Kesamaan Untuk Kepastian

128 12 0
                                    

"Si orang baru kemana?" Tanya Apri.

"Rafli?" Tanya Mikaila.

"Iya," jawab Apri.

"Kondangan katanya," katanya lalu Apri mengangguk.

"Bang, emak abang kapan balik?" Tanya Mikaila.

"Paling pas mau lebaran," jawab Apri.

"Lama banget." - Mikaila -

"Ya habis mau gimana? Namanya juga TKW." - Apri -

Tiba - tiba adiknya Hanifa datang.

"Bang! Nenek minta di anterin ke Alfamart tuh," katanya lalu Apri berdecak.

"Ah! Elah, gak boleh liat orang lagi nyantai tuh nenek - nenek." Kata Apri dengan kesal.

"Mau gak? Kalo gak mau aku bilangin nih!" Kata Hanifa.

"Iya! Iya! Ah! Punya adek juga pengaduan, pada kebanyakan nongkrong di gardu sih begini jadinya." Kata Apri sambil bangkit dan memakai sendalnya setelah itu dia pergi sambil membawa gitarnya.

"Ye... gak jelas, ada juga dia kebanyakan nongkrong di ujung gang." Kata Hanifa lalu Apri kembali.

"Heh! Apa lo bilang? Nongkrong di ujung gang? Masih mending gua daripada lo gosip mulu kek emak - emak," kata Apri.

"Biarin daripada abang nyanyi - nyanyi suara jelek aja tibang main gitar musik kemana nyanyi kemana?" Kata Hanifa.

"Apri!" Panggil neneknya dari kejauhan.

"Iya! Iya!" Jawab Apri lalu dia langsung pergi.

"Abang lo kenapa sih Han? Marah - marah mulu kek emak - emak gak di kasih duit," kata Mikaila.

"Gak tahu, gek jelas dia mah kebanyakan ngelem begitu." Kata Hanifa lalu Apri lagi - lagi kembali.

"Heh! Lo kalo ngomong jangan sembarangan ya! Kalo gue ngelem lo apa? Nyiumin bensin? Uh lo! Kalo bukan adek udah gue gedig lo!" Kata Apri.

"Ayo! Emang abang pikir aku takut?" Kata Hanifa menantang.

"Apri!" Panggil neneknya lagi.

"Iya! Iya!" kata Apri lalu ia pergi lagi.

"Ngapa sih abang lo? Salah minum obat kalo ya?" Tanya Mikaila

"Tahu, lagi halangan kali" jawab Hanifa.

~~~

19.00

"Terima kasih pak, maaf sudah merepotkan." Kata Karlina sesampainya di rumahnya.

"Gak apa - apa. Rafli, kamu jangan dengerin apa kata orang - orang tadi ya? Mereka gak bermaksud marahin bunda kok," kata pak Aji lalu Rafli mengangguk.

"Anak pintar," kata pak Aji sambil mengusap kepalanya.

"Assalamualaikum!" Kata Annisa yang tak lama datang.

"Ya allah Lin, kamu kenapa?" Tanya Annisa dengan mata membesar.

"Tadi bunda di tampar sama nenek," kata Rafli lalu Annisa terkejut.

"Kita baru saja pulang dari acara nikahan adiknya dan disana sempat ada keributan kecil," kata pak Aji.

"Astagfirullahalazim, kenapa kamu pake datang sih Lin? Kan kamu udah gak dianggap lagi sama mereka." Kata Annisa.

"Saya cuma merasa gak enak aja mbak," kata Karlina.

"Ya tapi kalo kamu sama Rafli seperti ini saya gak terima Lin, udah! Biarin aja emang dasar keterlaluan keluarga kamu itu, besok saya datengin lihat aja." Kata Annisa dengan kesal.

I'M NOT PELAKORWhere stories live. Discover now