RIDDLE - 02

5.6K 818 19
                                    

Selamat membaca.
Jangan lupa vote dan komen yaa ah follow juga
.
.
.
.

Pintu bus kembali tertutup, sudah tak ada lagi penumpang lain selain Lisa dan Jennie. Sang supir kembali melanjutkan perjalanan, ia menjalankan bus nya dengan pelan sembari bernyanyi kecil. Lagu yang dinyanyikan pun merupakan lagu kebangsaan Korea. Sambil fokus menyetir, pria itu menggetarkan tubuh nya. Merasakan aura dingin yang membuat nya ingin menggigil seketika.

Lisa dibelakang, fokus memandang kearah luar. Mengabaikan sosok Jennie yang masih bungkam disamping nya. Rintik air tiba-tiba saja jatuh dan menempel dikaca jendela. Lisa reflek menatap rintik itu, lalu memandang kearah langit yang sudah sangat gelap. Gumpalan awan kelabu sudah terlihat tak sanggup menahan air nya lagi. Hingga perlahan, rintik itu turun semakin gencar dan berubah seketika menjadi buliran air yang kasar.

Waktu sudah menunjuk kan pukul lima sore, dimana semua orang telah usai melakukan segala aktivitas nya. Itu sebab nya, pinggiran jalan tampak ramai dengan orang-orang bermantel tebal yang menutupi dasi dan rok ketat nya. Pria dan wanita itu berlari menghindari guyuran hujan menuju pertokoan, dengan tas yang berada diatas kepala mereka namun juga ada yang lebih memprioritaskan berkas penting didalam daripada tubuh mereka. Bagi mereka yang selalu membaca ramalan cuaca, sudah tentu mereka telah membawa persediaan payung dari rumah.

Karena terlalu fokus mengamati orang-orang diluar, pikiran Lisa pun sedikit demi sedikit mulai terusik. Mengingat kejadian memgerikan yang telah menimpa nya hari ini. Namun tak ada yang bisa dia lakukan selain menghela nafas dan mengubur nya dalam-dalam.

"Semoga besok lebih baik.." harap nya.

Lima belas menit berlalu, Lisa tersulut kedalam pikiran nya terlalu jauh. Namun tersadar, saat bus berhenti dipemberhentian berikut nya. Dia pun lekas berdiri, karena sudah sampai pada tujuan. Saat hendak melangkah, Lisa kembali terdiam. Melihat kearah Jennie yang kini juga sudah melihat kearah nya. Tak ada yang ingin Lisa sampaikan pada nya, dia pun memanggut dan bergegas turun.

Hujan deras tak juga mereda, sementara waktu semakin sore dan hari semakin menggelap. Bus kembali berjalan, sehingga membuat Lisa spontan melihat kearah Jennie yang perlahan melepaskan earphone dari telinga nya. Hal itu lagi-lagi membuat Lisa menghela nafas. Merasa jika diri nya benar-benar dihindari oleh Jennie. Namun Lisa tak ingin berkutat terlalu lama disana dan ia pun sudah tak punya pilihan selain bertekat untuk menerjang hujan yang cukup deras itu.

Lisa memindahkan tas nya kedepan, lalu memakai penutup kepala Hoodie yang ia gunakan untuk menutupi kepala nya, meskipun terbilang percuma tetapi cukup untuk menghambat air yang akan membasahi kepala nya. Setelah itu, Lisa mengambil ancang-ancang untuk berlari menuju gang sempit diseberang jalan.

Tap tap tap tap

Suara sepatu memantul di atas aspal, genangan air membasahi sepatu nya, dengan deru nafas yang memburu. Udara dingin mulai menggerogoti tubuh nya, hal itu yang membuat nafas nya menjadi tergesa-gesa. Sesekali ia mengeluh dalam hati, lantaran tak tahan dengan cengkraman udara tersebut.

"Hahh... dingin sekali" ucapnya sedikit gemetar. Udara dingin serasa bertambah dua kali lipat dari hujan biasa nya. Sudah tak heran bagi Lisa, karena sudah saat nya memasuki musim dingin. Di sela-sela deru nafas nya, tampak sedikit kepulan uap yang keluar dari mulut nya.

Larian nya pun terhenti tepat di depan tempat tinggal nya. Ia terburu-buru mengambil kunci didalam tas, dengan bibir yang sedikit memucat dan tangan yang sudah dingin seperti es. Hanya beberala detik saja, Lisa sudah menemukan kunci dan segera membuka pintu nya.

RIDDLE - [JENLISA] ✓Where stories live. Discover now