Club Night ⚠︎

20 7 1
                                    

Halo guys! Aku kembali setelah sekian lamanya~ untuk bagian bab ini ada adegan 20++ kali ya. Hampir mendekati sih, tapi masih aman kok. Hehehe. Gaada adegan yg menjerumuskan kalian kok^^

Happy Reading!


Hari ini, Jerry disibukkan oleh pekerjaannya di kedai kopi. Jadwalnya sekarang adalah shift pagi hingga jam sore. "Hoaammm..." mulutnya terus saja menguap dan tangannya tak henti mengucek mata.

Kantung matanya terlihat agak besar dan menghitam seperti panda.
Bukan karena apa. Tapi kejadian semalam membuatnya terjaga dan menampilkan wajah lelah karena kurangnya tidur. Padahal, ia tau kalau hari ini jadwalnya shift pagi. Dengan badan yang masih cukup letih disertai pegal, Jerry tetap telaten mengatur meja, kursi, dan menyirami tanaman penghias kedai.

-flashback on-

"Aku pulang~"

Jerry melepas sepatu dan meletakkan helm ditempat biasa. Kakinya tanpa disuruh langsung melangkah menuju dapur. Tempat dimana Judy terkadang menunggunya selain di ruang tamu.

"Kau sudah pulang akhirnya. Hari ini kamu mau makan malam dengan apa, Jer? Biar ibu langsung masak." sambut Judy, Sang ibu.

"Apa saja, Bu. Aku tinggal cuci kaki dan tangan dulu, nanti aku kesini lagi untuk membantu."

Tidak sampai lima menit, batang hidung Jerry kembali muncul di dapur. Ia mulai membuka lemari es dan mencari bahan-bahan makanan untuk dijadikan sebagai menu makan malam.

"Kita masak nasi goreng, telur dadar, dan salad sayur? Apa kamu mau?" tanya Judy lagi

"Kan aku bilang apa saja."
Keduanya hanya terkekeh dan kembali dengan kesibukan masing-masing.

Hingga Jerry mengeluarkan pernyataan, "Apa ayah belum pulang?"

Tangan Judy terhenti saat masih mengiris bawang merah. Benar juga, suaminya itu belum pulang semenjak tadi pagi. Jack. Suaminya itu meninggalkan rumah setelah perdebatan yang terjadi diantara mereka berdua. Tidak mengherankan jika dia selalu berdebat, anggaplah seperti makanan sehari-hari.

Ya. Suaminya itu memang selalu saja menampakkan emosinya dan tak segan bermain tangan jika sudah mencapai puncak. Mau itu hal sepele apalagi hal besar, suaminya itu selalu bisa memperdebatkannya. Namun, ia dengan tegar menahan semua itu dan hanya bisa bersabar dan berdoa agar suaminya bisa kembali seperti dulu.

Kehilangan Jesslyn bukanlah sepenuhnya menjadi faktor utama yang membuat kepribadian Jack berubah 360 derajat dari sifat aslinya. Judy bahkan tidak tahu pasti lelaki 'nya' itu sekarang bekerja dimana dan aktivitas apa saja yang dilakukan oleh diluar rumah. Tapi, Jack selalu mengingatkan agar tidak mencari tau.

"Ayahmu belum pulang dari pagi."

Judy melanjutkan kegiatan masaknya dengan mood yang mulai menurun. Jerry yang bisa memerhatikan perubahan mimik wajah Sang ibu dan hanya menanggapi itu dengan ber-oh saja. Melanjutkan kegiatan masaknya bersama Judy.

Makan malam terasa sunyi tanpa perbincangan sedikit pun. Hanya ada bunyi dentingan sendok-garpu yang beradu dengan piring. Ibu dan putranya itu terlihat menikmati menu makan malam, mungkin karena mereka merasa lapar.

Ceklek!

Suara knop pintu yang terbuka oleh seseorang. Itu suara dari ruang tamu yang berarti pintu utama. Menampilkan sosok pria bertubuh kekar dengan wajah letihnya. Jack.
Dia sudah kembali.

Dengan mata elang yang begitu tajam. Jack mulai memerhatikan kedua insan itu yang juga sedang menatapnya. Namun, orang itu hanya mengacuh dan duduk sambil menatap menu dimeja makan.

Their Call Me : Psʏᴄʜᴏᴘᴀᴛʜ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang