu nya dan Clara pun masuk dan melangkah ke arah mereka.

Ayah Jessie lalu menatap tajam ke arah ibunya dengan wajah yang memerah.

"Ralina! kesini kamu!"
Bentaknya yang membuat Ralina istrinya kaget dan bingung.

"Kenapa yah?" tanya Ibunya heran.

Plakk

satu tamparan mendarat tepat ke pipinya.

"Beraninya kamu membuat anakku dipermalukan di depan teman-teman sekolahnya! Aku sudah katakan bahwa kau seharusnya mengutamakan Jessie terlebih dahulu bukan Clara!" Bentak nya lagi membuat istrinya menangis tersedu.

"Tapi Clara adalah anakku, kalau bukan aku yang mengambil raportnya lalu siapa lagi?" Kata ibunya mencoba membela diri.

"Aku tidak mau tahu! Atau tidak kamu keluar dari rumah saya!"

Ibunya hanya menangis. Jika ia keluar dari rumah itu lalu kemana ia akan pergi. Tetapi setelah melihat Clara bahwa Clara adalah putrinya sendiri. Ia pun menjadi serba salah, antara pergi dari rumah itu atau anaknya sendiri.

"Ibu tidak boleh pergi! hisk hisk" teriak Jessie yang langsung memeluk ibunya.

Lalu Jessie mendorong Clara.

"Pergi kamu! aku tidak mau kamu merebut ibu!" Teriaknya ke arah Clara.

Clara hanya diam, ia menangis dalam hati.

"Sekarang kamu tinggal pilih, keluar dari sini atau anakmu yang pergi" Tanya ayahnya.

"Jika kau memilih anakmu, pergi dan kembalikan fasilitas yang saya beri ke kamu!" ancamnya.

Ibu Clara benar-benar dilema. Selama ini ia mengejar impiannya menjadi seorang desainer. Sampai ia bertemu ayah Jessie,Ferry. Dan bisa mewujudkan impiannya itu bahkan menjadi kepala butik ternama di kota nya. Namun haruskah ia melepas semua yang ia dapatkan dengan susah payah itu hanya karena putrinya.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengantar Clara dengan berat hati ke ayah kandungnya yang miskin dan tukang mabuk.

Clara pun sangat kecewa atas keputusan ibunya. Hingga ia benar-benar dendam dan benci kepada Jessie dan ayahnya.

Flashback off

Ibunya Clara tampak sedih. Ia tak tahu harus berbuat apa. Ingin sekali ia menjadi wali Clara untuk mengambil sertifikat kelulusannya. Namun disisi lain ia menoleh ke arah Jessie, ia takut Jessie akan kecewa dan Ayah Jessie akan marah besar jika tahu ia melukai hati Jessie lagi.

Jessie pun menatap ibunya lalu tersenyum dan menggenggam tangan ibunya seraya mengatakan ia tak keberatan.

"Pergilah, sungguh aku tidak apa-apa. Dia putrimu" kata Jessie tersenyum yang membuat ibunya semakin menangis.

Ibunya pun melangkah kedepan menuju panggung. Semua orang menatap nya dengan penuh keheranan.

"Kenapa dia berdiri disitu?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Magic Diary : Who I am ?Where stories live. Discover now