2

415 77 38
                                    

Jaehyun menatap Jiyeon lurus, tak berusaha membalas ejekan Jiyeon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Jaehyun menatap Jiyeon lurus, tak berusaha membalas ejekan Jiyeon.

Kedua orang yang baru datang bersalaman satu persatu dengan para pria yang telah lebih dahulu datang, canggung memang namun terasa hangat mengingat jaman sekolah mereka yang cukup menyenangkan.

Tak terkecuali Jaehyun yang terlihat ogah ogahan bersalaman dengan gadis manis mantan ketua osis yang berada di sampingnya saat ini, namun sebenarnya ia sangat bersemangat merasakan halus telapak tangan jiyeon padanya, padahal gadis dan pria yang baru saja datang itu hanya mengakrabkan diri.

Kemudian suasana canggung mulai mencair di meja itu.

Namun hanya pria itu satu satunya manusia yang tatapannya tak bergerak, mata Jaehyun masih hanya tertuju pada makhluk indah itu, sulit baginya mengalihkan pandangan pada bentuk indah yang tengah menceritakan semua hal yang gadis itu ingat saat sekolah menengah.

Tak hanya mengenai sekolahan mereka yang menjadi topik pembahasan tapi hampir semua hal Jiyeon tahu dan mengerti dimulai dari olahraga, politik dan ekonomi bahkan gadis itu sangat menjunjung tinggi hak wanita tanpa merendahkan gender lainnya, semua orang menyukai cara berpikir Jiyeon yang cukup seksi tak terkecuali pria dengan cangkir kopi ditangannya, senyumnya tak jua meninggalkan bibir Jung Jaehyun saat menatap Jiyeon dengan intens dan penuh ketertarikan.

"Ah apa kalian ingat Song Saem?" Tanya Jiyeon mencoba menarik ingatan semua orang pada masa lalu kecuali Lucas yang beda sekolah dengan semuanya hanya mampu menatap Jiyeon seolah menunggu lanjutan cerita mereka yang cukup seru untuk didengarkan.

"Ah, Saem muda dan tampan itu?" Mark menimpali,

"Nde, Kalian tak akan percaya bukan kalau dia meminangku sesaat setelah kelulusan." Senyum Jaehyun pupus dan fokusnya mulai memudar.

"What? Bagaimana cara kau menolak pria tampan seperti guru Song? Atau kini kau Nyonya Song?" tanya Haechan yang sedari tadi banyak tanya seperti wartawan pada Jiyeon.

"Jangan gila. Tentu saja aku menolaknya, Begini, Ehem! 'Maaf Pak guru tapi ibuku ingin aku lulus kuliah terlebih dahulu.'" ucapan Jiyeon mengundang tawa semua orang, itu semua karena semua orang tahu bagaimana galak dan perhitungannya guru Song,

Guru bermartabat yang tampan.

Dan Jiyeon berani menolak pria paling diinginkan itu.

"Hei, aku haus. Dari tadi aku bicara dan kalian tak ada keinginan untuk membelikan aku minuman? Tak bisa dipercaya. Heol. Haha bercanda." ucap Jiyeon main-main dan beralih menuju kasir dengan Lucas.

"Dia masih sama menyenangkannya dengan saat sekolah dulu, pantas saja Jaehyun begitu menggilainya dulu." celetuk Taeyong,

"Oh ya aku ingat. Kau mengganggunya demi bisa terus dekat dengan Jiyeon bukan?" Johnny menyikut lengan Jaehyun pelan. Pria bermarga Jung itu tak menghindar maupun tersipu ia diam. Tak ada satupun yang mampu membaca pikiran pria berlesung pipi itu.

"Saat ini kupikir aku menyesal menikah muda." celetuk Taeil memecah keheningan yang dibalas anggukan Johnny yang juga sama sama telah beristri diiringi tawa dari semua orang.

Mereka yakin keduanya hanya bercanda, atau tidak.

"Jiyeon, masih milikku." bisik Jaehyun mengundang tatapan semua orang disana.

Semua orang kembali heboh.

