14.

8.9K 908 65
                                    

Setelah lepas ibadah minggu, pulang dari gereja Heazel mengajak Valent serta Araxi untuk makan siang bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah lepas ibadah minggu, pulang dari gereja Heazel mengajak Valent serta Araxi untuk makan siang bersama.

Valent dan Araxi menolak tentunya, tetapi Heazel memaksa sampai akhirnya dua gadis cantik itu tidak bisa menolak lagi.

"Val, saya satu mobil sama kamu, ya. Biar Dicky sama Araxi," ujar Heazel.

Dicky tentunya senang jika bisa pergi dengan Araxi, dia bisa mencari kesempatan untuk berbicara dengan kekasihnya itu.

"Kalo Dicky sama saya, kayaknya saya nggak usah ikut, Pak Heazel. Makasih," tolak Araxi.

Heazel berdehem. "Fine, nggak apa-apa, tapi gaji kamu dipotong sampai lima bulan ke depan, gimana?"

Araxi berdecak, ancaman yang sangat merugikan. "Saya ikut, Jangan potong gaji saya."

Setelah itu, Heazel menarik lembut tangan Valent untuk menaiki mobilnya, sedangkan Araxi sudah bersama dengan Dicky.

Dicky mengedipkan satu matanya pada Heazel, sebagai tanda ucapan 'Makasih, Bro!'

Saat ingin menaiki mobil Araxi, ponsel Dicky berbunyi dan menampilkan sebuah nama Michelle di sana, dengan cepat Dicky menolak panggilan dan langsung memode pesawatkan ponselnya.

_MAMH_

Brak!

Michelle melempar ponselnya ke arah tembok, membuat layar poselnya retak secara keseluruhan karena terjatuh juga mengenai lantai.

"Sialan! Berani banget dia nolak telfon dari gue. Oh, gue tau... pasti lagi sama ceweknya yang nggak seberapa itu," desisnya.

Michelle mengambil bingkai kecil yang ada di atas nakas. "Lo nantangin gue banget ya, Ky." Tangannya mengusap foto seorang pria, yang tidak lain adalah Dicky.

Dia juga mengeluarkan sebuah foto tanpa bingkai dari dalam laci nakasnya, itu adalah foto Dicky dan Araxi yang sedang tertawa bersama, terlihat sangat bahagia dan serasi.

Michelle mencoret foto itu dengan spidol merah permanen, sudah banyak sekali coretan di foto tersebut, tetapi tidak sampai pada bagian wajah, Michelle hanya mencoretnya pada bagian tubuh dan background saja. "Harusnya tuh gue yang ada di foto ini sama Dicky. Bukan lo, Araxi!"

"Harusnya lo nggak sama Dicky, harusnya Dicky nggak sayang sama lo, dan harusnya lo pergi jauh dari kehidupan Dicky!" Michelle melempar foto itu secara sembarang, napasnya tidak beraturan karena sudah tersulut emosi. Bayangan wajah Dicky dan Araxi yang tertawa bersama memutar bak kaset di otaknya.

My Aunt My Hero [END].Where stories live. Discover now