32. Ba(l)ikan? [2]

396 48 6
                                    

Zyco menatap Zyana lalu tersenyum. "Thanks, Zy. Lo emang selalu bisa gue andelin."

Deg

'What do you mean, Zyco?'

Zyana tersenyum palsu. "Nope, good luck yah!"

Zyco tersenyum lalu mengacak rambut Zyana gemas. Ia berdiri dan beranjak meninggalkan rooftop.

There goes my heart beating
'Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now

Suara itu berhasil membuat Zyco berhenti. Entah kenapa, jantungnya mencelos mendengar suara sendu milik Zyana. Ia mempertahankan posisinya, yakni berdiri membelakangi Zyana.

And there goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now

Zyana memejamkan matanya. Menikmati tiap tetes air mata yang mengalir ke pipinya. Suaranya semakin menyesakkan, bukan karena tak bagus, justru sangat indah, tapi penghayatan yang diberikan Zyana sangatlah membuat orang yang mendengarnya merasakan betapa ia menginginkan seseorang itu kembali. Zyco.

I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason

Calum Scott - You Are The Reason 🎵🎵

Zyana jatuh terduduk. Kedua tangannya menutupi keseluruhan wajahnya. Pundaknya naik turun menandakan dirinya sedang menangis. Tak ada suara tangisan yang keluar, tapi suasana terasa memilukan.

Zyco pun memejamkan matanya. Berusaha menahan sakit dalam hatinya. Ia menoleh ke belakang, tepat pada Zyana yang kini sedang terluka kembali. 'Bodoh!'

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Zyco melanjutkan langkahnya. Kali ini, ia tak lagi menoleh ke belakang.

Hening menyelimuti rooftop. Setelah beberapa menit, Zyana pun tersenyum tipis lalu mengusap air matanya. "Lo harus bisa, Zy. Tahan! Jangan sampai lo kejebak dalam sakit yang lo ciptain sendiri."

Zyana tersentak saat ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Bukan hanya seorang, melainkan tiga. Yups, mereka adalah sahabat-sahabat Zyana.

"I'm fine, guys."

"Gak usah bohong, Zy! Gue tau lo selama ini masih cinta 'kan sama dia? Lo masih ngarepin dia 'kan? Please, Zy, kalau ada apa-apa jangan ditahan kayak gini." Vivi menatap Zyana intens. "Lo sahabat gue, lo sodara gue, lo keluarga gue, gue gak mau lo kenapa-kenapa."

Rara tersenyum lalu mengangguk. "Vivi bener, Zy. Lo gak sendiri, kita bakal nanggung semuanya barengan. Sakit lo, sakit kita juga."

"Si Zyco itu ... meresahkan ya, Bun," sahut Aylin mencoba menghibur.

"Banget, Bun. Udah pernah nyoba belum? Kalau belum, cobain deh, rasanya ... ah mantap!"

Pletak

"Dasar anak tiktok!"

Zyana meringis lalu menatap Vivi kesal. "Lo lebih tiktokers daripada gue."

"Girls, mending main!" panggil Rey pada mereka berempat.

"Ha? Main apa?" tanya Rara semangat.

Zeyn berjalan ke ujung kiri rooftop. Setelahnya, ia menatap kaca di depannya dalam diam, tak lama ia bergeser lima langkah. Tangannya mengetuk kaca tersebut dengan irama tertentu. Zeyn tersenyum saat kaca mulai bergetar.

FUCKGIRL COMEBACK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang