11

348 78 59
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jawaban Jiyeon kini mengundang kekehan Jaehyun "Hei, kau ingat hari dimana kau keterlaluan menyuruhku? saat aku akan bersenang senang dengan teman temanku ke itaewon? kau malah menumpahkan sabun keseluruh penjuru kamar mandi, kau ingat? Disana aku...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Jawaban Jiyeon kini mengundang kekehan Jaehyun "Hei, kau ingat hari dimana kau keterlaluan menyuruhku? saat aku akan bersenang senang dengan teman temanku ke itaewon? kau malah menumpahkan sabun keseluruh penjuru kamar mandi, kau ingat? Disana aku baru tahu kau benar-benar tolol."

"Hei aku bosmu, lagipula aku tak percaya pada Kang Daniel pria yang hendak menjemputmu itu, dia tak seperti pria baik-baik." ucap Jaehyun sembari menaruh gelas kopinya.

"Memang kau pria baik baik? Pria yang menumpahkan kecap ke seluruh alat makan di mesin cuci piring?" Tanya Jiyeon dengan tatapan meremehkan.

"Ya, setidaknya aku tak mengencani setiap gadis di berbagai divisi."

"Ya dan berakhir dengan pertanyaan 'kenapa belum menikah?' dari CEO kita? lalu pertanyaan 'apa kau homo?' diakhir rapat? membuat direksi dan manajer lain tak tahan ingin tertawa melihat wajah merahmu." Jiyeon merubah mimik wajahnya saat memperagakan ketika CEO mereka bertanya tanpa kewarasan pada Jaehyun.

"Terimakasih telah mengingatkan. Padahal masih ada Na Jaemin yang belum menikah, sialan."

"Dia masih muda dan ayahnya masih berpengaruh disini, sudahlah. Uhm btw, aku baru tahu mengenai kelakuan Daniel sehari setelah aku gagal ke Itaewon. Pria brengsek."

"Aku tidak."

"Kau bajingan yang membosankan." Jiyeon mengernyit pada Jaehyun.

"Hei."

"Maaf."

"Hei Ji, Aku punya penawaran untukmu, kau mau tidak berbagi uang dalam rekeningku dan semua hartaku? bahkan apartemen itu?" Tawar Jaehyun.

"Kenapa tiba-tiba? Tentu saja mau, Kau akan bunuh diri? Jangan diapartemen, kumohon."

Jaehyun mengetuk beberapa titik aliran darah dilehernya menahan rasa berdesir karena tekanan darahnya yang meningkat.

"Anniya!" Teriak Jaehyun dengan suara rendahnya.

"Lalu, Bagaimana caranya?"

"Kita menikah." Jiyeon hampir tersedak kopinya dengan ucapan Jaehyun.

CRUSH LONGER VERSION ✅Where stories live. Discover now