Bab 73. Cerita Bulan dan Mentari 2

1.6K 278 21
                                    

Di dalam buku, Bulan dan Mentari berjalan jalan, cerita yang mereka pilih adalah cerita yang sederhana anak kecil yang di beri tugas ibu nya.

"Bulan" ucap Mentari melihat anak kecil dari kejauhan.

"Ada apa?" tanya Bulan.

"Menurut mu berapa lama lagi aku akan bertahan?" Mentari menatap sedu ke Bulan.

"Kau akan hidup panjang Mentari, mereka pasti bisa menemukan obat untuk meminimalisir efek kekuatan mu"

"Bulan, bisakah kau berjanji satu hal pada ku?" tanya Mentari.

"Berjanji?" Bulan bingung.

"Seperti janji anak itu terhadap Ibu nya untuk tidak melepaskan kantong hitam itu" ujar Mentari.

"Jika itu hal yang bisa aku lakukan, aku akan melakukannya" ujar Bulan dengan senyum lembut.

Mentari membalas senyuman Bulan, "Baguslah, kukira kau tidak menyayangi ku"

"Kau saudara kembar ku, bagaimana bisa aku membenci mu?" jawab Bulan sambil mencubit pipi Mentari.

"Aku ingin kembali, aku ingin bertemu ayah dan ibu, kurasa mereka akan khawatir jika aku tidak kembali"

Bulan mengangguk. Mengembalikan mereka berdua kembali ke dunia asli. Bulan mengambil buku cerita itu, menutup nya dan meletakannya kembali ke rak. Mentari langsung bergegas keluar. Bulan hanya bisa menggelengkan kepala nya akan tingkah saudara kembarnya yang masih seperti anak kecil.

Saat Bulan keluar dari kamar, ayah, Ibu dan Mentari sedang menghabiskan waktu bersama, mereka terlihat bahagia. Tanpa Bulan tentunya.

"Mereka pasti akan sedih jika Mentari sudah tiada" gumam Bulan, "Aku harus mencari cara supaya Mentari bisa hidup lebih lama" Bulan mencoba bersemangat dan tersenyum.

Bulan pun berjalan keluar rumah, di lihatnya banyak orang yang menari nari di lapangan hijau. Orang orang tersebut tidak pernah Bulan lihat sebelum nya.

"Astaga, Bintang!" teriak Awan dari jauh, kemudian berlari ke kumpulan orang orang tersebut.

Orang orang tersebut secara serentak berlari menjauhi Awan.

"Hi Bulan"

"Hi Meteor" balas Bulan.

"Bintang berulah lagi" ujar Meteor.

"yang mana Bintang?" tanya Bulan, melihat banyak sekali orang yang berlari mejauh dari Awan. Tapi mana Bintang?

"aaa....rupanya kau tidak tahu, semua orang yang berlari menjauhi Awan itu Bintang" ujar Meteor.

Bulan terdiam, tidak memahami hal yang terjadi. Meteor tertawa, " Kekuatan Bintang adalah membelah dirinya, dia bisa berubah menjadi siapa saja, dari segala jenis kelamin dan usia. Sebagai efeknya dia cukup mudah lupa ingatan. Jadi Awan sedang berusaha membuat Bintang kembali menjadi satu"

Bulan berohria.

"Kau sangat jarang penasaran dengan orang lain, bukan begitu Bulan?" tanya Meteor.

Bulan mengangguk, "Ini pertama kalinya aku melihat kekuatan seperti itu"

"Bintang sendiri saat membelah dirinya menjadi pria dan wanita bisa berkembang biak, Kekuatan dia bisa di bilang cukup berbahaya jika tidak atur dengan benar. Tapi sayang dia nakal sekali. kurasa Awan harus menangkap pusat dari pecahan Bintang tersebut"

"pusat dari pecahan?" tanya Bulan.

"jika Bintang membelah dirinya maka ada 1 dari belahannya yang dominan, seperti memotong kue tapi dengan potongan yang acak, ada yang besar dan ada yang kecil, yang besar itulah yang disebut sebagai pusat pecahan. Jika kau bisa membuat pusat pecahan menuruti mu, ya otomatis sisa pecahan lainnya juga akan menuruti mu. " jelas Meteor panjang lebar.

Gue ? Antagonis?! ✅Where stories live. Discover now