°•°April (2)°•°

1.1K 137 184
                                    

"Tenn-kun?"

Sebuah suara mengalihkan perhatianku. Ogami Banri, orang yang menjaga Riku. Tanpa aba-aba aku langsung menarik kerah baju nya, mengabaikan fakta bahwa aku lebih pendek darinya.

"Dimana adikku?!"

"Tenn-kun tenang dulu, akan kujelaskan semuanya, tapi sebelum itu tenangkan dirimu."

"Ba–"

"Tenang! Atau aku akan pergi tanpa memberitahu mu dimana Riku-kun!"

"Cih!"
Aku melepas kerahnya. Aku mencoba tenang tapi tak bisa, nafasku tak beraturan karena lelah dan terbawa emosi.

"Tenn-kun, Riku-kun ada–"

"Tenn-nii?"

Mendengar suara yang begitu familiar di telinga ku, membuatku menoleh ke arah sumber suara. Sosok merah dengan balutan selimut itu tersenyum ke arahku. Membuatku secara tak sadar menitikkan air mata.

"Riku."

"Ah Kujou Tenn-kun. Maaf ya aku tadi menemani Riku-kun untuk ke toilet."

Itu, presiden dari Takanashi production. Dan di depannya, pemuda yang berwajah  mirip denganku tengah duduk nyaman di kursi roda.

"Tenn-nii kenapa diam? Tenn-nii tidak merindukan Riku ya?" Lirihnya.

Tentu saja setelah mendengar kalimat itu aku langsung menerjangnya, tapi tetap memperhatikan posisi yang baik agar tak membuat infus di tangannya lepas. Memeluknya erat, menangis di bahunya, membuat baju pasien yang ia kenakan basah.

Aku senang, akhirnya doaku terkabul. Adikku bangun, dia bangun, ada disini didepanku, tersenyum padaku. Aku membelai suraiku lembut sambil terus meyakinkan diri bahwa ini adalah Riku ku.

Tubuhnya sangat kurus, lihat saja setelah ini aku akan membuatmu makan banyak agar kau kembali bugar seperti dulu.

"Tenn! Tenn!"
Teriakan seseorang membuatku tersentak. Tunggu, apa? Dimana ini?

"Gaku?"

"Tenn kau baik-baik saja?"

"Ryuu?"

"Jangan cuma menyebut nama kami bocah! Katakan apa kau baik atau tidak!"

"Di-dimana ini? Riku? Dimana Riku? Ke-kenapa aku disini?"

"Tenn, kau sekarang ada di ruang ganti. Tadi kau pingsan di depan," terang Gaku.

"Apa maksudmu Gaku?! Jelas aku tadi bersama Riku! Dia sudah bangun! Dimana dia? Dimana Riku?"

"Tenn! Kau–"

"Gaku sudah! Tenn sedang lelah, jangan ajak dia–"

"Dia yang duluan Ryuu!"

"Aku harus menemui Riku!"

"Tunggu bocah!"

"Lepaskan tanganku!"

"Kau!"

Gaku melemparkan tubuhku kembali ke sofa, jujur rasanya agak sakit. Tapi itu tak dapat membuatku menggugurkan niat untuk bertemu Riku.

Aku kembali bangun tapi lagi-lagi jelmaan gagak putih itu mendorongku tubuhku. Aku tak mau kalah, aku melompat dan menjambak rambutnya yang mirip dengan uban itu. Terjadi perkelahian sengit diantara kami sampai suara terkejut Ryuu membuat kami berhenti.

"Tenn! Riku-kun."

"Ke-kenapa? Ada apa dengan Riku?"

"Ko-kondisi semakin memburuk. "
Mataku melotot, ku abaikan Gaku lalu berlari dengan air mata yang sudah menumpuk. Ryuu berlari menyusul ku, tentu saja si ubanan juga.

Riku tolong, aku tak ingin percaya bahwa yang tadi itu hanya sekedar mimpi belaka, kenapa kau hobi sekali menyiksa batinku dan para readers?

