Welcome Home

17 9 1
                                    

Author's POV

Dua minggu kemudian...

J sedang menjalani tugas keempatnya. Dua tugas sebelumnya telah ia selesaikan dengan bantuan Daniel. Mengenai lelaki itu, Daniel telah kembali tiga hari lalu ke Spanyol karena waktu liburannya yang telah usai. Tidak mungkin kan kalau dia harus di London terus dan melupakan tugasnya?

Hari ini, J sedang mengurus mayat seorang gadis bernama Theresa, Si Wanita Racun -julukan yg ia berikan.
J tidak sendiri, ia ditemani oleh Lisa yang hanya membantunya dalam memperhatikan saja. Bunga mawar hitam dan sobekan kertas kecoklatan kecil yang berisi catatan kejahatan yang pernah dilakukannya telah diletakkan sebagai akhir dari tugasnya.

"Akhirnya, beres juga." gumamnya

'Ayo, kita pulang! Aku ingin bermain bersama Ave.' rengek Lisa sambil menariki ujung sweater yang dikenakannya.

Lisa membicarakan tentang boneka beruang kesayangannya itu yang ia sengaja tinggal dirumah.

"Kita mampir sebentar ke kedai kopi kakakku, ya?" raut wajah Lisa berubah. Ia memanyunkan bibirnya dan malah membuat wajah gadis kecil itu terlihat sangat menggemaskan.

'Janji langsung pulang, ya?' ia menunjukkan jari kelingkingnya

"Mungkin berbincang sebentar saja kok. Hehehe."

Kedua orang itu ---ralat, keduanya kini melangkah menuju tempat yang menjadi tujuan J. Ia sudah lama tidak mampir dan hanya menyapa Jerry lewat via pesan saja.

"Selamat datang dan silahkan pilih menu kalian." sapa barista itu dibalik mejanya.

Sapaan itu terdengar berbeda dan benar saja. Itu bukan Jerry, melainkan temannya. Sepasang mata J terus mencari sosok sang kakak yang ia tidak dapat temukan diruangan itu.

"Aku pesan Machiato satu." pesannya sambil menilik kesana kemari

"Apa Anda mencari Kak Jerry?" pertanyaan yang terlontarkan dari barista itu sontak membuat J menatapnya.

"Eh? hehehe, iya. Benar sekali! Kok bisa tahu? Hmm, Apa dia lagi diruangannya?" tanya J

"Tentu saja saya tahu. Anda kan pelanggan setia kami. Untuk Kak Jerry, hari ini memang kebetulan dia mengambil cutinya dan entah sampai kapan. Ini pesananmu." Jelas barista itu sambil menyerahkan paper bag kecil berisi kopi pesanan J.

"Oh, begitu ya~ baiklah. Ini uangnya." Ia menyerahkan beberapa lembar uang tunai

"Ini kembaliannya ja-"

"Ambil saja sebagai tips."

Kaki J sudah terlanjur meninggalkan barista dan tempat itu tanpa menghiraukan teriakan ucapan terima kasih yang ditujukan untuknya. Sambil berjalan ditemani Lisa yang terus mengekorinya, ia mulai menyesap kopi hangat itu sambil menelisik langit malam yang menyelimuti London.

Rumah. Tubuhnya langsung dimanjakan dengan merebahkan diri diatas kasur empuk di kamarnya. Tangan J telah menggenggam sebuah ponsel yang sudah menampilkan room chatt dengan nama seseorang yang telah tertera.

𝙅𝙚𝙧𝙧𝙮 𝘽𝙧𝙤♥︎

Jerry?|
Kamu tidak masuk kerja? Kok |
tidak bilang?
Aku tadi mampir padahal😣|

|Kenapa Dev?
|Oh, aku lupa bilang. Aku kira kamu tidak berminat mampir lagi, kamu sudah lama sekali tidak ke kedai.
|Maaf ya? 🥺

Iya|
Aku tadi hanya kebetulan lewat juga |kok

|Ohh...
|Dev?

Their Call Me : Psʏᴄʜᴏᴘᴀᴛʜ Where stories live. Discover now