PART 1

3.4K 338 28
                                        

PRANG!

Lagi-lagi chef Arsen melemparkan piring salah satu peserta yang saat ini sedang berada dihadapannya. Semua juri  peserta dan kru diacara ini seketika hening dan ga ada yang melakukan pergerakan apapun.

Aku sendiri sejak tadi sampai ga sadar sudah menahan nafas ku sambil memperhatikan Chef Arsen yang sedang memaki peserta tersebut.

"Gila, ini baru episode 5 dan Chef Arsen udah ngabisin piring lebih dari 1 lusin" kata Liana sambil berbisik di telinga ku.

"Sttt diem! Nanti itu ufo terbang nyasar kesini" kata ku sambil menempelkan telunjuk di depan bibir ku.

Liana hanya terkekeh dan buru-buru menutup mulutnya menggunakan telapak tangan.

"Saya kan udah sering bilang, jangan pernah masak makanan yang kamu sendiri bahkan ga mau makan!" Teriak Chef Arsen.

Peserta di depan Chef Arsen hanya menundukkan kepalanya.

"Dan bisa-bisanya kamu sekarang menghidangkan masakan ini untuk kita! Otak kamu ini masih berada ditempatnya apa udah kamu buang?" Teriak Chef Arsen lagi.

Kalau aku yang jadi peserta itu, kayanya aku udah ga sanggup buat berdiri deh. Langsung balik badan dan kabur ga mau ikutan kompetisi masak ini lagi.

"Kami tau kalian semua ini koki amatir, tapi masa sampai sekarang kalian ga bisa belajar dari pengalaman yang sudah-sudah?" Suara Chef Arsen makin terdengar sangat jelas ditelinga ku.

"Jangan bikin kami dengan mudahnya ngeluarin kalian dari kompetisi ini!" Lanjut Chef Arsen lagi.

"Yes Chef" teriak para peserta secara bersamaan.

Para kru sudah mulai saling berbisik, tapi aku tetap memilih diam dan ga ikut nimbrung sama mereka. Aku lebih memilih memperhatikan Chef Arsen yang kali ini sudah mulai mundur dan ga memaki peserta tersebut.

Sialnya mata kami ternyata malah ga sengaja saling memandang. Tatapannya benar-benar tajam, pisau yang sering digunakan peserta di kitchen station aja sepertinya kalah tajam sama tatapan milik Chef Arsen ini.

Aku buru-buru mengalihkan tatapan ku kearah lain. Berusaha untuk ga menghiraukan Chef Arsen yang sepertinya masih melihat kearah ku. Rasanya bener-bener bikin merinding kalau tatap-tatapan sama mahluk tuhan satu ini.

Bayangin deh Chef Arsen ini memiliki tinggi badan diatas 180, badannya ga benar-benar berotot sih, tapi ga kurus kering seperti orang kekurangan gizi.

Pokonya Liana pernah bilang kalau badannya Chef Arsen ini pelukable banget. Tipikal yang kalau dipeluk bikin betah dan ga mau lepas katanya.

Yang bikin aku ciut kalau berada didekatnya adalah seluruh lengan kanan dan kirinya dipenuhu dengan tato! Gila, berasa preman pasar minggu ga tuh?

Sebenarnya Chef Arsen itu cukup baik saat dia ga berada di kitchen station, eits ingat 'cukup baik'. Perlu aku tekan kan kata cukup baik tadi.

Dia masih mau mengobrol dan berbagi ilmu dengan orang lain. Tapi tetap aja dia itu paling anti buat berbasa-basi dengan orang lain.

Dengan postur tubuh dan wajah yang bisa masuk dalam kategori ganteng, banyak yang tertarik untuk bisa dekat dengan Chef Arsen. Ga jarang kru atau bahkan peserta berusaha mendekatkan diri dengannya.

Mereka semua seperti berlomba-lomba mencari perhatian dari Chef Arsen dengan cara apapun. Ada yang bertanya mengenai masak memasak, ada yang sering mengunjungi beberapa resto miliknya, atau bahkan ada yang terang-terangan ngasih perhatian dengan cara membawakan makanan atau minuman untuknya.

YES CHEF!Where stories live. Discover now