3

366 79 57
                                    

"Berisik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Berisik." Jaehyun yang malu segera meninggalkan Jiyeon yang masih asyik menggodanya.

keduanya bergegas menuju lobby dan memasuki bilik elevator.

"Aku tahu, dengan cara ini kau berusaha memikatku kan? Hah? Tak semudah itu ferguso." Ujar Jiyeon main main menautkan kedua tangannya didada.

bertingkah seolah berada dalam telenovela awal tahun 2000an.

"Ya ya ya, terserah."

Jaehyun melangkah mendahului Jiyeon, tepat ketika pintu elevator berhenti dilantai yang mereka tuju.

Kembali sunyi, tak ada yang bersuara kecuali dentingan pintu elevator yang tertutup secara otomatis dan gemuruh jantung dalam dada Jaehyun yang tentu saja tak bisa didengar oleh Jiyeon.

"Unitmu dimana? BTW. Terimakasih telah mengantar." Jiyeon menatap Jaehyun berharap pria itu segera pergi.

Ia sungguh lelah hari ini. Sangat lelah.

gadis itu terbelalak kala suara pintu terbuka.

BAGAIMANA BISA?

"Hei!" Jiyeon berteriak, ia mulai yakin pria itu stalker, mengingat Jaehyun pernah menyatakan cinta padanya saat perpisahan sekolah mereka.

Jiyeon memang payah karena menolak cinta semua pria dengan alasan ingin fokus kuliah.

Tapi ya, Jiyeon memang mengambil Manajemen bisnis di Universitas Seoul dan ia memilih tinggal di asrama dibanding bersama orangtuanya, Yebin dan Gyuri selalu berisik dan membuatnya tak bisa belajar.

Namun alasan sesungguhnya  ia hanya ingin bebas, tentu saja.

Kembali pada saat dimana Jiyeon menahan lengan Jaehyun untuk tak kemana mana.

"Pergi, aku tahu kau menyukaiku. Tapi pergilah sebelum aku menelepon polisi." Jiyeon nampak tegas, ia takut? Sangat. Tapi, ia yakin pria itu pasti berniat buruk padanya.

"Telepon saja, polisi tak akan menangkap pemilik rumah." Ujaran pria itu memberikan efek shock lainnya pada Jiyeon, genggaman gadis itu terlepas mulutnya menganga seketika.

Omong kosong apa lagi ini?

"Pemilik? Jelaskan!" Jaehyun memasuki dapur dan mengambil sebotol air mineral.

"Kau mengisi kulkas? Bagus." Jiyeon mendengus tak berniat membalas ucapan Jaehyun. "Perkenalkan aku Jung Jaehyun pemilik apartemen ini, ibuku membiarkan kau mengisi apartemenku karena aku dipindah tugaskan ke Busan sementara waktu, lalu aku kembali dipromosikan di Kantor pusat Seoul dan kini saatnya aku kembali kemari." Terang Jaehyun membuat Jiyeon segera mengatupkan bibirnya.

"Tidak mungkin!" Raung Jiyeon dramatis.

"Mungkin." balas Jaehyun santai.

"Hei! Jangan kesana! Mama pasti menegurku karena membiarkan orang asing masuk dan..."


klik


Jiyeon kembali menelan ludahnya kala Jaehyun mampu membuka pintu kamar satunya yang tak pernah Jiyeon buka dan tak mau juga, tak boleh dibuka, pokoknya Mama Jung pernah melarang Jiyeon bahkan untuk membersihkan ruangan itu.

alasannya karena?

Jaehyun benci itu.

"Bagaimana kau?" Jiyeon ikut masuk ketika sebuah foto yang menggantung di kepala ranjang mengusik pikirannya, itu Jung Jaehyun, mama Jung dan Papa Jung sedang berfoto dengan latar taman entah dimana yang pasti Jaehyun memakai toga kelulusannya.

SHIT - batin Jiyeon meringis malu.

"Oke, aku mengerti. Ibu harus menjelaskan sesuatu padaku. Damn it!" bisik Jiyeon kesal.

"Aku akan kembali tinggal disini. Kalau tak suka kau bisa bicara pada papa mamaku atau ayah ibumu dan pergi." Jiyeon menelan ludahnya lamat,

"Itu artinya kau tahu aku tinggal disini? juga membiarkan aku tinggal lebih lama disini kan?" Tanya Jiyeon ragu menatap Jaehyun dengan suara yang sangaaat pelan.

Jujur saja, ia tak ingin diusir dan kembali tinggal bersama orangtuanya yang cukup konservatif menerapkan jam malam.

"Tinggal lebih lama disini? Aku tak tahu. Tapi, jika pertanyaannya apa aku tahu kau tinggal disini ? Ya, mamaku meminjamkan apartemen ini untuk dirawat anak sahabatnya yang belum diberi kepercayaan untuk tinggal di apartemennya sendiri karena banyak alasan dan salah satu alasan yang aku dengar adalah anak gadis ini cukup senang berpesta dan main ke klub malam, apa cctv disini paling canggih?

Hhh, (Jaehyun mendengus penuh bangga) Ya tentu saja. Ibumu akan langsung tahu ketika sensor panas itu menemukan kau mengendap keluar ruangan. Tak bisa dimatikan tanpa password yang hanya diketahui aku saja." Jaehyun hanya menaruh tas kerjanya kemudian kembali berjalan perlahan menuju ruang tengah sembari menunjuk setiap ujung ruangan yang terpasang cctv.

Gadis itu menahan amarahnya, ya.

Jiyeon sudah berusia 31 Tahun dan ia masih dihalangi untuk ke klub malam oleh orangtuanya, bahkan sensor sialan itu bisa membangunkan ibunya yang berada ratusan mil jauh dengan dirinya saat ini.

Menyebalkan.

"Ya, aku meminta ijin untuk merusaknya saat ini padamu." ucap Jiyeon sarkastik.

"Lakukanlah, ibu dan ayahmu telah menitipkanmu padaku. Aku sering kesulitan tidur dan pagi hari aku cukup mudah terbangun. Aku yakin aku lebih canggih dari sensor itu dan kemampuan linguistikku yang baik dengan sedikit bumbu bumbu dramatis dan tambalan sana sini, kuyakin pasti ibumu akan menarikmu kembali kerumah dan tak bisa keluar rumah mungkin selama 3 tahun." Jaehyun kembali meraih botol air mineral dingin yang tadi ia bawa dari dapur dan meneguknya perlahan.

"Semoga kau tersedak." bisik Jiyeon kesal menghentakkan kaki dan meninggalkan pria berlesung pipi yang tampak terbahak puas dengan reaksi Jiyeon.

Sungguh menyenangkan membuat gadis bertempramen buruk seperti Jiyeon meledak, ini juga yang ia lakukan kala sekolah menengah.

Membuat Jiyeon dan dirinya berargumen keras mengenai anggaran klub yang sebenarnya bisa ia atasi dengan beberapa sponsorship.

Tapi ia memang suka membuat Jiyeon kesal, atau lebih tepatnya ia senang berada disekitar Jiyeon dan berinteraksi dengan gadis itu meskipun tidak dalam situasi yang kondusif, setidaknya diwaktu mereka bertengkar dan beberapa saat setelahnya pikiran Jiyeon hanya terisi Jaehyun.

Dan dulu, Jaehyun cukup puas dengan hal itu.

Tapi tidak saat ini.

Dirinya menginginkan lebih, seluruh perhatian Jiyeon hanya untuk dirinya.

bukan pria lain.

- Tbc -

- Tbc -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CRUSH LONGER VERSION ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang