RIDDLE - 03

5.1K 746 46
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa komen dan vote ya
Tinggalkan jejak kalian
.
.
.
.
.

Selamat membaca Jangan lupa komen dan vote ya Tinggalkan jejak kalian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan kembali turun dipagi hari, waktu telah menunjuk kan pukul 5. Belum ada yang beraktivitas, lantaran langit masih menghitam dengan udara yang menajam. Di musim dingin, biasa nya langit akan menerang dengan lambat dan menggelap dengan sangat cepat. Itu sebab nya pukul lima saat ini, tampak seperti pukul empat pagi.

Seorang pria berjalan sambil menggigil, ia sudah memakai jaket dan dilapis lagi dengan mantel tebal nya namun tetap saja tubuh nya masih gemetar kedinginan. Dengan berbekal senter ditangan nya, pria itu berjalan menyusuri koridor untuk membuka semua gerbang sekolah dipagi hari.

Langkah pria itu seketika terhenti, dan ia menatapi taman sekolah yang cukup terang.

"Aigoo.. kotor sekali." Gumam nya, sembari melihat dedaunan yang mulai gugur. Tak tahan dengan udara yang menikam, pria itu pun kembali melanjutkan perjalanan nya. Melewati kelas-kelas kosong yang gelap gulita. Semakin melangkah, ia semakin merasakan aura yang membuat nya kebal. Bukan sekali dua kali pria itu merasakan aura itu, tetapi hampir setiap kali ia melintasi ruangan itu. Sebuah kelas yang terletak diujung koridor.

Pria itu berusaha mengabaikan aura aneh seperti biasa nya, ia bahkan bersiul untuk mengurangi rasa takut nya. Siulan itu memantul dan terdengar cukup nyaring. Ditengah-tengah kesunyian, tiba-tiba saja pria itu mendengar suara langkah kaki.

Tap.. tap..

Ia kembali bersiul, mengabaikan suara itu namun tiba-tiba saja lampu diseluruh koridor berkedip secara bergantian. Pria itu reflek mengusap tengkuk nya, sambil melihat kearah lampu yang berkedip secara bergantian. Ia mulai ketakutan, sehingga ia kesulitan untun menelan saliva nya.

Krieeett..

TEP!!!

Lampu seketika mati, saat suara gesekan kursi telah menghilang. Keringat mengalir di pelipis nya, seketika kedinginan nya menghilang. Pria itu menyalakan senter digenggaman nya, kemudian menyorot ke ujung koridor yang berada dihadapan nya.

Tap.. tap..

Langkah kaki itu kembali terdengar, sehingga membuat kedua kaki nya menggigil. Pria itu terus menyorot ke arah depan, kemudian sesekali menyorot kearah belakang. Tak ada siapapun disana, selain diri nya sendiri. Tetapi langkah kaki itu terdengar semakin jelas dan semakin mendekat. Spontan, pria itu membalik kan tubuh nya ketika menyadari arah suara dari belakang.

Tap.. tap..

Semakin lama langkah itu terdengar semakinn cepat.

Tap..tap.tap.taptaptaptap..

RIDDLE - [JENLISA] ✓Where stories live. Discover now