Back

18 11 1
                                    

Mataku mulai beradaptasi dengan cahaya yang begitu menyeruak disekeliling ku. Hanya putih. Itu yang kulihat. Entah aku sedang berada dimana.

"Kau disini juga?" Seseorang menepuk bahuku dan membuatku menoleh dan menatap obsidian nya.

"Daniel? Kau disini juga?"

"Hmm..."

"Kita dimana, Dan? Aku belum pernah kesini." Tanyaku sambil menggelayutkan lengannya.

Aku sedikit takut.

"Tentu saja kau belum pernah." jawabnya dengan senyum terbaik menghiasi. Aku mengernyitkan keningku.

"Apa maksudmu?"

"Selamat datang kembali."

Seketika dengan selesainya perkataan itu. Cahaya semakin menyeruak dan menampakkan dua sosok makhluk yang menghampiriku dan Daniel. Para Yang Mulia?!

Wajah mereka benar-benar menyilaukan dan tidak menampakkan bentuknya. Sama seperti aku tinggal 'disana' sebelumnya.

"Silahkan kalian duduk." titah salah satunya yang memegang buku usang yang tebal.

Saat titah itu terlontarkan, munculah dua buah kursi untuk aku duduki juga bersama Daniel. Aku dengannya hanya menurut dan diam.

"Kau tau kenapa kau berada disini, Nona Jess?" tanya malaikat yang satunya lagi. Tentu saja, aku hanya menggeleng.

"Kau sudah melakukan kesalahan."

What?! Aku melakukan kesalahan?! Tapi... Tapi bagaimana dengan-- ?

"Kau tidak melaksanakan tugasmu dengan benar dan malah ditangani oleh Daniel." Lanjutnya

Sontak saja aku menatap lelaki yang duduk di sampingku. Tangannya terlipat di depan dadanya dengan kepala tertunduk dan tersenyum miris secara monolog. Apa dia sudah hilang akal?!

"Dan kau, Tuan Daniel! Ini yang keberapa kalinya kau kesini?!!" Nada bentakan terdengar ketika malaikat itu (sepertinya) menatap ke arah Daniel.

Baiklah. Sepertinya hanya aku yang menjadi lalat yang salah tempat dan tidak tahu apa yang terjadi dihadapan ku ini.

"Bisa kalian jelaskan ke intinya saja? Buatlah aku mengerti." Aku memijat pelipis yang rasanya sudah sangat pusing untuk memahami ini semua.

Resiko pekerjaan 'kan?? -author

"Baiklah, sepertinya kau memang harus sering membaca buku aturan yang sudah disediakan di rumahmu. Bahkan, kau harus menghafalnya kalau perlu!!!"

Deg!

Rasanya aku ingin merasakan kematian yang entah keberapa kalinya. Kedua ya? Bentakannya benar-benar menusuk tepat kedalam jantungku, seperti sebuah es tajam yang menancap disana.

"Pekerjaan ini itu sudah ditetapkan untuk masing-masing anggota Pekerja Tangan Iblis, kau tau?! Dan apa yang kau lakukan, hah?! Kau malah terpengaruh oleh ucapan targetmu? Sulit dipercaya." tukas malaikat si pembawa buku itu.

Tak terasa, tanganku mulai mengepal dengan sendirinya. Aku sebisa mungkin menahan air mata yang sepertinya sudah siap jatuh. Aku menggertakan gigi dan menahan amarahku untuk tidak meledak 'disini'.

"Kalian akan menerima hukuman sesuai aturan yang dibuat." finalnya yang malah membuatku meloloskan air mata ini.

Deg!

Their Call Me : Psʏᴄʜᴏᴘᴀᴛʜ Where stories live. Discover now