♡Please Love Me♡

4.1K 339 7
                                    

Hari sudah mulai siang gadis itu sudah bersiap ingin pulang

Ia diantarkan oleh supir pribadi pria tersebut, dalam perjalanan gadis itu terus berpikir apa yang akan ia katakan kepada keluarganya

Saat mengingat kejadian kemarin malam ia sangat rapuh bahkan sekarang pun dirinya terus menerus menangis, sesuatu yang berharga dan yang harus ia jaga kini sudah hilang diambil orang yang bahkan ia tak tau

Ia menyesal tidak pulang bareng bersama teman temannya, ah...sudahlah ini sudah terlanjur

Jika tuhan mengulang waktu itu sangatlah berharga, tapi mau bagaimana lagi ini sudah kehendak-Nya

Mobil berhenti tepat dirumahnya gadis itu turun dari mobil, "m-makasih"

Supir tersebut mengangguk kala sang gadis berterima kasih
"Sama sama, saya mau ngingetin tuan tidak sebejat itu nanti ia akan bertanggung jawab"

Gadis itu hanya mengangguk mendengar itu lalu mobil itu pun pergi dari perkarangan rumah

Dengan gugup gadis itu masuk kerumahnya, tangisnya pecah kala melihat keluarganya sedang menunggunya

"H-hiks..." seketika tubuh gadis itu melemah sang ibu dan sang ayah yang melihat itupun membantunya untuk duduk di sofa

"M-maafin yongie mah hiks.." sang ibu hanya tersenyum sedangkan sang ayah ia pergi bagaimanapun juga seorang ayah tak boleh terlihat rapuh dihadapan keluarganya

"Tidak apa apa Yongie ini sudah kehendak tuhan kau tak bisa mengelak bagaimanapun nikmati saja hidupmu..." sang ibu berhenti sejenak lalu melirik kearah perut sang gadis, "jagalah anak itu"

Tangisan gadis itu semakin keras, "hiks! Aku tak mau! A-aku akan menggugurkannya hiks..!"

"Ssttt, ibu tak pernah mengajarkan mu untuk berbuat seperti itu dengarlah awalnya ibu dan ayah ingin memiliki anak laki laki tapi justru perempuan yang lahir dan itu dirimu sayang, kau tak boleh seperti itu ibu dengar pria itu akan bertanggung jawab sudah ibu mau memasak hapus air mata mu" tangan sang ibu mengusap air mata gadis itu lalu beranjak pergi menuju dapur

Sang ayah memasuki rumah
"Sudahlah Taeyong-ie jangan menangis"

Mendengar itu hati Taeyong–gadis itu seperti terhantam sesuatu ia benar benar sangat rapuh

"Sudah sudah istirahatlah jika masakan ibu mu sudah siap akan ayah bangunkan, ah...ayah sepertinya tak perlu membangunkanmu" mendengar ucapan sang ayah, Taeyong menatap sang ayah dengan tatapan bertanya

"Bau masakan ibumu kan menyengat jadi kau akan terbangun"

"Hey! Aku dengar ya! Jangan sampai daging ini kuganti dengan dagingmu!" teriakan sang ibu yg menggelegar itu tak membuat sang ayah berhenti

"Dengarlah Taeyong ibumu sangat sensian"

"YAK!" tiba tiba sang ibu keluar dari dapur dan membawa spatula serta teflon(?) seperti siap untuk memasak sang ayah

"Lihatlah bahkan ibumu tega memasak ayahmu yang tampan ini"

"Yak! Sini kau!" dan terjadilah kejar kejaran antara sang ibu dan sang ayah seperti film india

Taeyong yang melihat itu hanya tertawa melihat kedua orang tuanya, ia harus menjadi seperti mereka...menjadi orang tua yang baik apapun yang terjadi pada anaknya

Taeyong mengusap perut datarnya, "tenanglah aku akan menjagamu"

Hari sudah berganti, suara kicau-an serta sinar matahari mampu membangunkan gadis cantik bernama Taeyong

Taeyong terbangun ia harus sekolah sekarang ia tak peduli jika orang orang tau kehamilannya, yang terpenting ia akan menjaga bayi itu agar tetap hidup

Bagaimanapun juga itu tak sengaja, ini bukan kemauan dirinya maupun pria itu

Ia menghela nafas lalu beranjak menuju kamar mandi tak butuh waktu lama ia siap dalam waktu 20mnt

Taeyong keluar dari kamarnya dapat ia rasakan aroma sedapnya masakan sang ibu sepertinya ia harus belajar dari sang ibu, ia pun mulai duduk di meja makan

"Pagi Yongie, ini sarapanmu" sang ibu memberikan satu piring untuk Taeyong

"Pagi juga bu, makasih" Taeyong mulai memakan sarapan itu

Seperti biasa sang ibu dan sang ayah asik menggoda satu sama lain, Taeyong hanya menggeleng melihat kelakuan orang tuanya

"Ohya ibu"

Sang ibu mendengar itupun mengalihkan pandangannya kepada Taeyong, "kenapa?"

