12. Jungkir Balik

495 69 44
                                    

“Aku mau Langit jadi milik aku sepenuhnya.”

Rara langsung mengangkat kepalanya. Ia menatap Ana kaget. “Bukannya lo bilang udah clear? Langit buat gue, Bintang buat lo?” Pandangan Rara beralih pada Langit yang sedari tadi hanya diam. “Langit, bukannya kemarin udah sepakat?”

Langit menggeleng pelan. Ia hanya membisu, tak mampu menjawab pertanyaan Rara.

Yup. Mereka bertiga yaitu Rara, Ana, dan Langit sedang berada di kafe. Ana yang mengajak mereka berdua untuk bertemu. Katanya, ia ingin semuanya tuntas malam ini.

“Maksud lo apaan? Kenapa tiba-tiba kayak gini?” Rara menatap Ana tajam.

“Ra, gue juga gak tau, tapi mungkin ini yang terbaik? Entahlah, gue juga bingung, Ra.”

Rara menggeleng menatap Langit. Ia tertawa pelan. “So, semua udahan?”

“Gue sama Langit dan lo sama Rey.”

“Rey?” Rara menatap Ana bingung. Tau darimana Ana tentang Rey?

“Iya, Ra. Aku. Kenapa emangnya? Kenapa gak cerita? Rara bosen sama Rey?”

Sontak Rara menoleh. Matanya membulat saat mendapati Rey sudah di belakangnya dan menatap tajam dirinya. “Rey ... kamu-”

“Karena Rey udah denger juga kan, udah jelas semuanya. So, aku anggep kita clear. Jangan pernah ganggu Langit lagi.”

Tatapan tajam Rara langsung mengarah pada Ana. Ia tahu tujuan perempuan itu melakukan ini semua.

“Good luck!” bisik Ana pada Rara. Rara hanya diam dengan tatapan yang masih tajam. Ana tersenyum. Bukan senyum biasa, melainkan senyum kemenangan.

“Cihh!” Rara mendengkus saat Ana melewatinya sambil menarik tangan Langit.

“Aku kecewa sama kamu, Ra-”

“Jangan bertindak seolah-olah semua salah aku dan aku sangat-sangat nyakitin kamu.” Kini pandangan Rara mengarah pada Rey.

“Tapi-”

“Oh, lupa sama kejadian lama? Perlu aku ingetin? Lupa kalau kamu pernah nyakitin aku? Berapa kali kamu manis-manisan sama cewek lain? Dan itu serius kan? Berapa kali aku maafin kamu dan kamu ngulangin lagi?-”

“Apa bedanya sama kamu, Ra? Kamu juga main-main sama banyak cowok kan? Apa aku pernah permasalahin semuanya?-”

“Kamu tau sendiri aku cuma main-main sama mereka. Sedangkan kamu? Kamu serius sama yang lain!”

“Ra, aku-”

“Cukup!” Rara mengangkat telapak tangannya. “Kita istirahat aja dulu. Benahi diri kita masing-masing.” Tanpa menunggu jawaban Rey, Rara langsung melangkah keluar kafe.

***

“Lah, kata Alin putus? Itu kan break doang.” Zyana menatap Rara bingung.

“Heh! Alin kan gak tau pasti. Rara cerita gak jelas,” sungut Aylin.

And then?” tanya Vivi pada Rara.

“Kayak yang lo tau, gue sama Rey baikan.”

“Lucu ya, dari dulu ujung-ujungnya sad mulu. Dulu dia ninggalin gue karena nidurin cewek lain, sekarang karena milih Ana. Gak salah sih, toh gue juga ada Rey, tapi kan haha!” Rara tertawa sumbang. Tatapannya kosong. “Gue sebenernya capek. Tapi, ya mau gimana lagi? Gue gak tau harus gimana.”

FUCKGIRL COMEBACK [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя