• Chapter 10 •

1.3K 223 17
                                    

The Haikyuu character belongs to Haruichi Furudate.

Happy reading!^^

***

Dor

Sebuah peluru pistol Baretta 92 hampir saja mengenai kepala Hinata jika tidak dihindari atau dibuat sengaja meleset. "Aku tau kau sedang mencari informasi, Georgio," ucap Sasuke dengan tatapan mengintimidasi.

"Huh? Apa kau seorang cenayang?" ejek lelaki bersurai kuning dengan ujung rambut yang berwarna hitam itu.

"Lalu, apa masalahmu jika aku sedang mencari informasi, hm?" timpal Todoroki dengan nada mengejek balik.

"Kau tau teman itu mau berbagi bukan?" sindir Sasuke halus.

"Ck, katakan saja bahwa kalau kau juga mau informasi dari si pendek ini." Todoroki tertawa kejam sambil menodong pistol M1911 tepat dikepala Hinata.

"Benar. Jadi, kau tertarik untuk membaginya dengan ku, hm?" Naruto yang sedari tadi diam tiba-tiba melotot mendengar perkataan Sasuke. Sangat jarang hal ini terjadi pada Sasuke, biasanya lelaki dengan surai biru tua itu akan mencari dengan sendirinya tanpa bantuan dari seorang teman yang dipercaya.

"Sayangnya tidak. Seenak kau saja mengatakan hal seperti itu. Aku yang menangkapnya sendiri dan dengan tak berdosanya kau berkata seperti itu?"

"Oh, ayolah. Aku tau kau sedang mengincar seseorang. Tapi, jangan egois. Sekali-kali berbagilah buruan mu dengan seorang teman." Kaminari dan Naruto pun hanya pasrah melihat perdebatan kedua teman mereka. Jika perdebatan ini tak berhenti juga maka terpaksa Naruto harus menyeret Sasuke keluar dari tempat ini.

"Teman, huh? Sejak kapan kata teman itu berada di kamus milik mu?

"Oh, sejak tadi, sekitar lima menit yang lalu."

Akhirnya pria bersurai jingga itu membuka mulutnya. "Hei! Aku bukan barang. Berhentilah menganggap aku seperti boneka milik kalian, sialan," protes Hinata geram, tak terima dengan dirinya yang dipermainkan, seolah-olah hidup dan mati itu adalah pilihan yang sangat mudah untuk ditentukan.

"Apa kau sudah merasa dipermainkan oleh kami, huh? Sayang sekali padahal permainannya baru saja dimulai, manis." Keempat pria itu nenyeringai, awalnya Hinata begitu tegar kini dapat merasakan aura mencekam dari mereka semua.

"A-apa m-maksudmu, hah?"

"Masih mencoba untuk terlihat kuat ternyata," ucap Kaminari tanpa menghilangkan seringaian mengerikan itu dari wajahnya.

"Kau tau, sekarang keadaan teman-temanmu kritis."

Lalu tak jauh dari sana terpasang sebuah televisi lima puluh inci yang menampilkan kondisi Layra, Fox, dan Dino. Layra yang sedang dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit yaitu, mengorbankan dirinya untuk teman-temannya atau mengorbankan teman-temannya untuk dirinya.

"Layra! Fox! Dino—akh." Todoroki pun menampar Hinata di pipi sebelah kanan dengab kuat yang membuat lelaki itu meringis kesakitan.

"Diamlah! Kau tau mereka tak dapat mendengarmu dari sini," ujar Todoroki datar dan menatap tajam ke arah Hinata.

"Bunuh saja aku! Tetapi, biarkan mereka hidup!" seru Hinata begitu lantang dan mengundang gelak tawa keempat pria kejam itu.

Haikyuu Detective! Au!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang