3. Bit by Bit

291 30 0
                                    

Happy reading♡︎
_______________________

Sudah terhitung sekitar 1 bulan semenjak si kembar masuk ke sekolah baru mereka. Jaemin cepat menangkap dan mengejar ketertinggalan mereka, namun Jeno sepertinya masih tertinggal. Jaemin pun memaklumi dan telaten mengajari Jeno. Begitu juga dengan mapel olah raga. Jaemin akan meminta Jeno mengajarinya dan Jenopun tidak mempermasalahkan itu.

Dan selama 1 bulan itu lah, ingatan Jeno perlahan mulai kembali dengan keberadaan Jaemin, Renjun, dan Haechan.

Jaemin POV

"Lee Jeno!"

"Ya, pak guru Na?"

Aku kesal. Aku sudah mengajarinya berkali kali namun sepertinya Jeno kembali melupakannya. Padahal itu satu materi yang simpel. "Ini dikalikan ini Jenn, lalu baru kau dipangkatkan 5 dengan inii" ujarku sebal. "Iya iya Naa, maaf" balasnya.

Tok tok tok

Aku dan Jeno kompak melihat ke arah pintu.

"Serius sekali. Ini sudah jam makan malam. Lanjutkan besok saja"

"Ya hyung" ujar kami bersamaan. Itu tadi Mark hyung. "Hyung, ayo" ajakku ke Jeno. Kini aku memberanikan diri memanggil Jeno dengan sebutan "hyung". Jeno sendiri tidak mempermasalahkan itu.

Makan malam itu berjalan seperti biasa, tak ada yang spesial, ya mungkin hanya candaan dari papa Donghae yang dibalas oleh Jeno.

"Ma.." lirihku. Saat ini aku sudah 100% yakin Jeno dan Jisung sudah tidur. Ini jam 12 malam. Kulihat mama kaget melihatku masih sadar. "Nana, kenapa belum tidur??" Tanya mama padaku. "Nana kan biasanya tidur jam 1. Dari dulu jam segini tidak akan bisa tidur" ujarku lalu memeluk tubuh mama. "Ah iya ya. Mama ingat sekali dulu mama yang menemanimu tidur jam 1. Kadang jam 2 juga" balas mama. "Ma.. Nana mau tanya" ujarku begitu ingat tujuanku menemui mama.

"Hm?"

"Mama mau mengunjungi ayah papa.. tidak?"

"Papa mu kan disini, Donghae"

"Maksudku papa Goongmin"

Mama terbeku. "Nana tahu kalian memang sudah bercerai, tapi jangan benci papa.. ma.." lirihku yang terdengar oleh mama. "Sayang.. mama tidak pernah benci pada papamu.. besok saja mau mengunjungi bersama hm?" balas mama lalu mengelus surai hitamku. "Nana kirimi saja alamatnya. Besok Nana ada janji dengan Renjun Haechan" ujarku menikmati setiap elusan yang mama berikan. "Baiklah. Nanti kalau kau sudah siap, mari, kita satu keluarga. Kau, mama, dan Jeno mengunjungi papa kandung kalian bersama" ujar mama yang ku setujui.

___

"NA JAEMIN LEE JENO"

"Lee Haechan jika kau tidak bisa mengecilkan suaramu maka pita suaramu akan kuputus, Chan" ujar Renjun sadis yang mengundang tawa Jeno. "Tidak terima kasih. Tidak perlu repot repot Njun" balas Haechan dengan cengiran. "Sudah. Ayo, keburu aku berubah pikiran" ujarku menengahi mereka. "Ayo sekarang saja" balas Jeno antusias. Hari ini kami sudah berjanji untuk pergi ke sekolah TK kami. Ya, aku pikir Jeno juga harus tahu kenyataan bahwa namanya adalah Na Jeno kakak dari Na Jaemin. Tapi aku hanya takut bila Jeno menghindariku setelah mengetahui masa lalunya. Karena jujur aku nyaman dengan Jeno seperti ini.

Beberapa saat kemudian kami sampai. Ya, tidak jadi ke gedung sekolah karena sudah ditutup, jadi kami memutuskan untuk jalan di trotoar sambil bercanda. Tapi jujur, jalan yang akan kami lalui dan kami sebrang nanti bagiku adalah suatu trauma. Tempat dimana aku memutuskan untuk pergi kabur, hidup sendiri bersama Jisung, tanpa siapapun tahu aku masih hidup.

"Na, ice creammu meleleh"

"Eoh maaf"

"Kau kenapa pucat?" tanya Jeno. Aku agak panik, beruntung Renjun menyadari itu. "Nana tidak pucat Jen. Mungkin haluanmu saja" aku langsung tersenyum. "Iya Jen. Aku baik baik saja kok" ujarku masih memaksakan senyum.

Jumeaux • njm ft. ljn ✓Where stories live. Discover now