Bab 69. Keluar

2K 344 26
                                    

Mata kami saling bertemu, tanpa satu kata yang terucap, kami tahu ini benar benar menyiksa.tubuh kami tidak mendengar apapun yang kami perintahkan, keringat kami bercucuran.

Sebuah cahaya muncul dari tangan ku dan Kak Gill. dalam silau cahaya itu aku dapat mendengar pedang yang dilempar jauh. Setelah itu, hanya pelukan yang kurasakan. Teriakan dari penyihir terdengar mengerikan. Aku yang tak mampu menjaga kesadaran ini pun, tidur dalam pelukan yang hangat.

**

Samar samar terdengar suara klakson motor. Ku buka mata ku dengan perlahan, kulihat lampu? Aku mengucek ngucek mata ku. itu beneran lampu!! Mulut ku menganga dengan besar, kulihat pakaian ku, "gaun yang ayah berikan?"tanya ku, Kok masih aku pakai?

Aku pun melihat sekeliling, di sebelahku, "Kak Gill?" ujar ku, menyentuh wajahnya dengan jari telunjuk, takut hanya fatamorgana. Aku pun menunjuk nunjuk wajahnya, "Kak Gill?" ulang ku. soalnya agak samar samar. Aku bernafas lega. Apa aku memang kembali? Tapi gimana? Dan kak Gill sendiri gimana? Apapun yang terjadi barusan aku sangat berterima kasih. Aku nggak jadi mati.

Jari ku dapat menyentuh nya, berarti ini nyata kan? Aku pun mengetest cara lainnya yaitu mencubit pipi ku. "Sakit". fix, ini nyata.

"Tapi ini dimana?" tanya ku, yang hanya melihat jendela dan kursi? Meja?, aku pun meraba raba sekeliling, "Ini beneran meja ama kursi, kayak nya udah malam deh"

Aku pun mengoyangkan tubuh Kak Gill, "Kak Gill, Kak Gill" panggil ku.

"Arghhh" ujar Kak Gill memegang kepala nya.

"Kak Gill nggak apa apa?" tanya ku khawatir.

"Ini dimana?"

Aku ingin menjawab, aku nggak tahu juga. Gelap, hanya ada sedikit sinar dari ventilasi. Tapi menurutku, kami ada di sekolah, soalnya pas aku raba raba banyak meja dan kursi.

"Kita coba keluar dulu, Kak Gill bisa berdiri?" tanya ku.

"tentu" jawabnya. Kami saling bergandengan tangan berjalan, saling beraba satu tempat ke tempat lain.

[ligh-

Oh iya lupa, kan kalau di dunia sini nggak ada sihir.

Kurasakan tangan ku memengang besi yang sangat familiar, gagang pintu. Saat aku mencoba membukanya itu berhasil. Aku menutup mulut ku saking kaget nya akan hal ini. aku beneran di sekolah dan aku di kelas ku! kelas XI IPA 4! Liat itu di atas pintu ada tulisannya!

"SIAPA DISANA?" teriak seseorang memengang senter.

"Aduh silau pak" jawab ku.

"Lah, Nak Tri?

Senternya pun di turunkan, aku pun akhirnya bisa melihat orang yang memengang senter itu, paling pak botak atau pak kerempeng.

"Oh pak botak tohhh" ujar ku.

"Ikut bapak!" ujar nya dengan serius.

Aku mengangguk berjalan sambil memengang tangan Kak Gill.

Sesampainya kami di pos satpam sekolah, kami di suguhi teh manis dengan lemper.

"Nak Tri dari mana aja? Di cari atuh ama adek nya" ujar pak botak memberi ku lemper satu lagi.

"Wahyu?" tanya ku. Pak botak mengangguk, "lalu ini siapa? Teman kamu? Aduh nak, jangan lakuin macam macam" ujar nya.

"nggak pak, tadi habis lari ama petak umpet ama pocong di belakang sekolah" ujarku.

"Nah! Benar kan, tu pocong jomblo nyulik kamu, seharus nya bapak bawa aja dukun desa waktu itu!"

Gue ? Antagonis?! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang