4. Park

274 24 0
                                    

Jaemin POV

Hari ini, setelah sekian lama, aku menghabiskan waktu bertiga dengan kedua adik tersayangku. Ya, siapa lagi jika bukan Park Jisung dan Zhong Chenle? Dua sosok yang menemaniku selama 7 tahun terakhir.

Kami tidak kemana mana, hanya taman bermain saja. Awalnya Chenle ingin mengajak kita ke Busan, namun kutolak mentah mentah. Hey, ke Busan mau naik apa? Bus? Subway? Dan itu mengeluarkan uang kan? Ya wajar, uang anak itu tidak akan habis sampai tujuh keturunan. Apalagi Chenle yang sangat dimanja oleh keluarganya. Masalah uang baginya adalah masalah kecil. Tak hanya aku, Jisung juga menolaknya. Malah Jisung sendiri yang menyarankan taman bermain. Jika mereka menurut padaku, mungkin kita hanya akan ada dirumah, duduk bersama di ruang tamu, bermain game, dan hal yang dilakukan remaja lain. Oh, aku lupa. Jisung dan Chenle masih bayi.

Jangan terkecoh kalian. Muka mereka mungkin terlihat dewasa. Tinggi mereka mungkin tinggi seorang remaja, apalagi Jisung. Tapi percayalah. Mereka itu tak jauh dari kata 'bayi' jika bersamaku.

Aku dan Chenle memang dekat. Anak itu sangat sering ke rumah, dengan alasan rumahnya hanya ada pembantu. Meski kaya, Chenle hidup sendirian. Ayah dan Ibunya sibuk bekerja, kakaknya sibuk dengan kuliah. Aku sendiri tidak mempermasalahkannya. Malah jika aku bekerja, Jisung punya teman di rumah.

Aku tidak pernah tahu bagaimana keduanya bertemu. Mungkin saat ospek di sekolah? Entah juga. Yang jelas, mereka beruntung bertemu satu sama lain.

___

"Jaemin hyunggg, cepat beli tiketnya!!"

"Iya iya sabar Jisung-ah"

Kami sudah sampai di tempat yang kami tuju. Begitu turun, aku sudah ditarik oleh kedua bayi ini untuk membeli tiket. Tentu saja dengan uang tuan muda Chenle. Kami sudah sepakat, tidak ke Busan, namun kita akan menggunakan uang Chenle. Anak itu sendiri yang memaksa. Ya, beginilah jika kau punya teman yang sangat kaya namun sangat murah hati.

"Sudah, ayo masuk" ujarku setelah mendapat tiket dan memberikannya kepada mereka. Mereka langsung pergi meninggalkanku dahulu. Aku hanya menghela nafas lalu mengejar mereka.

"Jaemin hyung! Ayo naik itu! Aku ingin naik itu!" pinta Chenle. Aku melirik Jisung. Anak itu sudah keringat dingin melihat apa yang Chenle ingin naiki. Rollercoaster. Satu wahana yang Jisung sangat hindari.

Ah, menggoda adik sendiri tidak apa apa kan? "Ayo naik itu! Sepertinya seru. Jisungie, kau ikut tidak?" Tanyaku, tentu menggoda Jisung yang sudah panik duluan. Ia menatap kami tajam.

"Kalian mau aku mati?"

"Haha, tidak lah tenang saja. Kau diam disini bagaimana? Aku dan Jaemin hyung saja yang akan menaiki itu" jawab Chenle sambil tertawa. Aku pun juga tertawa melihat reaksi Jisung. "Oke. Aku akan menunggu disini. Jangan kemana mana" balas Jisung. Aku tak sempat berkata kata, Chenle menarikku duluan. Sepertinya anak itu benar benar antusias. "Jaemin hyung, kita ambil yang depan ya!!" seru Chenle yang membuatku gemas. "Oke, terserahmu, Chenle-ya" balasku mengusak surai hitamnya.

"WAH! NA JISUNG BENAR BENAR AKAN MATI JIKA MENAIKI ITU!!" seru Chenle dekat telingaku. "Chenle-yaa, kecilkan suaramu" ujarku menutup telinga. "Hehe, maaf hyung" ujarnya tersenyum. "Ayo, Jisung pasti menunggu"

"NA JISUNG"

Sekali lagi aku menutup teriakku begitu Chenle berteriak. Ingin rasanya ku omeli dia, namun aku sendiri sudah luluh dengan kegemasannya. Dasar lemah. Tapi kupastikan, kalian juga akan luluh dengan kegemasan seorang Zhong Chenle. 

"Bagaimana? Aku benar benar bisa mati jika naik itu" ujar Jisung menghampiri kami. Sementara Jisung dan Chenle mengobrol, netraku tak sengaja menangkap seseorang yang tampaknya mengawasi kami- tidak. Tatapannya hanya mengarah pada Jisung. Sepertinya orang itu belum sadar jika aku tengah menatapnya. Dengan segera aku berdiri di belakang Jisung dan memeluknya. "Nana hyung! Kenapa tiba tiba??" Tanya Jisung heran. "Tidak apa apa. Sekali kali saja tidak apa apa kan?" balasku menaruh daguku di bahu Jisung.

Jumeaux • njm ft. ljn ✓Where stories live. Discover now