𝑻𝒘𝒆𝒏𝒕𝒚 𝑭𝒊𝒗𝒆

2.7K 299 16
                                        

Jaehyun terduduk termangu menatap Lia yang sibuk bermain di depannya,ia bingung bagaimana jika perceraiannya dengan Tzuyu benar-benar terjadi dan mengganggu psikologis putrinya.

"Papah!" pekik Lia yang kesenangan karena mendapatkan sebuah daun yang baru saja jatuh mengenai wajahnya

"Iya sayang?" Jaehyun lantas menghentikan lamunannya dan memilih untuk menemani putrinya bermain

"Daun jatuh" Lia menunjukkan tangannya pada daun kering yang jatuh tadi

"Lia suka banget sama daun ya?" Jaehyun tak mengerti bagaimana bisa Lia bisa sesuka itu pada tanaman

Suara teriakan Taeyong menginterupsi kegiatan Jaehyun dan Lia,mereka bisa melihat Taeyong yang berlari mengejar Jeno yang sepertinya berhasil keluar dari rumah.

"Jeno!" teriak Taeyong saat melihat Jeno berlari keluar rumah saat penjaga rumah lupa mengunci pagar

"Mamaw" Jeno kembali berlari kencang saat melihat Taeyong sudah menyusulnya dibelakang

"Nanti dimarahin mamah,ayo masuk" ajak Taeyong yang sudah lelah mengejar putranya itu

"Mamaw" Jeno tiba-tiba saja mendudukkan dirinya di tengah jalan

"Jangan di tengah jalan" Taeyong buru-buru mengangkat Jeno sebelum Rose tahu dan memarahinya karena tidak menjaga Jeno dengan benar

"Huaa" tangis Jeno pecah saat Taeyong tak sengaja mencubit lengan Jeno

"Maaf,papah gak sengaja sayang" dengan panik Taeyong mengusap bekas cubitannya di lengan Jeno

"Kamu apain itu anak aku?!" pekik Rose dengan perut buncitnya memandang suaminya dengan tajam

"Gak sengaja aku cubit" cicit Taeyong dengan pelan,takut jika Rose memarahinya habis-habisan jika tahu anak kesayangan dicubit

"Kasihan anak mamah" Rose mengambil alih paksa tubuh Jeno di gendongan Taeyong lalu memeluknya untuk menenangkannya

"Maaa" Jeno memeluk tubuh sang bunda dengan erat,ia terkejut karena tak pernah sama sekali orang tuanya mencubitnya dan tiba-tiba saja Taeyong mencubitnya

"Iya sayang nanti biar mamah marahin papah ya" Rose menyesalkan kecerobohan suaminya saat melihat lengan Jeno yang memerah akibat cubitan Taeyong

"Jeno sama papah ya,kasian mamah udah capek gendong kamu" bujuk Taeyong begitu melihat Rose terengah-engah menggendong Jeno terlalu lama

"Maw!" Jeno yang takut kembali dicubit pun menolak saat Taeyong hendak mengambil alih tubuhnya

"Udah jangan di paksa anaknya daripada nanti makin takut sama kamu" Rose menahan tangan Taeyong saat suaminya itu hendak mengambil Jeno dari gendongannya

"Takut banget ya Jeno sama papah?" tanya Taeyong dengan perasaan bersalahnya

"Jangan ditanyain begitu,kamu masuk aja sana biar aku yang temenin Jeno main" daripada harus melihat Jeno yang ketakutan dengan kehadiran sang ayah Rose memutuskan untuk mengusir Taeyong

"Yaudah iya" Taeyong hanya menuruti perkataan istrinya,Jeno bahkan menangis jika Taeyong menyentuh badannya

"Masih sakit?" tanya Rose sembari mengusap sisa air mata di pipi putranya

Jeno hanya mengangguk,Jaehyun melihat semuanya dan ia merasa kecewa dengan Taeyong karena berani mencubit putranya walau Jaehyun tahu lelaki itu tidak sengaja melukai tangan Jeno.

Jeno hanya mengangguk,Jaehyun melihat semuanya dan ia merasa kecewa dengan Taeyong karena berani mencubit putranya walau Jaehyun tahu lelaki itu tidak sengaja melukai tangan Jeno

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau kemana lagi?" Jaehyun yang duduk di ruang tamu bertanya pada Tzuyu yang sepertinya sedang bersiap-siap untuk pergi

"Nemenin temen nyari bahan buat praktek" Tzuyu tahu bahwa Jaehyun masih marah kepadanya,terbukti jika Tzuyu ingin memeluk suaminya pasti Jaehyun akan menghindar

"Lagi?" Jaehyun berdecih,kemarin Tzuyu sudah berkata seperti itu dan kini ia kembali mengulang perkataannya

"Katanya ada yang kurang" Tzuyu sibuk mengecek apakah barang-barangnya ada yang tertinggal

"Biarin temen kamu nyari sendiri,mama papa nanti malam datang" Jaehyun bisa melihat perubahan wajah istrinya

"Aku sekelompok sama dia Jae jadi gak mungkin kan tiba-tiba aku nyuruh dia cari bahan sendirian" Tzuyu sebenarnya malas bertemu dengan mertuanya karena dia dan Jaehyun pasti akan ditanyakan kapan akan menambah momongan

"Keluarga atau temen kamu yang penting aku tanya?" Jaehyun melirik Tzuyu dengan sinis

"Aku takut salah jawab dan bikin kamu marah" Tzuyu sepertinya harus mengalah kali ini

"Mama bilang ada yang mau dibicarain sama kita" Jaehyun tahu jika mamanya sudah muak dengan sifat Tzuyu maka dari itu malam ini ia harus siap menerima segala kemarahan orang tuanya

"Kamu tahu kan kalau aku itu gak suka sama mama yang seenaknya ngambil keputusan sendiri" ntah kenapa tiba-tiba Tzuyu bisa berkata seperti itu

"Mama tahu yang terbaik buat kita dan kamu yang selalu nolak perkataan mama" Jaehyun yang sebenarnya malas berdebat malah di pancing istrinya untuk bertengkar

"Terbaik kata kamu?dengan nyuruh aku berhenti kuliah gitu?" Tzuyu tak menyangka jika Jaehyun berkata dengan entengnya

"Kuliah?kamu tahunya cuma main buat kesenangan semata kamu" Jaehyun menghembuskan nafasnya,mencoba untuk menahan emosinya agar tidak menjadi-jadi

"Kalau pun aku milih buat kuliah pasti mama suruh aku buat jadi ibu rumah tangga yang baik,aku mau jadi wanita karier Jae" Tzuyu iri dengan Rose yang tak pernah dituntut oleh keluarga dan mertuanya untuk menjadi seperti ini itu tidak seperti dirinya

"Aku kurang kasih kamu nafkah?" Jaehyun bahkan memberikan beberapa kartu berbeda untuk istrinya dan ia masih menganggapnya kurang

"Rasanya beda,aku mau ngerasain gimana bisa ngehasilin gaji pertama sendiri" Tzuyu bisa melihat perbedaan antara dirinya dan Rose yang membuatnya ingin seperti mantan istri suaminya tersebut

"Kamu itu beda Tzuyu,cukup ngikutin perintah mama sesusah itu buat kamu?" Jaehyun meninggalkan Tzuyu sendirian daripada melanjutkan pertengkaran yang tak ada hentinya

HIRAETH [1] JaeroseWhere stories live. Discover now