•°•Desember•°•

1.3K 165 289
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahun Yuuki-san, kami sebagai kouhai yang baik ingin menyiapkan pesta kejutan untuknya. Kami meminta bantuan kepada Momo-san untuk menjauhkan Yuuki-san dari rumahnya sementara waktu.

Semua orang mendekor ruangan itu dengan penuh semangat, yah walau tampang Iori tetap datar seperti aspal.

Aku? Tentu bisa kalian tebak. Aku tidak melakukan apapun, beban? Emang. Aku hanya duduk memperhatikan mereka bekerja. Tadinya aku ingin membantu tapi dilarang.

"Sudahlah Nanase-san istirahat saja disana!"

"Riku duduk diam dan perhatikan dari sana!"

"Riku ini cemilan, siapa tau kau bosan menunggu kami."

"Riku-kun kami hanya tidak mau kau pingsan seperti waktu itu."

"Rikkun aku ikut nyantai ya?"

"Tama! Ayo bantu onii-san disini!"

"Nanase apa kau butuh selimut?"

"Riku-kun kenapa murung?"

"Oh Riku apa you mau menonton Magicona sambil menunggu?"

"Nanase-san mohon bersabar."

"Riku, jika kau kesepian akan kutemani."

"Jangan mengada-ada! Dasar leader ga guna! Sini bantu aku meniup balon!"

"Ha-ha-ha ga ada cewek ga seru.""

Yah, itulah yang mereka katakan. Telingaku terasa panas mendengar nya. Bagaimana tidak? Mereka terus mengatakan hal yang sama setiap 5 menit.

Berjam-jam aku melihat mereka bekerja. Lama kelamaan aku merasa bosan. Dengan perlahan aku menyelinap keluar, dan berhasil! Riku gituloh~

Baru beberapa meter aku melangkah keluar dari apartemen itu, ponselku berbunyi, ada yang menelepon. Tapi suaranya kalah dengan senandung riang yang terus kulantunkan, tak memperdulikan ponsel yang  bergetar di saku jaketku.

Aku tau, itu pasti Tenn-nii. Kalau pun bukan yasudah pasti Iori. Dan karena aku sudah ketahuan, aku pun mempercepat langkahku. Aku sebenarnya sadar, tak baik keluar di saat musim dingin seperti sekarang ini. Tapi yah kalian tau sendiri~

Ketika tenggorokan ku terasa kering, aku segera bergegas kembali ke apartemen Yuuki-san. Aku tak disangka saat aku berbalik, dua malaikat maut telah berada di belakangku. Apakah ini akhir dari hidupku? Ya tuhan, bahkan fanfiction ini belum 10 chapter.

Tapi ada yang berbeda! Kalau biasanya malaikat maut normal membawa sabit sebagai alat, dua malaikat maut itu membawa selimut tebal di tangan mereka. Oh! Dan jangan lupakan senyum khasnya, yang mampu membuatku bergidik.

"Riku/Nanase-san~"

"Ma-maafkan aku!! Aku hanya bosan!"

Bak ikan yang sudah terjerat dalam jaring nelayan, aku tak bisa berkutik saat keduanya membungkus tubuhku. Tenn-nii dan iori menyeretku yang sudah menjadi satu dengan selimut akibat ulah mereka. Ugh, kalau urusan begini kalian pasti kompak! Huh dasar!

Saat sampai di tempat tujuan, semua orang termasuk Re:Vale menunggu kami di depan pintu. Mereka semua memasang wajah yang mengerikan. Oh tuhan, kalau aku tau begini, aku tak akan menyelinap keluar.

"K-kenapa kalian ada diluar? Bukankah kita seharusnya merayakan ulang tahun Yuuki-san? Ya kan? Yuuki-san selamat ulang tahun!"

Aku mencoba mencairkan suasana, mengubah topik yang akan dibahas lebih tepatnya. Tapi keberuntungan ternyata tak memihakku. Disaat semua orang bersenang-senang menikmati pesta, aku malah harus mendengar ceramah dari Tenn-nii dan Iori.

The Last PetalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang