11. Bersatunya Fuckgirl

483 71 15
                                    

Brum brumm

Suara derum mobil terdengar bersahut-sahutan. Tak lama, empat mobil masuk ke halaman parkiran dengan mobil warna hitam paling depan. Mobil yang terlihat mencolok karena harganya yang fantastis.

Murid-murid semakin tertarik saat keempat mobil itu melakukan beberapa aksi sebelum akhirnya berjejer rapi di parkiran.

Dari ujung kanan, mobil merk Pagani Huayra Imola berwarna silver, Aylin keluar dengan seragam kemeja putih dibalut almamater berwarna rose gold. Rambutnya lurus terurai dengan ujung yang sedikit bergelombang. Aylin terlihat seperti murid teladan yang rapi, tapi tidak cupu.

Setelahnya, dari mobil Lamborghini Vaneno berwarna gold, Rara keluar dengan kemeja seragam yang sengaja tidak dimasukkan. Bandana berwarna senada dengan almamaternya membuatnya terlihat lebih imut.

Dari mobil bermerk Bugatti Centodieci berwarna galaksi, Zyana turun dengan tampilan sebelas dua belas dengan Rara. Bedanya, rambut Zyana diikat satu menyisakan beberapa helai rambut di bagian depan. Ia keluar dengan cengiran tengilnya, tak lupa kedipan matanya pada beberapa cowok yang menatapnya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku almamaternya.

Terakhir, mobil yang diklaim memiliki harga termahal di dunia, entahlah apakah masih atau sudah ada pengganti merk lainnya. Bugatti La Voiture Noire berwarna hitam mengkilap, Vivi turun dengan seragam yang jauh dari kata rapi, almamaternya tidak dipakai. Ia keluar dengan raut wajah datar tanpa sedikitpun senyuman. Topi putih bertuliskan 'Bad Girl' di tengahnya menjadi ciri khas sosok Vivi.

Keempatnya saling menatap sebelum berkumpul di depan kap mobil Vivi. Vivi menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Anjir! Mereka pindah sekolah?"
"Lah weh! Mereka kok di sini?"
"Jingan! Kenapa mereka di sini?” ”Seragamnya? Mereka pindah ke sini?"
“Holkay semua anjir!”
"Ini serius?! Gila sih! Sekolah kita makin famous!"
"Lumayanlah buat cuci mata."

Vivi hanya menatap orang-orang di sekitarnya acuh. Berbanding terbalik dengan Aylin yang risih karena banyak yang menatap mereka berempat serta membicarakannya. Berbeda lagi dengan Zyana dan Rara yang sibuk tebar pesona.

Vivi yang berada di sebelah Zyana langsung menjitak kepalanya.

"Anjim!" Zyana mengusap kepalanya. Ia menatap Vivi dongkol. "Lo punya masalah apa sih sama gue?!"

"Banyak."

Zyana mendengkus. Aylin yang melihatnya tertawa kecil. "Sabar ya, Ropeah. Orang sabar pasti kesel."

"Goblok! Alin," umpat Rara sambil tertawa.

"Kelas."

Ketiga sahabatnya mendengkus dan mengikuti Vivi yang berjalan terlebih dahulu. Berbeda dengan respon murid-murid yang lain.

"Ternyata Vivi bener-bener cuek ya."
"Datar bet anjir!"
"Gue mau Rara aja deh, imut."
"Aylin gue mah, paling bener di antara mereka. Ramah lagi."
"Zyana yang pertama. Manis banget asli!"
"Manis sih iya, tapi kalau kumat itu gilanya bikin gue gemes."

Zyana yang mendengar hanya terkekeh. "Kayaknya gue terkenal karena gila."

"Lo kan emang gila, bego!" balas Vivi sewot.

Zyana mengangguk. "Biarkan."

"Aku menjaga, perasaan ini," sambung Aylin bernada.

FUCKGIRL COMEBACK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang