KL || 12

707 111 19
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perkiraan Alice tentang hubungannya dengan Lino akan baik-baik saja ternyata salah.

Malam ini Lino mengajak Alice untuk pergi merayakan tahun baru bersama. Bertepatan dengan pergantian tahun, Lino mengucapkan sesuatu yang tidak terduga.

"Sebenarnya aku masih meragukanmu."

Alice tidak tahu harus berkata apa, karena sebenarnya Alice belum sepenuhnya melupakan Han. Dan jelas Lino tau akan hal itu. Itulah mengapa Lino hanya mengatakan hal sepele ketika Alice berkata ingin menjadi pacarnya.

Hubungan yang Alice pikir bakal lurus-lurus aja ternyata akan serumit ini. Dia benar-benar takut kalau saat ini ia hanya menjadikan Lino sebagai pelarian saja. Jika memang benar, maka dia tidak hanya mengecewakan Lino tetapi juga ibunya.

"Aku beneran kok, Kak."

"Aku harap gitu."

Kini Alice dan Lino berada di sebuah kafe bersama Sheera dan Abin setelah melihat pesta kembang api. Sayangnya, Sheera dan Abin harus pulang lebih dulu, karena sudah dapat panggilan dari orang tua Sheera.

"Kami pulang ya," izin Sheera yang masih setia menggandeng lengan Abin.

"Hati-hati." Alice tersenyum, begitu juga Lino.

Sepeninggal Sheera dan Abin suasana menjadi nggak karuan. Kafe yang begitu ramai jadi terasa sunyi. Mereka kalut dalam pikiran masing-masing. Lino sibuk memikirkan perasaan Alice, sementara Alice sibuk memikirkan perasaannya sendiri. Sebenarnya disini siapa yang salah?

"Mau pulang?" Lino membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Alice menggeleng. "Nanti aja Kak. Masih betah."

"Tapi ini udah jam 12.30, nanti mama nyariin."

"Kan tadi udah ijin, lagian perginya juga sama kakak."

Suasana mendadak hening kembali. Entah apa yang ada dipikiran Alice hingga ia betah dalam keadaan seperti itu. Sesekali ia melirik Lino yang terus memandang ke arah luar kafe, padahal nggak ada yang menarik sama sekali. Apa Lino nggak bosen?

"Kak."

Yang dipanggil menoleh. "Kenapa?"

"Soal tadi be---"

"Nggak usah dipikirin, aku berusaha buat nggak raguin kamu lagi kok," potong Lino seolah tau arah pembicaraan.

Alice tersenyum. "Makasih Kak, padahal aku sungguh-sungguh. Masalah kak Han, aku udah lupain dia kok."

"Makasih juga karena udah mau sama aku."

Alice terkekeh. "Ngomongnya kenapa seolah nggak laku gitu sih?"

"Bukan gitu, aku 'kan sakit. Mana ada yang mau sama aku."

"Nggak ada sangkut pautnya. Masalah perasaan itu nggak tergantung kondisi mental atau fisik seseorang, tapi masalah hati Kak."

"Tapi tetep aja."

"Ck, kalau Kirana mungkin karena emang tabiat dia gitu. Lagian apa kakak yakin dia bener-bener cinta sama kakak waktu itu?"

"Kenapa bawa-bawa Kirana?"

"Sebagai contoh, aku tau kok kakak sebenarnya ada sedikit trauma 'kan? Udah nggak usah dipikirin ya. Nggak semua orang sama dalam bertindak dan satu lagi ... i'm not Kirana!"

"Iya, aku paham."

"Bagus."

Pembicaraan berlanjut dengan sedikit kecanggungan. Padahal mereka sudah resmi jadi sepasang kekasih beberapa hari lalu.

Bahkan ketika pulang pun, suasana di mobil sunyi. Hanya ada suara lantunan lagu My everything yang dinyanyikan oleh NCT, selebihnya cuma suara klakson mobil.

TBC ....

462 words, lg ga enak badan;(

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

462 words, lg ga enak badan;(

Always terima krisar

Kak Lino || Lee Know✔Where stories live. Discover now