RIDDLE - 10

3.7K 619 48
                                    

Selamat malam dan selamat membaca

Jangan lupa vote, komen dan follow ya.
Tinggalkan jejak kalian para sidders
.
.
.
.
.

Lisa mendekap tubuh Jennie, menyalurkan segala perasaan untuk gadis itu. Tangannya membelai lembut rambut milik Jennie,  matanya terpejam begitu saja, dan ia merasa nyaman.

Perlakuan Lisa membuat Jennie semakin mengeratkan pelukannya, ia takut kehilangan sosok Lisa terlebih lagi ia sudah ketergantungan dengan gadis jangkung itu, sehingga membuat nya tersadar, jika diri nya telah jatuh hati kepada Lisa.

...

Beberapa belas menit setelah kejadian itu berlalu, Jennie duduk disebelah Lisa dengan suasana yang sangat canggung. Mereka berada didalam kamar dan duduk bersebelahan diatas ranjang. Lisa terus memikirkan kejadian tadi berulang-ulang, dan terus mengingat kecupan yang ia berikan kepada Jennie tadi. Entah mengapa, baru sekarang ia merasa resah. Rasa nya, benar-benar memalukan. Tetapi disisi lain, ia merasakan senang yang tak terhitung. Jantung nya masih berdebar tak karuan saat ini, bahkan Lisa berusaha mengontrol nya agar Jennie tak bisa mendengar suara detak jantung nya yang cukup kuat.

"Ehemm!!" Deham Lisa, memecahkan keheningan tetapi menambah aura kecanggungan. Jennie menggigit kecil bibir bawah bagian dalam nya, sambil menunggu-nunggu Lisa mengatakan sesuatu. Rasa nya ia ingin pergi, setelah membuat pernyataan bahwa diri nya sedang cemburu. Tapi begitu berat, dan kecupan Lisa tadi telah membius nya hingga tak sanggup mengeluarkan energi untuk pergi kemana pun.

"Jennie ah!"

"Lisa ya!" Ucap mereka secara bersamaan. Jennie dan Lisa tercengir bersama, dengan perasaan yang saling menggebu-gebu.

"Kau duluan saja!" lagi-lagi mereka serentak mengatakan nya.

"Ahh.. hahah" cengir Lisa kemudian menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal.

"Kau mau bicara, apa?" Tanya Jennie mengalah

"Emm.." seketika Lisa otak nya buntu, tetapi setelah berusaha mengingat Lisa langsung menegak kan kepala nya dan menatap kearah Jennie.

"Soal tadi, aku minta maaf ya" seketika dahi Jennie mengernyit

"Maaf untuk apa?"

"Karena aku tak sengaja mencium mu tiba-tiba" jelas Lisa dengan jantung yang berdebar. Berharap Jennie tidak keberatan atas perlakuan nya tadi. Jujur, sampai sekarang juga Lisa tak yakin jika Jennie juga menyukai nya. Meskipun Jennie mengakui jika dia cemburu, tetapi pemikiran Lisa tak sampai sejauh itu. Ia kira, Jennie hanya butuh perhatian seseorang karena dia hanyalah roh.

"Jadi, itu tak sengaja ya" batin Jennie melemas. Ia bingung akan memberikan respon yang bagaimana, Jennie pikir Lisa sengaja mencium nya karena Lisa juga menyukai nya. Ternyata,

"Mana ada sih, manusia yang suka dengan roh seperti ku" keluh nya dalam hati.

"Apa kebiasaan mu seperti itu? Kau mencium orang tiba-tiba untuk menenangkan mereka?" Tanya Jennie berekspresi datar

"Dia marah ya?" Batin Lisa seketika melemas. Sekali lagi Lisa menggaruk-garuk belakang kepala nya yang tidak gatal. Kemudian tercengir sedikit canggung.

"Mana mungkin sih begitu, bisa-bisa aku ditampar jika mencium orang sembarangan. Tapi, apa boleh buat, aku tak mau dia merasa jijik karena aku melakukan nya dengan sengaja"

"Hm, aku terbiasa mencium orang sejak kecil" jawab Lisa berbohong. Meskipun terdengar aneh, tapi Jennie mempercayai nya.

"Lalu, saat kau mengatakan jangan pergi. Apa itu juga kebiasaan mu?" Spontan, Lisa menatap nya

RIDDLE - [JENLISA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang