RIDDLE - 15

3.2K 543 40
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote, komen dan follow
.
.
.
.
.

Pagi ini, Lisa berdiri didepan sebuah taksi yang akan mengantarkan kedua orangtua nya kebandara. Ibunya memeluk dengan erat, kemudian dilanjut oleh sang ayah. Setelah adegan berpelukan itu selesai, Lisa pun tersenyum kearah mereka.

"Libur semester nanti, aku akan pulang" ujar Lisa, diangguki oleh ibunya

"Jaga kesehatanmu disini"

"Ne, eomma" ibunya tersenyum, kemudian memasuki taksi lebih dulu.

Lisa menghadap kearah ayahnya yang kini mendesah kasar seraya memegang satu pundaknya.

"Lisa ya"

"Ne, appa"

"Appa tau, kau selalu merindukan Sara. Appa juga tau apa yang sebenarnya terjadi padamu" Lisa melebarkan kedua matanya, dengan perasaan terkejutnya.

"Bertahanlah, nak. Jangan cari apa penyebab kematian kakakmu, kau harus bisa mengikhlaskan nya seperti eomma dan appa. Arraseo?" Lisa tertegun, tak bisa menjawab.

"Appa akan menggantikan uang yang kau pakai untuk membayar kerusakan fasilitas sekolahmu"

"Bagaimana appa bisa tau."

"Wali kelasmu menelfon, appa tau kau tidak mau membuat eomma mu cemas. Appa menghargai keputusanmu, appa tidak akan marah.."

"Sudah, appa harus pergi. Nanti tertinggal pesawat" pria itu menepuk pelan bahu Lisa, kemudian lekas berjalan menghampiri taksi namun langkahnya kembali terhenti.

"Ah iya, appa hampir lupa"

"Lisa?"

"Ne, appa?"

"Appa merasa ada yang kau sembunyikan, meskipun kau tidak akan pernah bisa menyembunyikannya dari appa. Tapi appa yakin, dugaan appa tidak salah. Coba katakan dengan jujur, apa teman dekat yang kau maksud itu, adalah seorang roh?" Lisa menunduk, memberi tatapan sendu, kemudian mengangguk secara perlahan

"Mian.. appa. Karena sudah membohongi appa" pria itu menghembuskan nafas nya, kemudian tersenyum hambar.

"Jangan sampai ibumu tau" ujarnya, kemudian lekas memasuki mobil, meninggalkan Lisa yang masih berdiri sampai mobil itu menghilang dari pandangannya. Lisa mendesah pelan, lalu berjalan pelan menuju halte bus untuk berangkat kesekolahnya..

.
.

Seperti janjinya pada Jennie sore itu. Malam ini, Lisa akan mengajak Jennie untuk pergi berkencan. Lisa membakar scarf nya, kemudian memasangnya kepada Jennie dihadapannya. Jennie tersenyum seperti anak kecil, diam sambil menunggu saat Lisa melingkarkan scarf dilehernya.

"Cha-gi-ya!' Panggilnya, dengan mengeja. Sontak membuat Lisa tersenyum merasa gemas.

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa merasa kedinginan, lebih baik kau saja yang memakai scarfnya"

"Ini kencan, jadi aku akan melakukan apa saja" Jennie kembali mengembangkan senyumannya, sambil menyimpan kedua tangan kebelakang. Lisa ikut tersenyum, kemudian menadah tangannya kearah Jennie. Gadis itu dibuat bingung, ia mengangkat kedua alisnya, dengan bibir yang sedikit menekuk.

RIDDLE - [JENLISA] ✓Where stories live. Discover now