"Kau masih menginginkannya buddy? what you waiting for then hyung? Go get her!" Mark hampir berteriak heboh dan membuat Jiyeon juga Lucas curiga.

"Hyung, asal kau tahu saja, aku juga tertarik pada Jiyeon noona tapi, kalau kau masih menginginkannya aku bersedia mengalah." ujar Haechan sok tegar dengan wajah menyebalkan seolah mundur demi persahabatan padahal memang Haechan selalu bercanda atas apapun.

Jaehyun tersenyum dengan tatapan berterima kasih sembari memberikan jempolnya pada Haechan yang membalas Jaehyun dengan jempol juga.

Karena memang sudah menjadi rahasia publik di klub basket mereka bahwasanya Jaehyun memang menyukai Jiyeon.

sekembali Jiyeon bergabung dengan meja Jaehyun dkk setelah mendapat kopinya, bahkan kembali duduk disamping Jaehyun lalu kembali mengobrol tentang banyak hal dengan para pria itu.

Tak terasa waktu berjalan cepat,

"Hei aku pulang denganmu ya Cas." Ultimatum Jiyeon pada Lucas sambil membereskan tas dan pakaiannya, setelah semua orang pulang dan hanya meninggalkan empat orang disana.

Jiyeon, Lucas, Jaehyun dan si cerewet Haechan.

"Annigeoteun~ Lucas denganku kita satu apartemen, ingat?" Haechan membawa Lucas lebih tepatnya menarik Lucas untuk dapat memberi waktu untuk Jaehyun dan Jiyeon bersama.

"Kau denganku." ucap Jaehyun akhirnya.

"Wow, Terrific! kau bicara? Kukira kursi kosong bisa bicara." Jiyeon membuat wajah tolol main main, "Bercanda, hahaha."

"Hahaha." Jaehyun pura pura terbahak lalu kembali membuat wajah datarnya, Haechan dan Lucas ikut terbahak dan mereka saling berpamitan.

Jiyeon dan Jaehyun memutuskan untuk berjalan kaki, berdampingan dan bersisian, langit gelap dan lalu lalang kendaraan disisi Jaehyun semakin membuat canggung, tak banyak pejalan kaki seperti mereka menambah suasana tak nyaman berlingkup dibenak Jiyeon.

pria berlesung itu berkali kali mendesah, ia juga merasa canggung dan bingung dengan topik apa yang akan dia mulai agar keduanya tak canggung lagi.

Tak jauh berbeda dengan Jaehyun, Jiyeon juga tertekan dengan suasana canggung itu. Ditambah rasa bersalahnya telah menolak perasaan pria tampan disampingnya dulu.

Jiyeon mengenyahkan rasa takutnya dan mulai berbisik.

"Jaehyun.." bisikan Jiyeon sesekali sambil berdehem mengusir kecanggungan.

"Ya?" Sahut Jaehyun serupa pertanyaan dengan nada suara rendah yang menggetarkan hati para gadis diluaran sana.

Namun terasa dingin ditelinga Jiyeon.

"A, aku minta maaf, untuk semua yang pernah ku lakukan padamu. Aku hanya ingin kita dapat berteman. So, Mau berteman denganku?" Jiyeon mengulurkan tangannya seperti anak tk yang berkenalan dengan teman baru.

"Tidak." Uluran tangan Jiyeon perlahan mengendur mundur perlahan.

"Baiklah, mungkin kau sangat tersakiti oleh ku. Maaf." Gadis itu memaksakan tersenyum dan menggaruk alisnya perlahan.

"Aku tak suka berteman dengan gadis barbar sepertimu dan kurasa kita lebih cocok untuk menjadi kekasih daripada teman." Jaehyun mendahului langkah Jiyeon menuju gedung apartemen yang sudah berada tak jauh dari mereka.

Jiyeon mengernyit bingung,

"Yak! Kau bilang tak mau berteman dengan gadis sepertiku tapi masih menyimpan perasaan padaku? Heol!"

"Berisik." Jaehyun yang malu segera meninggalkan Jiyeon yang masih asyik menggodanya.

Tbc


Tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
CRUSH LONGER VERSION ✅Where stories live. Discover now