PART 19

2.7K 341 26
                                        

Tenggorokkan ku rasanya udah ga nyaman. Aku melihat kearah meja yang berada di samping tempat tidur ku saat ini. Ada 2 botol air mineral yang tersimpan disana.

Sejujurnya aku masih ga sanggup untuk bangun dan mengambilnya sendiri, tapi karna Chef Arsen dan Mas Bima masih mengobrol di balik tirai yang mengelilingi kasur ku, rasanya aku ga nyaman kalau harus minta tolong sama mereka.

Aku berusaha menggapai botol air mineral tersebut, tapi sayangnya gerakkan ku ga bisa seleluasa biasanya. Ada jarum infus yang menancap di punggung tangan ku dan hal itu membuat tangan ku sedikit kesulitan untuk bergerak.

Saat tangan ku hampir menggapai botol air mineral, botol tersebut malah terjatuh kelantai dan menimbulkan suara yang cukup kencang.

Seketika tiran di hadapan ku langsung terbuka dan memperlihatkan Chef Arsen yang menatap kearah ku dengan tatapan hawatir dan ga lama aku juga melihat Mas Bima yang menyusul membuka tirai lebih besar.

"Udah bangun Na?" Tanya Chef Arsen yang sudah berada di samping ku.

Karna tenggorokkan ku terasa sakit akhirnya aku hanya menganggukkan kepala.

"Mau minum?" Tanya Chef Arsen.

Lagi-lagi aku menganggukkan kepala.

Chef Arsen mengambil botol air mineral yang terjatuh tadi dan menyimpannya kembali di meja. Lalu dia mengambil botol yang lain dan langsung membukakannya untuk ku.

Aku berusaha untuk mendudukkan tubuh ku. Tiba-tiba tangan Chef Arsen bergerak merangkul ku, Chef Arsen membantu ku untuk duduk dengan posisi yang cukup nyaman.

"Mau tidur lagi?" Tanya Chef Arsen.

Aku menggelengkan kepala.

"Mau pulang" jawab ku dengan suara yang sangat pelan.

"Tunggu sebentar ya. Saya panggilin dokter dulu. Biar kamu diperiksa sekali lagi, sebelum kita pulang." Kata Chef Arsen sambil mengusap rambut ku dengan lembut.

Saat Chef Arsen berjalan menjauh dari tempat tidur ku, Mas Bima berjalan mendekati ku. Mas Bima memperhatikan ku dalam diam. Tiba-tiba tangannya bergerak menarik tangan ku dan langsung menggenggamnya.

Karna aku merasa ga nyaman, aku berusaha menarik tangan ku dari genggaman tangan Mas Bima. Bukan, ini bukan bentuk protes ku karna ga dapet jatah off. Tapi aku ngerasa bener-bener ga nyaman saat Mas Bima menggenggam tangan ku.

"Maaf Mas" kata ku saat tangan ku sudah terlepas dari genggaman tangan Mas Bima.

Ga lama dokter datang dan memberikan beberapa pertanyaan untuk ku. Saat dokter akan memeriksa kondisi ku, aku melirik kearah Chef Arsen dan Mas Bima yang masih berdiri di dekat tempat tidur ku.

"Mmm Chef Mas Bim, bisa keluar sebentar? Aku ga nyaman kalai diperiksa sambil di tonton sama kalian" kata ku sambil melirik kearah mereka berdua.

Mereka berdua keluar dan langsung menutup tirai kembali. Setelah diperiksa kembali oleh dokter, dokter bilang aku terlalu banyak aktifitas yang akhirnya membuat ku kelelahan.

Akhirnya setelah cairan infus habis, aku diizinkan pulang. Mas Bima kembali mendekat kearah tempat tidur ku. Dia mencoba membantu ku untuk duduk sambil menunggu Chef Arsen yang sedang menebus obat.

"Na, ini obatnya. Disitu udah ditulis keterangan jam berapa kamu harus minum obatnya" kata Chef Arsen saat dia kembali mendekat kearah ku.

"Makasih Chef" kata ku sambil berusaha meraih bungkusan obat ditangan Chef Arsen.

"Udah beres kan Chef?" Tanya Mas Bima.

Chef Arsen menganggukkan kepalanya.

"Kamu mau pulang sekarang?" Tanya Mas Bima.

YES CHEF!Where stories live. Discover now