Sepanjang perjalanan aku tak bisa diam, ada saja yang aku gerakkan, terutama kakiku. Mereka tak bisa diam, bergerak naik turun dalam tempo yang cepat, membuat Gaku kesal.

Setibanya kami di lokasi, aku langsung melesat turun. Padahal mobil belum sepenuhnya berhenti. Rasa takutku akan kehilangan Riku lebih besar daripada kehilangan nyawaku sendiri.

Aku berjalan secepat yang aku bisa karena takut akan diusir bila berlari. Dengan keringat dingin yang terus mengucur aku berhenti di kerumunan manusia yang tengah menunggu didepan sebuah ruangan dengan berbagai posisi. Ada yang berdiri tegap, ada yang bersandar, ada yang berjongkok, dan yang paling normal adalah orang-orang yang duduk di kursi tunggu. Tapi mari abaikan itu, prioritas utama ku adalah orang yabg berada di dalam ruangan.

"Bagaimana Riku?" Tanyaku dengan suara bergetar

"Kami belum tahu pasti Kujou-san, tapi kurasa–"

"Ichi tutup mulutmu untuk sementara."

"Apa Izumi Iori? Katakan padaku!"

"Kujou tenang, mari duduk dan tunggu dokter keluar."

"Diam jangan memeri–"

"Kau yang diam dan turuti apa kataku!"

Ini pertama kalinya Nikaido Yamato berbicara dengan nada penuh tekanan, akhirnya aku menurut dan duduk disamping Osaka Sougo.

Berjam-jam kami menunggu barulah dokter keluar dengan berita baik dan berita buruk.

Berita baiknya Riku sudah mulai membuka matanya, tapi respon yang diberikan Riku masih sangat kurang, dia hanya diam menatap ke atas.

Berita buruknya. Ah tak mau kubahas, biarkan aku mencerna semuanya satu persatu.

Aku segera masuk meninggalkan mereka yang tengah mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari dokter.

Disana, aku melihatnya, manik crimson yang begitu aku rindukan akhirnya menampakkan diri. Tapi naasnya. Pemilik dari manik itu kini dalam kondisi yang benar-benar memprihatinkan. Banyaknya alat medis yang menempel membuatku tak bisa memeluknya erat.

Duduk dengan tenang, itulah yang kulakukan. Menggenggam tangan kurusnya, membuatnya sedikit tersentak.

"Riku."

Suaraku serak, air mataku tak henti mengalir, rasa senang sekaligus takut menjadi satu.

Adikku sama sekali tak merespon panggilanku, dia terus menatap ke atas tanpa berkedip. Dengan lembut kubelai rambutnya yang kini sudah kasar karena kurang terawat.
Pipi itu, oh Riku kenapa kau mudah sekali membuat seseorang merasa iba dan tak tega.

Dokter datang setiap 2 jam sekali. Membuatku terpaksa keluar, menunggu dalam kurun waktu yang lumayan lama. Tapi itu tak lantas membuatku pulang, aku tetap disana, kapanpun mereka keluar aku akan masuk.

"Tenn! A-aku sudah meminta pak tua itu untuk memberimu cuti selama beberapa hari."

"Hm terimakasih."

...

"Riku, besok sudah bulan Mei, bukankah ada temanmu yang akan berulang tahun dibulan itu?"

Walau kau sudah bangun, kenapa rasanya masih saja! Seakan aku ini bicara pada patung. Riku, tolong! Setidaknya ucapkan Tenn-nii.

"Kau mau aku bacakan cerita? Riku, apa kau lapar? Ayo katakan sesuatu."





































===============================

Gomennasai gaje(ー_ー゛)
Maafkan bila ada typo atau sejenisnya terutama ketidaknyambungan.

Tenn: gue males ah bye

Gaku: gue ngantuk bye

Tamaki: gue mau makan puding bye

Mitsuki: gue mau masak bye

Sougo: mau nyari pisau dulu bye

Minami: mau shopping dulu bye

Touma: ... Bye

Tsukumo: makasih udah mampir~
Aku sayang kalian semuaa~

Next
May

The Last PetalWhere stories live. Discover now