"Tadi di kamar mandi aku muntah muntah kok bisa? Yongie kan ga lagi sakit"

Kening Taeyong semakin mengerut kala melihat sang ibu hanya terkekeh

"Begini itu namanya morning sickness itu terjadi pada seseorang yang baru hamil dulu ibu saat mengandung dirimu juga seperti itu" Taeyong hanya mengangguk

"Nanti sepulang sekolah akan ibu jelaskan sekarang sana pergi ke sekolah"

"Ayok maniez" ajak sang ayah yang langsung di pukul oleh sang ibu

"Tatapan mu seperti om om pedofil!" sang ayah hanya terkekeh begitu pula dengan Taeyong

"Nahh Taeyong belajarlah dengan baik jangan hiraukan siapa pun yang mengejekmu" ucap sang ayah

"Baik ayah kalau begitu Yongie masuk dulu bye"

"Bye" mobil sang ayah sudah mulai menjauh

"YONGIE!!" ah..suara itu Taeyong tau suara siapa, siapa lagi kalau bukan temannya Ten

"Huehuehue maafkan aku kemarin meninggalkanmu" Taeyong hanya mengangguk

"Kau tau semuanya bukan? Maka jagalah itu aku tau mulutmu ember tapi berusahalah agar kau tidak membocorkannya"

Ten hanya mengangguk lalu hormat kepada Taeyong, "siap boss!"

"Suka sukamu Ten"

Tiba tiba saja dibelakang mereka seperti sangat rame, Ten maupun Taeyong pun menoleh kebelakang

"Woahh itukan si CEO Jung!" ucap Ten namun dihiraukan oleh Taeyong

Taeyong melihat jelas jelas orang itu ia pun segera menyadari pria itu adalah....pria yang kemarin malam

Jadi pria kemarin itu seorang CEO!?

"Ten...itu siapa?" tanya Taeyong sembari menunjuk kearah seorang perempuan

Ten melihat arah yang ditunjuk oleh Taeyong, "ah...itu pacarnya si CEO Jung itu, tapi aku dengar dengar hubungan mereka tidak romantis"

"Kok bisa?"

"Asal kau tau Taeyong, si CEO Jung itu tidak menyukai perempuan itu tapi si perempuan itu terus mendekatkan dirinya ke si CEO itu kan jdinya risih" Taeyong hanya mengangguk dengan cepat ia menarik tangan Ten untuk segera pergi ke kelas

Bukan tanpa alasan, ia menarik Ten agar segera pergi karena si CEO Jung–pria itu menoleh kearahnya

"Jangan tarik tarik dong ah, ohya dengar dengar juga si CEO Jung itu akan segera menikah euwww kalau aku jadi si CEO itu akan ku lempar perempuan itu" Taeyong mengernyit bingung dengan ucapan Ten

"Kok begitu?"

"Hey Taeyong update lah sedikit, perempuan itu kelihatannya saja baik dan ramah tapi di belakang ia suka menindas orang! Ihh rasanya aku ingin melemparnya ke singa buas yang kelaparan!"

"Hahaha sudahlah ayok ke kelas" Ten hanya mengangguk

Taeyong jadi memikirkan jika CEO itu akan segera nikah lalu dirinya bagaimana? Apakah ada yang mau dengan dirinya? Bagaimanapun juga Taeyong seorang manusia yang membutuhkan Cinta

Tanpa disadar sejak tadi si CEO Jung itu melihat mereka, serta pendengaran tajam dirinya juga mendengar apa yang diucapkan Ten dan Taeyong

"Aku tak akan menikahi perempuan ini, Taeyong."








Tbc
Mmf klo gaje, typo Janlup vote
- vi🐶

♡Please Love Me♡ || JaeYong ✓Where stories live. Discover now