"Ya, Vanda begini nurunin Kaka yang nggak punya akhlak!"
"Kamu ni ya kecil-kecil udah be–"
"Sstt!" Vanda menaruh jari telunjuk di bibir Araxi, "Vanda nggak mau terlambat ke sekolah, jadi mending sekarang Kaka telfon Ka Dicky."
Vanda menurunkan jari telunjuknya dari bibir Araxi kemudian melipat tangan di dada. "Kalo nggak, Vanda aja yang telfon Ka Dicky. Sekalian, Vanda mau PDKT sama Ka Dicky!"
Araxi membulatkan matanya lebar. Terkejut dengan perkataan Vanda.
"Ya Tuhan, kenapa punya ade kelakukan cem Firaun!"
Vanda menjulurkan lidahnya meledeki Araxi. Merasa kesal, berdebat dengan Vanda tidak akan ada habisnya.
Araxi segera mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Dicky.
_MAMH_
"Aunty...." panggil Agatha dan berjalan mendekati Valent.
"Yes, Honey?"
"Itu... maaf, buat tehnya semalam." Agatha menunduk dan meremas jarinya takut.
Takut Valent marah padanya.
"No problem, Honey. i'm fine!" Valent memperlihatkan senyuman pada Agatha, Valent tidak ingin Agatha merasa bersalah lagi. Berani meminta maaf saja itu sudah termasuk kebanggaan.