5

335 73 10
                                    


"Ayo makan siang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Ayo makan siang." Jaehyun mengajak Jiyeon keluar namun gadis itu menatap Jaehyun dari balik kacamata kerjanya.

"Sampai neraka membeku aku tak akan ikut." bisik Jiyeon sambil menatap galak Jaehyun, gadis itu tak ingin dianggap kenal pada pria tampan itu.

"Haha, cepat ikut! Aku belum mengenal siapapun disini, anggap saja kita teman sekolah." Jaehyun membuat wajah menyebalkan dan memaksa pada Jiyeon, gadis itu memutar matanya dan menghembuskan nafasnya berat kemudian menyambar tasnya.

"Ayo Pak." Jiyeon mendahului Jaehyun menuju elevator.

Jaehyun membawa Jiyeon menuju cafe sandwich disekitar perusahaan.

"Wow, aku tak menyangka kencan pertama kita hanya dengan sandwich." Jiyeon menaikan alisnya dengan sarkastis. "Sangat menyenangkan dan sungguh hening." Jiyeon kembali mengatakan hal sebaliknya karena suasana disana sangat berisik.

Juga tak ada kursi kosong.

"Mau cari tempat lain?" Tawar Jaehyun.

"Better be."

Jiyeon dan Jaehyun akhirnya menemukan sebuah kursi tepat dibawah pohon rindang di taman dekat kantor mereka.

"Bagaimana kantor kami? kau nyaman?" Jiyeon bertanya sungguh-sungguh sambil menyantap sandwichnya.

Jaehyun tersenyum, ini kali pertama Jiyeon bertanya dengan nada baik.

"Lumayan, tapi banyak hal tak nyaman yang aku temui disini."

"Aku?" tanya Jiyeon menunjuk dirinya.

"Salah satunya, hahaha. Tidak, Direksi lain. aku dianggap terlalu muda untuk menduduki jabatan ini. Single, tak banyak pengalaman, aku pun dianggap tak mungkin berkompetisi dengan perusahaan lain dan mudah untuk dibujuk, apa maksud mereka coba?" Jaehyun menjelaskan dengan senyum terpaksa.

Jiyeon mengangguk memang pikiran dewan direksi terlampau kolot, saat Jiyeon diangkat menjadi satu satunya manajer perempuan diperusahaan itu sudah menjadi perdebatan. Wanita tak pantas mendapat jabatan tinggi karena dianggap terlalu emosional dan tak menggunakan akal sehat saat memutuskan sesuatu, Come on! ini bukan tahun 1800-an bukan?

Jiyeon menceritakan hal itu pada Jaehyun membuat pria itu sedikit terhibur,

"Lalu aku bilang pada mereka, aku akan memperlihatkan pada mereka kinerjaku, jika hal itu membuat penjualan semakin buruk mereka bisa segera mengeluarkan aku dari sana namun BAM, aku masih disini." Jiyeon memutar tubuhnya bagai puteri cinderella yang berubah pakaiannya. "Kurva penjualan kuartal awal tahun meningkat, that's because of who? i did, what they gonna do about it?" lanjut Jiyeon sembari kembali duduk dan menyesap minuman sodanya.

"Aku yakin kau memang deserve untuk jabatan ini."

"Yes i do."

"Haha, kau selalu percaya diri, aku menyukai sikap itu." Tawa keduanya membahana hingga tatapan keduanya bersirobok,

CRUSH LONGER VERSION ✅Where stories live. Discover now